Dia Hanya Mengingatku

Lagi-lagi Berbohong



Lagi-lagi Berbohong

0Wen Qiao merentangkan tangannya, "Bagus jika kamu senang. Aku hanya merasa bosan dan mendaftar kompetisi ini hanya untuk bermain-main. Di matamu, aku sangat lemah dan seharusnya aku tidak mempengaruhi kekasihmu untuk menjadi pemenang, karena kamu mengira aku sebagai saingan beratmu."     

Su Ying berkata dengan santai, "Kamu terlalu banyak berpikir, dan saat ini kamu masih mau bersaing, padahal kamu bahkan tidak memenuhi syarat untuk mengikuti kompetisi. Menurutmu kompetisi online ini hanya sekedar main-main?"     

Wen Qiao memainkan telinganya dan melihat arlojinya lagi, "Konfirmasi harus diselesaikan sebelum pukul empat, dan masih ada sisa waktu sepuluh menit. Saranku, saat ini cepatlah pergi untuk konfirmasi kehadiran kalian, jangan sampai kamu tidak dapat berpartisipasi dalam kompetisi dan tidak bisa menjadi juara."     

Su Ying menarik Yao Heng dan bergegas pergi menuju meja panitia.     

Di mana-mana ada mahasiswa dari Universitas Fukai, dan mereka semua mengenal seorang Yao Heng.     

Seseorang bertanya dengan santai, "Siapa dia?"     

Su Ying menghela napas pelan, "Mahasiswa dari Universitas Pusat Musik."     

Semua orang tertawa, "Hah? Mahasiswa Universitas Pusat Musik ikut berpartisipasi dalam kompetisi ini? Bukankah ini adalah suatu penghinaan."     

Seseorang lagi berkata, "Sudahlah, biarkan saja. Dia gadis yang cukup cantik, jangan mengatakan hal yang buruk. Kita fokuskan diri kita ke kompetisi ini saja."     

Wen Qiao mendengar suara tertawaan dan hinaan dari belakangnya, tetapi dia mengabaikannya lalu keluar.     

Dong Yao berlari ke pintu asrama, "Aku menemukan beberapa petunjuk."     

Wen Qiao penasaran dan berjalan ke teras bunga bersamanya, "Petunjuk apa?"     

"Apakah kamu tahu bahwa ada sebuah pasar bawah tanah di pusat Kota Haicheng?"     

Wen Qiao berkata, "Aku tidak tahu."     

Bagaimana dia bisa tahu hal seperti itu.     

"Disana ada berbagai macam bisnis. Kakekku punya teman lama di sana. Aku baru-baru ini pergi ke pasar karena ada barang yang mau dijual dan bertemu dengannya. Dia pernah mendengar tentang kasus kesehatan dengan gejala yang mirip denganmu. Apakah kamu ingin pergi kesana untuk menemui dan bertanya kepadanya bersamaku?     

Wen Qiao, "Baiklah aku ikut denganmu."     

"Kalau begitu ayo pergi sekarang."     

Wen Qiao bertanya, "Apakah tidak terlalu mendadak?"     

"Apakah kamu masih mau melakukan persiapan?"     

"Sepertinya tidak."     

Ketika Wen Qiao masuk ke mobil Dong Yao, Fu Nanli kebetulan meneleponnya.     

"Ada apa?" Tanya Wen Qiao.     

"Apakah kamu sedang di sekolah? Aku akan menjemputmu untuk makan malam."     

"Aku sedang tidak di sekolah, aku punya sesuatu untuk dilakukan, dan aku tidak punya waktu hari ini."     

"Apakah ada suatu masalah?"     

Wen Qiao menggaruk kepalanya dengan malu, "Aku…aku punya janji dengan Lu Youyou dan teman-temanku yang lain karena ada suatu urusan, ini urusan wanita, jadi aku tidak…aku tidak bisa memberitahumu masalahnya apa."     

Wen Qiao, yang sedang menundukkan kepalanya dan berbicara di telepon, tidak memperhatikan Fu Nanli yang ada di dalam mobil yang lewat berpapasan dengannya.     

Fu Nanli mengangkat alisnya sedikit dan berbalik untuk melihat mobil SUV Mercedes-Benz.     

Pembohong kecil itu lagi-lagi berbohong.     

Tampaknya pria yang menyetir mobil itu adalah anggota dari klubnya, Fu Nanli menekan alisnya dan berkata kepada Pak Hu, "Tidak perlu pergi ke sekolahnya."     

"Kenapa, Tuan Muda?"     

"Aku baru saja melihatnya di dalam mobil Mercedes-Benz yang baru saja lewat."     

Pak Hu dengan hati-hati bertanya, "Apakah Anda ingin mengikuti mobil itu?"     

Tuan Mudanya meliriknya dengan tatapan dingin, dan Pak Hu dengan cepat berkata, "Maafkan kelancangan saya, Tuan."     

"Kembali ke apartemenku saja."     

Mobil Mercedes-Benz melaju cepat di sepanjang jalan dan berhenti di depan salah satu pintu sebuah toko barang antik.     

Pintunya tidak begitu besar, dan dingin, tidak terlihat ada tamu, bahkan satu orang pun tidak ada yang datang.     

"Bukankah kamu bilang tujuan kita adalah sebuah pasar bawah tanah? Ini berbeda dari yang kubayangkan."     

Dong Yao memadamkan api rokoknya, lalu turun dari mobil. Dia mengajaknya ke pintu masuk toko barang antik, mendorong pintu, dan lonceng angin di teras mengeluarkan suara nyaring. Terlihat seorang lelaki tua beruban memakai kacamata, duduk di belakang sebuah meja sambil memegang buku dengan kepala menunduk. Dia sedang membaca sebuah buku.     

Mendengar suara lonceng, dia menengadahkan kepala dan berkata, "Tuan Muda sudah datang."     

Dong Yao berkata dengan ringan, "Paman Yi, aku mengajak gadis ini kemari untuk berdiskusi tentang masalah yang sedang dihadapinya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.