Dia Hanya Mengingatku

Wen Qiao Tidak Dapat Dihubungi



Wen Qiao Tidak Dapat Dihubungi

0Wen Qiao menatap ke arah Dong Yao, dan raut wajah Dong Yao seolah-olah mengatakan, Aku belum pernah mendengar cerita seperti ini sebelum dia bertemu dengan Kakek Lin.     

Dalam waktu beberapa menit harapan Wen Qiao menjadi pupus.     

Melihat gadis kecil itu tampak putus asa, Kakek Lin menepuk pundaknya dengan cepat, "Jangan sedih. Itu adalah cerita pada zaman kuno. Sekarang kita hidup di masa modern dengan teknologi medis yang jauh lebih maju. Manusia saja sudah ada yang bisa pergi ke bulan, apakah masih ada suatu masalah yang sulit untuk diselesaikan? Bukankah seperti itu?"     

Wen Qiao tidak menjawab dan tidak ada sepatah katapun keluar darinya, perasaannya saat ini masih campur aduk.     

Kakek Lin berkata lagi, "Saya nanti akan pulang dan membaca lagi sejarah yang ditinggalkan oleh nenek moyang saya itu. Saya ingin melihat apakah selir itu telah berusaha keras untuk menyembuhkan penyakitnya. Nona, jangan berkecil hati."     

Wen Qiao tentu saja tidak menaruh harapan lebih, selir itu pasti hanya berusaha untuk tetap berada di sisi sang Kaisar dan menjadi selir favorit, tetapi dia tidak mencoba menyembuhkan penyakit anehnya itu sendiri.     

Kakek Lin juga sudah berbaik hati untuk menghiburnya, Wen Qiao tetap menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kakek Lin.     

"Sudahlah, jangan sedih lagi, kakek masih ada urusan lain, kalian berdua mengobrol saja dulu."     

Wen Qiao duduk linglung di tepi teras bunga. Dong Yao menggaruk bagian belakang kepalanya. Dong Yao merasa seharusnya dia bertanya dulu sebelumnya, kebenarannya ini sungguh mengejutkan orang.     

 "Kakek ini benar-benar..." Ujar Dong Yao.     

Wen Qiao menghela nafas panjang dan berkata, "Sudahlah, paling tidak, ternyata pernah ada orang di dunia ini yang memiliki penyakit serupa denganku sehingga aku tidak merasa aneh sendiri."     

"Masih ada harapan, jangan berkecil hati. Selain itu, situasimu saat ini dengan Fu Nanli berbeda dengan situasi selir dan kaisar. Walaupun misalnya kamu bermasalah dengan Fu Nanli, kamu masih bisa menjangkaunya serta menemuinya. Suatu saat kamu bisa beritahukan kondisimu yang sebenarnya kepada Fu Nanli, dia tidak mungkin hanya tinggal diam. Saat ini sebaiknya jangan jauh-jauh dari Fu Nanli, selain itu, jangan sampai dia mengetahui kebenaran ini untuk sementara waktu."     

"Sudahlah. Ayo kita pulang."     

Wen Qiao dan Dong Yao berjalan berdampingan ke pintu keluar. Seorang pria muda bermantel kulit unta berdiri di depan toko yang menjual peralatan kopi antik. Dia mengangkat alisnya dan berkata kepada orang-orang yang berada di sekitarnya, "Wow, gadis itu cantik sekali…"     

"Iya, dia cantik sekali."     

"Kedua matanya indah sekali, aku sepertinya pernah bertemu dengan orang yang memiliki mata yang indah mirip seperti gadis itu, tetapi orang itu adalah seorang pria."     

"Apa tidak aneh seorang pria memiliki sepasang mata yang indah?"     

"Tidak. Justru sebaliknya, pria itu sangat tampan."     

Jarak mereka dengan Wen Qiao dan Dong Yao cukup jauh, sehingga Wen Qiao tidak bisa mendengar pembicaraan mereka, dan pergi meninggalkan pasar bawah tanah ini.     

Sudah kesepuluh kalinya, Fu Nanli berusaha menghubungi Wen Qiao, tetapi yang dia dengar hanya kalimat yang sama terus-menerus, "Nomor yang anda hubungi tidak dapat dihubungi, silahkan mencoba lagi dalam beberapa saat."     

Fu Nanli tampak sedikit murung, dia menatap layar ponsel, dan mendengus.     

Setelah kembali dari pasar bawah tanah, Wen Qiao pergi ke apartemen Fu Nanli..     

Dia merasa bersalah karena sudah membohongi Fu Nanli, sehingga dia ingin menebusnya.     

Fu Nanli duduk di sofa sambil menonton TV yang menayangkan saluran dokumenter tentang berbagai penemuan di era mesin uap. Meskipun matanya sedang tertuju pada TV, dia menyadari bahwa pikirannya berkeliaran entah kemana.     

Suara seseorang sedang menekan password pintu terdengar dari luar pintu, dan kesadarannya pun akhirnya kembali.     

Wen Qiao menutup pintu. Saat berbalik badan, dilihatnya Fu Nanli sedang duduk di sofa sambil menonton TV. Gadis itu lalu mengganti sepatunya dengan sandal rumah lalu mendekati Fu Nanli.     

"Kamu pergi kemana? Dari tadi aku mencoba menghubungimu, tapi kamu tidak mengangkatnya." Fu Nanli mengulurkan tangannya. Wen Qiao meraih tangan pria itu dan dia ditarik ke dalam pelukannya.     

"Aku pergi ke tempat yang sinyalnya jelek."     

Fu Nanli membelai rambut Wen Qiao, "Kamu pergi bersama Lu Youyou?"     

Wen Qiao menjawab, "Iya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.