Dia Hanya Mengingatku

Xiap Mo Menang Undian



Xiap Mo Menang Undian

0Wen Qiao memandangi sekeliling rumah sambil bertanya kepada Chen Jun, "Berapa harga rumah ini?"     

Chen Jun menjawab seadanya, "Enam juta lima ratus yuan. Nona, berapakah usia Anda? Apakah bank bersedia meminjamkan Anda sejumlah uang?"     

Tidak ada pekerjaan, tidak ada kemampuan untuk membayar, tidak ada dana simpanan, dan bank tidak akan meminjamkan uang. Sebenarnya apa yang sedang dia lakukan? Mau saja berlama-lama bermain dengan kedua anak ini.     

Ekspresi Wen Qiao menjadi serius, harga enam juta lima ratus yuan terlalu mahal.     

Sebenarnya dia masih memiliki uang tabungan jutaan yuan pemberian dari Fu Nanli, tetapi dia tidak mau menggunakan uang itu.     

Uang dari gaji yang dia dapatkan, ditambah lagi dengan sejumlah uang yang diberikan oleh Wen Jianmin, totalnya hanya sejumlah empat juta yuan.     

Uangnya yang dia miliki saat ini masih tidak cukup untuk membeli rumah ini.     

Wen Qiao mencoba bernegosiasi, "Apakah boleh kurang harganya? Saya akan membelinya dengan uang tunai."     

Chen Jun terlihat kesal, nona ini masih muda tetapi berani sekali mengatakan akan membeli rumah ini secara tunai.     

Untung saja wajah gadis ini cantik, sehingga dia masih bisa menahan emosinya, "Nona, ajaklah orang tuamu kemari kalau memang kalian ingin membeli sebuah rumah. Kakak tidak punya waktu untuk meladeni kalian, karena pekerjaan kakak masih banyak dan harus banting tulang demi mendapatkan sesuap nasi."     

Wen Qiao mengambil ponselnya, lalu membuka rekening tabungannya, dan menunjukkannya kepada Chen Jun, "Ini tabunganku, aku bisa membeli rumah kan?"     

Chen Jun melihat jumlah tabungan yang dimiliki oleh gadis ini sebanyak empat juta yuan.     

Chen Jun melotot, ternyata gadis ini adalah anak orang kaya, dia memiliki uang saku jutaan yuan di tabungannya.     

Perkataannya ada benarnya, karena dia mendapatkan uang saku dari Fu Nanli, tabungannya itu bermula dari sejumlah uang yang diberikan kepadanya senilai satu juta yuan.     

Setelah mengetahui jumlah saldo tabungan Wen Qiao, sikap Chen Jun langsung berbalik seratus delapan puluh derajat.     

"Saat ini saya hanya memiliki uang empat juta, dan bisa mencari pinjaman senilai satu juta. Saya akan membeli dengan uang tunai, jadi pemilik tanah bisa langsung memiliki uang tunai dan menyimpannya di bank dengan mendapatkan keuntungan dari bunga. Pemilik tanah pasti memahami hal ini, dan pasti mau menurunkan harga jualnya."     

Chen Jun menjawab, "Baiklah, saya akan menegosiasikan ini ke pemilik tanah."     

Jika transaksi ini selesai, dia bisa menghasilkan banyak uang dari komisi yang nilainya 5% dari harga rumah dan dia bisa mencapai omset untuk tahun ini.     

Gadis ini adalah pembeli terhormatnya!     

Dalam perjalanan pulang, ekspresi Wen Qiao masih serius, "Xiao Mo, kakak memperkirakan pemilik tanah itu bersedia mengurangi harga rumahnya paling banyak enam juta yuan, sedangkan kakak hanya punya uang empat juta yuan. Kita harus bagaimana untuk mendapatkan kekurangannya?"     

Wen Mo juga bingung, dia mengetik, Kita pasti akan menemukan jalan keluarnya.     

Apapun kondisinya Wen Mo ingin mewujudkan keinginan kakaknya itu.     

Pada malam harinya, Wen Qiao melihat Xiao Mo sedang serius menonton sebuah saluran TV tentang bermain undian, wajahnya sangat serius, Wen Mo terus menontonnya hingga pukul dua belas malam.     

Keesokan harinya, Chen Jun menghubunginya, dia mengatakan pemilik tanah mau mengurangi harga tiga ratus ribu yuan, harga bangunan itu menjadi enam juta dua ratus ribu yuan.     

Wen Qiao menolaknya, dan menawar lagi harganya menjadi lima juta lima ratus ribu yuan.     

Chen Jun tersentak mendengar penawaran Wen Qiao, "Nona, jangan terlalu kejam seperti itu dengan menawar penurunan harga sampai satu juta yuan."     

"Tolong bantu saya untuk menegosiasikan kepada pemilik tanah."     

Wen Mo terus menonton permainan undian di TV sambil makan.     

Besok lusanya, Wen Mo membawa masuk sebuah kantong berukuran besar ke dalam kamarnya.     

Wen Qiao juga tidak memperhatikan apa yang dilakukan adiknya itu, saat tengah malam, terdengar suara ketukan pintu. Dia membuka pintu, dial meihat Wen Mo membawa sebuah kertas cek uang. Dia menatap kakaknya, dan segera mengetik sebuah pesan di ponselnya, Kak, aku memenangkan undian senilai tiga juta yuan.     

Wen Qiao kaget, "Apa??"     

Wen Qiao menarik adiknya ke dalam kamar, lalu Wen Mo mengetik dengan cepat, Aku mempelajari cara memainkan undian agar bisa menang. Kemudian aku membeli lima ribu lembar undian seharga sepuluh ribu yuan. Aku berhasil memenangkan jackpot uang senilai tiga juta yuan saat menggosok undian ke dua ribu, dari hadiah uang tiga juta yuan itu, kita mendapat dua juta yuan setelah dipotong pajak. Uang ini bisa untuk menutupi kekurangan harga rumah yang ingin kakak beli itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.