Dia Hanya Mengingatku

Tidak Menganggap Enteng



Tidak Menganggap Enteng

0Meskipun Kakak Dong tidak terlihat seperti orang yang dapat dipercaya, tetapi entah kenapa Wen Qiao dapat mempercayainya.     

Kakak Dong melihat Wen Qiao sambil tersenyum, "Aku pandai dalam menilai orang. Aku lihat mereka berempat adalah pemain yang memiliki potensi untuk bisa memenangkan pertandingan internasional."     

Wen Qiao berkata, "Iya, aku juga percaya pada kemampuan mereka."     

Fu Nanli mengosongkan waktu pergi ke penjara untuk mengunjungi Fu Jiang.     

Penjara berada di pinggiran kota. Mobil telah diparkir di pintu penjara, setelah menyusuri pintu masuk penjara, dia masuk ruang berkunjung, di ruangan itu dia melihat Fu Jiang sedang duduk dengan kondisi tangan yang terborgol.     

Saat Fu Jiang bertemu dengan Fu Nanli, masih ada sisa-sisa rasa kesal di dalam hati Fu Jiang, tetapi dia tidak berani mengungkapkan perasaannya itu.     

Ketakutannya terhadap kakak sepupunya masih membekas di hatinya.     

Jika Fu Jiang tidak berubah dan tidak merasakan penyesalan, maka hidupnya di dalam penjara juga tidak bisa berjalan dengan baik.     

"Kak." Kata Fu Jiang.     

Fu Nanli tidak menanggapinya, Fu Jiang buru-buru mengoreksi perkataannya, "Tuan...Tuan Muda, aku bersalah."     

Fu Nanli duduk dan menatapnya dengan dingin, "Pada waktu yang lalu, kamu sudah menjalani proses hukum dan ditahan. Sebenarnya, aku merasa tidak nyaman jika harus bertemu denganmu, tetapi ada yang ingin kutanyakan kepadamu."     

"Katakan saja."     

"Waktu aku terjebak di Pulau Nanbin. Menara sinyal dan kapal di pulau itu semuanya hancur, apakah kamu yang melakukan perbuatan itu?"     

Masalah sudah seperti ini, Fu Jiang juga masuk penjara, dia sudah tidak perlu menutupi perbuatannya, "Iya, aku yang melakukannya."     

Sinar matahari menembus sedikit ke dalam ruangan. Fu Jiang merasa ketakutan ketika dia melihat bayang-bayang raut wajah Fu Nanli, dia berkata, "Maafkan aku, Kak."     

"Kenapa waktu itu kamu menjebakku di Pulau Nanbin?"     

"Karena aku sedang mengalami krisis pada saat itu, uang sudah habis. Awalnya aku ingin meminta bantuan kepada kakekmu, tetapi waktu itu aku telah menyakiti Xiao Wen sebelumnya, jadi aku takut kamu tidak bersedia membantu. Tuan Muda, jadi…."     

Fu Nanli sudah bisa menebak sesuai dengan pengakuan Fu Jiang.     

"Bagaimana kamu bisa tahu jika aku sedang berada di Pulau Nanbin?"     

"Aku menyuruh sopirku Lu Dong untuk mencari tahu."     

Fu Nanli mengerutkan kening, "Dari mana dia tahu?"     

Saat itu, dia hanya membawa tiga pengawal pribadi, yang masing-masing sudah bertahun-tahun bersama keluarganya dan setia.     

Selain mereka, hanya Wen Qiao dan penduduk pulau yang mengetahui keberadaannya.     

Wen Qiao tidak mungkin membongkar keberadaannya kepada orang lain.     

"Salah satu warga pulau yang telah memberitahu kami, dan dia memberikan fotomu kepada Lu Dong."     

"Siapa dia? Aku minta kontaknya."     

"Ada, ponsel Lu Dong sedang disimpan oleh Jaksa Li Youli dari lembaga kejaksaan. Kamu dapat memeriksanya dan melihatnya."     

Fu Nanli mengangguk, "Baiklah."     

Fu Jiang berkata lagi, "Kak, di dalam penjara aku sudah banyak merenung, aku tahu ini kesalahanku, kita adalah sepupu, dan di dalam tubuh kita mengalir darah yang sama. Tidak seharusnya aku menyakitimu."     

Fu Nanli berdiri, "Baguslah kalau kamu sudah sadar diri. Banyaklah merenung disini."     

Setelah selesai berbicara, Fu Nanli kemudian keluar dari ruangan.     

Fu Jiang orang yang tidak semudah itu merasa jera, jika Fu Nanli memaafkannya dengan mudah, dia pasti akan mengulangi kesalahan yang sama lagi.     

Biarlah dia tetap mendekam di dalam penjara dan menanggung perbuatannya.     

Fu Nanli meminta Fu Chuan untuk memeriksa ponsel pribadi Lu Dong. Setelah memeriksanya, penduduk pulau yang memberitahukan keberadaan Fu Nanli itu sudah meninggalkan Pulau Nanbin, tetapi dia tidak memiliki jejak masuk dan keluar, seolah-olah dia menghilang begitu saja.     

Fu Nanli mengernyit setelah melihat data yang diperoleh oleh Fu Chuan.     

Apakah dia berpikir berlebihan?     

Dia tidak ingin rahasia dari Wen Qiao diketahui siapapun. Dia tidak ingin rahasia itu akan dimanfaatkan oleh orang lain untuk mengancam hidup gadis itu, dia tidak berani menganggapnya enteng.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.