Dia Hanya Mengingatku

Fu Nanli, Si Pelobi Hebat



Fu Nanli, Si Pelobi Hebat

0Su Yun masih tidak bisa memahami, "Mama tidak melarang jika Wen Chi ingin bermain game, tetapi tunggulah sampai dia selesai ujian masuk perguruan tinggi. Jika dia sudah lulus ujian masuk perguruan tinggi, mama akan biarkan dia melakukan apapun hal yang dia suka. Memangnya bermain game akan bisa bertahan selamanya? Bagaimana kalau dia sudah tidak mau bermain game lagi, dan dia belum mengikuti ujian, akan seperti apa masa depannya nanti?"     

Wen Qiao berkata dengan sabar, "Wen Chi sudah berjanji padaku, kegiatan bermain gamenya ini tidak akan mengganggu sekolahnya, dia juga berjanji akan belajar dengan tekun. Kalau dia bisa bermain di level yang tinggi, ke depannya dia bisa menjadi pemain game profesional. Setelah dia nanti pensiun, dia juga bisa menjadi pelatih dan juga bisa menjadi pembawa acara di suatu platform siaran langsung. Terlebih lagi, dia juga bisa mendirikan klubnya sendiri nanti jika dia mau. Ma, Wen Chi adalah pemain berbakat yang langka di dunia game."     

Setelah jeda beberapa lama, dia berkata lagi, "Apalagi, mama mengatakan agar Wen Chi bermain game setelah kuliah. Untuk ukuran seorang pemain game, jika dia baru bergabung dengan sebuah klub setelah kuliah, itu sudah terlalu tua."     

Su Yun sedikit terkejut, "Apakah dia sudah terlalu tua dengan usianya yang masih sembilan belas atau dua puluh tahun?"     

"Iya, pemain muda biasanya memulai latihannya dari usia lima belas hingga enam belas tahun."     

Su Yun mengerutkan kening, "Mama tetap menganggap kuliah adalah pilihan yang lebih baik, lalu setelah lulus akan bekerja di sebuah perusahaan dan memiliki kehidupan yang stabil. Mama akan pergi masak dulu."     

Semua orang tua pasti memiliki pemikiran seperti ibunya. Wen Qiao paham, tidak gampang untuk membujuk ibunya dalam waktu singkat.     

Begitu Su Yun pergi, Wen Chi memegangi kepalanya dan menggerutu, "Sudah generasi tahun berapa ini? Kenapa masih saja berpikiran kolot."     

Wen Qiao mengetuk kepala Wen Chi, "Itu adalah kekhawatiran mama terhadapmu."     

"Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?"     

Wen Qiao mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan ke Fu Nanli, "Ada masalah mendesak, apakah kamu punya waktu untuk datang ke rumahku?"     

Makan malam sudah siap, keluarga Wen Qiao termasuk Paman Ji duduk mengelilingi meja. Ji Mingyuan ada di sisi anak-anak, tetapi dia tidak bisa mengungkapkan posisinya, jadi dia hanya bisa mengucapkan beberapa kata dengan hati-hati. Lagi pula, dia takut jika Su Yun akan marah.     

Fu Nanli datang bergabung dengan mereka dan duduk di samping meja bersama, suasana makan malam itu tampak semakin ramai.     

Dalam perjalanan ke sini, Wen Qiao mengiriminya pesan yang intinya menginginkan Fu Nanli menjadi pelobi untuk membujuk ibunya agar menyetujui adiknya bergabung dengan Klub.     

Tuan Muda Fu pasrah, apakah dia adalah orang yang fasih berbicara? Apakah gadis kecil ini tidak salah sudah menunjuknya?     

Dia selalu berada di Dongchuan atau Zhonghuan, dia hanya perlu memberi perintah, dan kemudian yang lain akan mengikuti perintahnya, tetapi saat ini yang dia hadapi adalah ibu dari kekasihnya, dia tidak mungkin memakai cara yang sama dengan di lingkungan kerjanya.     

Gadis itu memberinya sebuah kesulitan.     

Setelah Fu Nanli datang, pria itu hanya diam dan makan bersama mereka.     

Wen Qiao sedikit cemas, dan meremas tangannya di bawah meja.     

Mengapa pria ini langsung makan begitu dia datang? Apakah dia lupa pada tujuan dia datang kemari?     

Melihat Wen Qiao tidak sabar, Fu Nanli akhirnya membuka topik pembicaraan, "Tentang masalah masuknya Wen Chi ke klub."     

Seketika telinga semua orang seperti sedang ditusuk.     

"Sekarang dunia game online sudah sangat terkenal. Bermula di dalam negeri lalu terus berkembang ke Korea Selatan dan negara-negara di benua Eropa dan Amerika, ada banyak anak-anak berbakat. Dalam beberapa tahun terakhir, hampir semua anak-anak itu berpartisipasi dalam berbagai kompetisi. Saya menyaksikan para pemain dari negara lain berdiri di sebuah kejuaraan dan menerima penghargaan bergengsi di atas panggung."     

Fu Nanli diundang Wen Qiao menjadi pelobi, sebelum datang, dia terlebih dulu mencari banyak informasi karena dia bukanlah tipe orang yang bertempur tanpa sebuah persiapan.     

Dia membuka beberapa gambar di ponselnya dan menyerahkannya kepada Su Yun, "Lihatlah mereka, ini adalah ekspresi wajah kontestan dari Tiongkok saat melihat pemenang kejuaraan menerima penghargaan."     

Tatapan orang yang ada di dalam foto itu terlihat kesepian dan begitu haus akan sesuatu.     

Yang lain berdiri di podium dengan bangga sambil memegang sebuah piala, mereka mendapat bunga dan tepuk tangan yang datang dari segala arah, tetapi mereka hanya bisa berdiri di pojokan, di mana tidak ada yang memperhatikan, mereka menonton dengan rasa haus akan kemenangan.     

Tatapan mereka sungguh menyayat hati,      

Foto itu seketika menyentuh hati Su Yun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.