Dia Hanya Mengingatku

Pelindung Kakak



Pelindung Kakak

0Wen Qiao memandangi kakak beradik itu sambil tersenyum, "Kelihatan sekali jika Zhong Hui dan Wen Jianmin tidak mendidik kalian dalam bersikap sopan santun dan membiarkan adikmu berperilaku jahat di usianya yang masih sangat muda. Biarkan aku sekalian mendidiknya, toh aku juga sudah memukulnya barusan. Dia barusan belajar bahwa dia akan mendapat pukulan jika dia tidak bisa menjaga mulutnya."     

Xu Lu berkata dengan kesal, "Dia masih kecil, apa perlu kamu sampai memperlakukannya seperti ini?"     

Wen Qiao tersenyum sinis, "Sepertinya kamu lupa jika Wen Xuan sudah berusia dua belas tahun, dia bukan anak kecil lagi. Kalau kamu bersikeras mengatakan bahwa dia masih kecil, aku bisa menyimpulkan maksud dari perkataanmu adalah yang patut disalahkan dalam hal ini yaitu orang dewasa, dan itu artinya yang harusnya aku pukul adalah kamu, bukankah begitu?"     

Xu Lu semakin marah, "Wen Qiao, kamu gadis bedebah!"     

Wen Mo berdiri di depan Wen Qiao, dan menatap Wen Xuan sambil berkata, "Minta Maaf sekarang juga."     

Sekarang dia sudah bisa berbicara, jadi dia akan berdiri di depan kakak perempuannya dan menjadi pelindung kakaknya tanpa ada sedikitpun rasa ragu.     

Ketika Wen Xuan mempermalukan Wen Mo, Xu Lu hanya diam dan menonton, ketika Wen Xuan berbuat salah, Xu Lu tetap memanjakan adiknya meskipun adiknya melakukan kesalahan. Wen Mo membenci kakak beradik itu.     

Mereka berpikir jika Wen Mo adalah anak yang paling lembut dan juga lemah, sehingga bukan suatu hal yang bisa membuat mereka kesulitan dan bisa mereka lawan.     

Tapi mereka tidak menyangka bahwa Wen Mo yang hatinya lemah lembut, gila dan bisu ini bisa memberanikan diri untuk melakukan pembelaan.     

Xu Lu masih belum bisa mencerna situasi yang terjadi saat ini     

Dada Wen Xuan naik-turun dengan cepat karena marah dan nafasnya pendek, "Minta maaf? Jangan mimpi kamu! Kakakmu yang sudah memukulku, dan kamu ingin aku yang meminta maaf? Kalian orang yang tidak tahu diuntung, pantas saja jika ayah mengusir kalian dari rumah."     

Xu Lu segera menutup mulut adiknya.     

Tidak ada gunanya melawan kakak beradik itu, terlebih lagi Wen Qiao, yang tidak takut melawan siapapun.     

Dia juga takut Paman Wen akan datang menemuinya kalau sampai kejadian ini sampai terdengar olehnya, dia pasti akan menegurnya karena tidak bisa mendisiplinkan adiknya dengan baik.     

Dia berbisik, "Xuanxuan, minta maaf saja kepada mereka."     

Wen Xuan menanggapi saran kakaknya dengan kemarahan, "Kakak, kenapa harus aku? Kenapa?"     

Wen Qiao berkata dengan dingin, "Berdasarkan fitnah yang kamu lontarkan kepada adikku, tidak masalah jika kamu tidak mau minta maaf, kalian tinggal tunggu saja surat tuntutan dari kami. Ayahmu sudah memiliki pengalaman dalam menerima sebuah surat tuntutan, wali yang akan bertanggung jawab dalam masalah ini."     

Xu Lu berkata dengan cemas, "Xuanxuan, cepat minta maaf. Kalau tidak, Paman Wen akan marah."     

Wen Xuan tidak takut kepada apapun kecuali ayahnya, dia menatap Wen Qiao dan Wen Mo dan enggan menyampaikan permintaan maaf. Setelah itu, Xu Lu menarik adiknya pergi menjauh.     

Wen Qiao berbalik dan membelai kepala Wen Mo, "Lihatlah, musuh kita ternyata tidak menakutkan sama sekali, mereka hanyalah seorang pengecut."     

Wen Mo mengangguk, "Iya."     

Wen Mo ingin perlahan-lahan menjadi pelindung bagi kakaknya kapan pun dan di manapun mereka berada.     

Xu Lu membawa Wen Xuan ke lantai dua sambil melihat ke bawah. Dia bisa melihat Wen Qiao dan adiknya sedang mengobrol sambil bergurau dan tertawa. Xu Lu berpegangan pada pagar balkon lantai dua dengan perasaan kesal.     

Tiba-tiba Xu Lu terkejut, dia mendengar suara Paman Wen.     

Ternyata saat Wen Jianmin masih berdiskusi dengan mitra bisnisnya, dia mendengar komentar orang yang mengatakan bahwa putranya sudah mengeluarkan kata-kata hinaan kepada seorang anak laki-laki jangkung yang cara bicaranya terbata-bata, dan juga kakaknya yang tidak terima dan membuat perhitungan kepada putranya.     

Wen Jianmin langsung bisa menebak jika putranya yang sudah membuat masalah itu adalah Wen Xuan.     

Kemudian ada keraguan di hatinya tentang seorang anak laki-laki jangkung yang bicaranya terbata-bata?     

Apakah dia adalah Wen Mo?     

Wen Mo sudah mulai bisa berbicara?     

Tanpa banyak berpikir, Wen Jianmin langsung menemui Wen Xuan dan Xu Lu.     

"Lulu, apa yang sebenarnya terjadi?"     

Xu Lu tampak ketakutan, dan menjawab dengan pelan, "Paman Wen…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.