Dia Hanya Mengingatku

Kamu Yang Memulai, Jangan Harap Bisa Kabur



Kamu Yang Memulai, Jangan Harap Bisa Kabur

0Wen Qiao meletakkan sup daging sapi di atas meja, dia melihat sekeliling dan tidak menemukan sosok Fu Nanli. Dia lalu melihat ke arah ponselnya yang ada di atas sofa, betapa terkejutnya dia saat melihat sebuah pesan dari Dong Yao di ponselnya. Wen Qiao merasa panik, kenapa dia sudah sembarangan menaruh ponselnya? Bagaimana jika Fu Nanli sampai membacanya?      

Namun, pesan yang dikirimkan Dong Yao itu tidak terlalu jelas penjelasannya, sehingga jika saja Fu Nanli sudah membacanya, dia tidak mungkin mengerti.     

Wen Qiao lalu menengadahkan kepalanya, barulah dia menemukan Fu Nanli yang sedang duduk di teras sambil merokok di bawah pot bunga gantung. Di tengah cahaya matahari senja yang menembus jendela, Wen Qiao bisa melihat perasaan kesepian dari Fu Nanli, seolah-olah dia baru saja mendapatkan sesuatu yang menghancurkan hatinya. Wen Qiao bergegas memasukan ponsel ke dalam sakunya dan menghampiri pria itu.     

Dia mengetuk kaca jendela, Fu Nanli berbalik ketika dia mendengar suara ketukan. Pandangan mata yang dalam dan kesepian dari kekasihnya itu membuat Wen Qiao merasa sedikit tercekik dalam cahaya senja.     

Dia tersenyum padanya, "Sudah waktunya makan malam."     

Dari lapisan kaca, suaranya terdengar lirih, tetapi dia masih bisa tersenyum natural, hingga membuat hatinya tergerak.     

Masih ada sebatang rokok yang masih panjang di tangannya, lalu rokok itu dia buang di asbak.     

Fu Nanli membuka pintu teras lalu menutupnya lagi, Wen Qiao berjalan ke arahnya sambil tersenyum, tetapi sebelum dia sempat membuka mulutnya, Fu Nanli menahannya di pintu kaca teras dan menciumnya.     

Ciumannya mendesak dan terasa sangat bergejolak.     

Pada akhirnya, dia bertanya pada Wen Qiao, "Qiao Er, apakah kamu mencintaiku?"     

Dengan kata-kata yang lugas, Fu Nanli mengajukan pertanyaan itu. Pikiran rasionalnya selama ini telah runtuh di depan Wen Qiao. Dia hanya ingin mendengar sebuah jawaban yang paling sederhana keluar dari mulut gadis itu.     

Wen Qiao tertegun sejenak. Dia tampaknya tidak perlu memikirkan pertanyaan seperti itu terlalu lama, dan dengan yakin dia menjawab, "Tentu saja aku mencintaimu, tentu saja aku mengkhawatirkanmu, tentu saja aku juga mencintaimu."     

Semua kata-kata itu spontan mengalir keluar dari mulutnya.     

Fu Nanli memeluknya erat-erat, hingga membuat Wen Qiao susah bernafas.     

Fu Nanli menatapnya dalam-dalam, diselimuti oleh cahaya senja yang redup, gadis ini tampak sangat menawan dan memiliki sepasang mata yang indah, mata itu bisa dengan mudah membuat orang terpesona.     

Jempol Fu Nanli yang kasar dengan lembut membelai bibir Wen Qiao yang merah dan sedikit bengkak karena gigitan-gigitannya. Fu Nanli menutup matanya dengan ringan, matanya seolah mengisyaratkan kelelahannya.     

Wen Qiao, kamu yang memulai semua ini lebih dulu. Kamu yang memulainya dan sekarang kamu berusaha ingin meninggalkanku. Kamu sudah masuk dalam hidupku, jangan harap kamu bisa kabur. Kamu sungguh jahat, aku akan menahanmu untuk terus disisiku.     

Wen Qiao memeluk pinggang Fu Nanli dan berkata, "Apa yang terjadi denganmu?"     

Cahaya matahari yang sedang terbenam memantul pada tanda pangkat yang ada di seragamnya dan jatuh di bawah mata Wen Qiao, pantulan cahaya itu menyebabkan dia agak silau.     

Fu Nanli menatapnya dengan lembut, dengan suara lesu, dia berkata, "Pada penerbangan kali ini aku menghadapi beberapa kali turbulensi saat penerbangan pulang, jadi aku merasa agak lelah."     

Wen Qiao merasa hatinya hancur, "Kamu makan dulu, lalu mandilah dengan air hangat, setelah itu istirahat yang cukup."     

"Malam ini menginaplah disini ya?"     

Wen Qiao seakan tersihir dengan perkataan pria ini, dia langsung mengangguk, "Baiklah. Aku akan menginap disini malam ini."     

Ketika Fu Nanli keluar dari kamar mandi, Wen Qiao berdiri di pintu kamar mandi dengan handuk yang tergantung di bahunya, lalu berkata sambil tersenyum, "Aku akan membantu menyeka dan mengeringkan rambutmu."     

Fu Nanli duduk di karpet di depan jendela. Wen Qiao mengeringkan rambut Fu Nanli dengan lembut, bahkan dia sendiri pun tidak mempercayainya.      

Selain dengan Xiao Mo, sejak kapan dia begitu lembut dan sabar dengan seorang pria?     

"Aku pernah mempelajari beberapa teknik pijat di Internet, nanti aku akan mencoba memijatmu, apa kamu mau?" Kata Wen Qiao.     

"Baiklah." Jawab Fu Nanli sambil memejamkan kedua matanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.