Dia Hanya Mengingatku

Keadaan Berbalik



Keadaan Berbalik

0Wen Jianmin menegurnya, "Xuanxuan masih kecil, kenapa kamu tidak menjaganya? Kamu justru membiarkannya mencari masalah dengan orang lain. Apakah dia yang mengganggu Wen Mo?     

Wen Xuan berkata tanpa rasa bersalah, "Aku tidak mengganggu Wen Mo, justru Wen Qiao yang sudah menggangguku, dia menampar wajahku sebanyak 2 kali, sungguh dia adalah gadis yang keji."     

"Diam!" Wen Jianmin membentak Wen Xuan, lalu dia berbalik untuk menatap Xu Lu, "Kenapa kamu membiarkan adikmu melakukannya? Sebagai seorang kakak, seharusnya kamu melarangnya. Apakah kamu tidak tahu jika aku yang malu gara-gara kejadian ini?"     

Xu Lu hanya terdiam, dia tidak tahu harus berkata apa.     

Di masa lalu, sikap intimidasi seperti ini diberikan Wen Jianmin kepada Wen Qiao, saat itu dia hanya bertindak sebagai penonton yang senang melihat penderitaan gadis itu.     

Tiba-tiba saja, keadaan kini berbalik.     

Sekarang intimidasi itu ditujukan kepadanya.     

Sedangkan Wen Qiao saat ini melipat tangannya sambil menontonnya dengan senyuman puas.     

Xu Lu merasa kesal, tetapi dia hanya bisa berkata dengan lembut, "Paman Wen, ini adalah salahku, aku berjanji lain kali akan menjaga Wen Xuan dengan lebih baik lagi. Maafkan aku."     

Xu Lu mengenal Wen Jianmin dengan baik, jika dia melakukan pembelaan diri, itu hanya akan membuat pria itu semakin marah, jadi dia hanya bisa merendahkan diri dan meminta maaf.     

Kebenciannya terhadap Wen Qiao semakin dalam saat melihat Wen Qiao tampak bahagia di atas penderitaan orang lain.     

Wen Chi mengobrol sebentar dengan Yu Zhan, dan ketika dia kembali, dia melihat kakaknya sedang menghibur Wen Mo, "Ada apa?"     

Wen Qiao menengadahkan kepalanya dan berkata, "Wen Xuan membuat masalah dan tadi aku memukulnya."     

Wen Chi menjadi marah ketika mengetahui hal itu, "Berani-beraninya anak itu mencari masalah lagi. Aku akan membuat perhitungan dengannya."     

Wen Qiao menahannya, "Sudahlah, aku sudah memberinya pelajaran tadi, kamu tidak perlu melakukannya."     

Melihat Wen Jianmin bergegas turun dari lantai dua, dengan tujuan yang jelas, dia langsung menuju ke arah Wen Qiao dan kedua adiknya.     

Wen Chi dan Wen Mo masing-masing berdiri di samping Wen Qiao. Sosok mereka bertiga terlihat paling mempesona di antara para tamu lain yang hadir.     

Seseorang terus berbisik di telinga Wen Jianmin, "Mereka anak siapa? Mereka sungguh rupawan."     

"Iya, kelihatannya mereka adalah kakak beradik, kedua anak laki-laki itu sepertinya kembar, mereka agak mirip satu sama lain."     

"Mereka sungguh anak-anak yang rupawan."     

Wen Jianmin mengepalkan tinjunya, ekspresinya seketika berubah menjadi bangga.     

Kebanggaan semacam itu membuat Wen Qiao ingin tertawa.     

Apakah kamu layak bangga? Sindir Wen Qiao dalam hati.     

Wen Jianmin berjalan ke arah mereka bertiga dengan sikap yang sangat ramah, "Qiaoqiao, apakah Tuan Fu juga ada di sini?"     

Wen Qiao menjawab dengan dingin, "Dengan hadir atau tidaknya dia disini, apa urusannya dengan Direktur Wen?"     

Wen Jianmin kesal, "Kenapa cara bicaramu selalu ketus kepadaku?"     

Wen Qiao mencibir, "Mengapa Direktur selalu lupa? Cara bicaraku memang seperti ini."     

Wen Jianmin berusaha menahan emosinya, "Aku tidak ingin berdebat denganmu. Jika kamu dan Tuan Fu sedang senggang, datanglah berkunjung ke rumah."     

Wen Qiao menjawab dingin, "Mohon maaf, aku hanya punya satu rumah, rumah itu di jalan Shuying No 219."     

Wen Jianmin menggertakkan giginya, "Kamu jangan selalu melawan, bagaimanapun juga kita ini adalah ayah dan anak, hubungan darah ini tidak bisa diputuskan."     

Wen Qiao menatapnya dengan tatapan kosong, "Tidak bisa diputuskan? Saat anakmu sedang sakit, kamu tidak berkata seperti itu, dan ketika aku datang ke rumahmu untuk meminta uang, kamu juga tidak pernah berkata seperti itu. Kenapa kamu begitu plin-plan?"     

Wen Qiao bukanlah gadis yang mau menutupi sebuah aib. Dia tidak ragu-ragu untuk mengatakan kekejaman yang sudah dilakukan oleh ayahnya di depan banyak orang.     

We Jianmin mengenal tabiat putrinya yang keras, jadi dia tidak mau berdebat lebih lama di depan banyak orang. Dia menoleh ke Wen Mo, berkata sambil menepuk bahunya, "Syukurlah Xiao Mo sekarang sudah mau berbicara. Ini adalah sebuah kabar baik."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.