Dia Hanya Mengingatku

Si Bisu



Si Bisu

0Wen Mo berdiri sendirian di sudut ruangan, setelah meminum dua teguk air dia tampak bosan dan hanya melihat orang yang sedang berlalu lalang.     

Tiba-tiba ada sebuah suara menegurnya, "Kenapa orang gila sepertimu datang ke sini?"     

Wen Mo langsung berbalik dan melihat saudara tirinya Wen Xuan berdiri di depannya dengan sombong dan memandangnya dengan tatapan jijik.     

Wen Mo mengabaikannya dan memilih untuk diam.     

Tahun ini Wen Xuan berusia dua belas tahun, dia mewarisi perawakan Zhong Hui, dia tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 1,5 meter, sehingga dia perlu menengadahkan kepala untuk melihat Wen Mo.     

"Hahaha aku lupa, kamu bukan hanya orang gila, kamu juga bisu."     

Wen Mo mengepalkan tinjunya sedikit, dan matanya sedikit muram.     

Di belakang Wen Xuan terdapat Xu Lu dan beberapa tuan muda sombong dan bodoh yang tampak sama sombongnya seperti Wen Xuan, mereka semua menertawakan Wen Mo.     

"Apakah dia adalah anak dari ayahmu yang sebelumnya?"     

Wen Xuan bukan orang hebat, dan hatinya jahat. Dia mencibir, "Betul, anak ini gila dan juga bisu."     

"Nasib ayahmu sungguh sial."     

Wen Xuan melirik ke arah Wen Mo, "Dia tidak hanya gila, tetapi juga sangat serakah, dia sudah meminta banyak uang kepada ayahku."     

"Aku tidak menyangka jika dia orang seperti itu."     

Wen Xuan berkata, "Itulah mengapa keluarga mereka pantas mengidap penyakit, pantas hidup miskin, pantas…"     

'Plak' sebuah tamparan keras mendarat di wajah Wen Xuan.     

Wen Qiao tiba-tiba datang dan emosinya sudah sampai di ubun-ubun, dia menggunakan seluruh tenaganya untuk menampar Wen Xuan hingga jatuh ke tanah.     

Wen Qiao mengabaikan teriakannya, dia hanya memandang Wen Mo dengan cemas, "Xiao Mo, apa kamu baik-baik saja?"     

Padahal Xiao Mo sudah mau bersuara, jika penyakitnya memburuk hanya karena ulah bodoh Wen Xuan, dia tidak akan bisa memaafkan adik tirinya itu.     

Melihat kekhawatiran di mata kakaknya, Wen Mo menjawab terbata-bata, "Kakak, aku…aku baik-baik saja."     

Wen Xuan akhirnya bangkit berdiri dengan bantuan dari temannya, dia tidak percaya bahwa Wen Mo benar-benar bisa berbicara lagi.     

Temannya berbisik, "Bukankah kamu bilang dia bisu?"     

"Iya, bukankah dia saat ini sedang berbicara?" Tanya temannya yang lain.     

Xu Lu memapah adiknya sambil tercengang melihat Wen Mo yang sudah dapat berbicara, dan dia juga mendengar kabar kalau Wen Chi juga sudah sembuh dari penyakitnya.     

Gangguan bipolar yang dahulu dialami oleh Wen Chi memang telah disembuhkan, tetapi masih dalam tahap akhir proses penyembuhan.      

Ketiga kakak adik Wen bersaudara akhir-akhir ini menarik perhatian keluarganya. Saat Paman Wen sudah mengetahui bahwa Wen Qiao adalah kekasih dari Tuan Muda Fu Nanli, dia tiba-tiba ingin menjalin hubungan kembali dengan keluarga Wen Qiao.     

Itu artinya, dia, ibu dan adiknya berada di posisi yang berbahaya di keluarga Wen, terutama dirinya, karena adiknya adalah putra kandung Paman Wen, sedangkan dia hanyalah anak tirinya.     

Sekarang tidak akan ada lagi yang dapat menahan Paman Wen untuk mencoba mendekat ke Keluarga Wen Qiao.     

Dalam situasi ini, yang diuntungkan adalah Wen Qiao.     

Wen Qiao tiba-tiba mengubah temperamennya, ini menyebabkan kehidupannya yang awalnya cukup tenang menjadi berubah total. Dia sebenarnya membenci perubahan ini, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.     

Wen Xuan menutupi wajahnya, dia menggertakkan giginya dan menatap Wen Qiao, "Kenapa kamu berani sekali menamparku? Kamu kira ini tempat apa? Kamu kira bisa seenaknya di sini, setelah lama hidup miskin dan sekarang bisa berada di kalangan orang kaya, apa kamu lupa asalmu dari mana?"     

Wen Qiao menghela nafas dalam, ternyata Zhong Hui mendidik anaknya menjadi anak yang kurang ajar seperti ini. Tidak terlihat sama sekali jika dia dididik dengan baik sebagai anak orang kaya.     

'Plak' sebuah tamparan mendarat lagi ke wajah Wen Xuan, dan Xu Lu yang sedang memapah Wen Xuan, tidak bisa menahan emosinya yang meluap, dan berkata, "Wen Qiao, apa yang sudah kamu lakukan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.