Dia Hanya Mengingatku

Pernah Memuji Mataku Indah



Pernah Memuji Mataku Indah

0Dong Yao berkata dengan ekspresi datar, "Apa maksudmu?"     

Lu Youyou berkata, "Kamu tadi memberiku hadiah karena menginginkan bantuan dariku, kan? Kita semua adalah satu kesatuan di klub, kamu tidak perlu meminta bantuan dengan cara yang berlebihan."     

Lu Youyou berkata lagi, "Sungguh, kita semua teman. Kapan pun kamu membutuhkan bantuanku, aku pasti akan menyelesaikannya untukmu."     

Dong Yao yang sedang memegang piring menjawab, "Aku tidak memerlukan bantuanmu."     

Lu Youyou bersandar sambil menjawab, "Kalau begitu aku tidak bisa menerima hadiah darimu, jika ternyata tidak ada yang perlu kubantu."     

Dong Yao membuang muka, mengambil sesendok daging sapi dan sesendok seledri sambil berkata, "Semula, aku membelinya untuk kakakku, tapi aku tidak sengaja membelinya dengan banyak model yang sama, jadi kuberikan kepadamu."     

Setelah selesai mengambil bahan hotpot, Dong Yao berjalan melewatinya dengan wajah yang dingin sambil membawa piring.     

Lu Youyou berteriak, "Apakah itu artinya aku sudah berhutang padamu sebuah arloji?"     

Dong Yao mengerutkan dahi.     

Lu Youyou memandang punggung Dong Yao dengan wajah cemberut.     

Wen Qiao memiliki lebih dari enam ratus ribu yuan di tangannya, dan dia membawa uang itu ke klub AF-nya.     

Pada hari Sabtu pukul sebelas siang, Wen Qiao pergi mengunjungi klubnya. Dia membuka pintu, lalu melintasi halaman, dan memasuki gedung utama, suasana di dalam ruangan itu sangat sunyi.     

Kakak Dong tidak ada di sini?     

Dia naik ke lantai tiga. Pintu kamar tidur Kakak Dong tertutup, dia lalu mengetuk pintu kamarnya, namun tidak ada sedikit pun respon dari dalam. Kemudian Wen Qiao memegang gagang pintu dan membuka pintu kamarnya.     

Tempat tidurnya sedikit menonjol. Wen Qiao mendekat dan berteriak di dekat kasur, barulah kemudian Kakak Dong menjulurkan kepalanya dari bawah selimut, "Siapa kamu?"     

Kakak Dong telah tidur begitu lama.     

Bahkan kalau ada pencuri yang berhasil mencuri harta benda di kamar ini pun, pria ini pasti masih terlelap     

"Ini saya, Wen Qiao."     

"Oh, Xiao Qiao, kamu sudah datang." Kakak Dong menggosok matanya yang masih terlihat mengantuk, dia lalu mengambil sweter lalu mengenakannya, "Ada perlu apa? Apakah kita sudah mau mulai melatih anak-anak itu?"     

"Bukan, saya kesini hanya ingin menanyakan apakah ada peralatan yang masih kurang? Saya masih ada uang untuk membelinya." Jawab Wen Qiao     

Kakak Dong merapikan rambutnya yang acak-acakan seperti sarang burung, "Masih kurang keyboard dan mouse komputer, dan buatlah juga ruangan gym, ruang menembak, atau semacamnya."     

"Kakak Dong, Anda lebih paham, tolong belikan peralatan apa saja yang dibutuhkan, saya akan mentransfer uangnya kepada Anda."     

Kakak Dong membuka tirai, dan rumah itu tiba-tiba terlihat terang "Tidak perlu terburu-buru, aku mau memesan makanan dulu."     

Wen Qiao melihat ada beberapa kaleng minuman bir di tempat sampah samping meja komputer, dia merasa jika Kakak Dong menjalani kehidupannya secara terbalik.     

"Saya akan menyewa pelayan memasak makanan dua kali sehari untuk Anda."     

Kakak Dong berkata sambil memesan makanan, "Baguslah, aku cukup suka makanan pedas, sewalah seorang bibi pelayan yang berasal dari Sichuan."     

Wen Qiao memberi isyarat setuju, "Tidak masalah. Selain itu, saya juga harus merekrut beberapa pemain baru. Kakak Dong, bantu saya untuk menyeleksi calon pemain yang akan datang itu. Sore ini, akan ada pemain yang datang untuk wawancara."     

"Baiklah."     

Tak lama kemudian pesanan makanan sudah datang, satu porsi dumpling dan bihun kacang daging sapi asam. Saat Kakak Dong sedang menyantap bihun, Wen Qiao dengan santai mengatakan, "Kakak Dong, terakhir kali Anda mengatakan bahwa mata saya indah."     

Kakak Dong tanpa sadar menyesap bihun lebih banyak, dan berkata dengan puas, "Rasa bihun ini benar-benar lezat. Oh iya, aku pernah memujimu jika matamu indah."     

Wen Qiao dengan ragu-ragu berkata, "Baiklah, lalu kenapa Anda mengatakan itu? Di mana Anda pernah melihat mata yang mirip dengan saya?"     

Kakak Dong mengangkat kepalanya, "Hah? Tidak, aku hanya sekedar memujimu bahwa memang kamu memiliki sepasang mata yang indah. Kenapa memangnya?"     

Wen Qiao merasa hilang pengharapan, Betul, mana ada kebetulan seperti ini?     

"Tidak, saya hanya sekedar bertanya kepada Anda saja." Jawab Wen Qiao.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.