Dia Hanya Mengingatku

Sekelompok Pengganggu



Sekelompok Pengganggu

0Fu Nanli melirik para tamunya yang sedang berada di luar, seluruh kru datang dan dia menghela nafas, "Toh kalian semua sudah datang, masuklah."     

Xu Shen dengan hati-hati memimpin beberapa orang masuk, "Kapten, apakah perlu mengganti sandal?"     

"Tidak perlu, masuklah langsung saja."     

Beberapa orang memasuki ruang tamu dan melihat Wen Qiao dengan wajah memerah dan rambut sedikit acak-acakan, mereka baru menyadari bahwa mereka sedang mengganggu sepasang kekasih ini.     

Apakah kapten marah?     

"Atau begini saja, kita makan-makannya lain hari saja. Kami tidak ingin mengganggu kalian."     

"Kalian sudah datang, buat apa ingin pergi lagi?" Suara Tuan Fu terdengar kesal.     

Xu Shen seketika berkeringat dingin.     

Wen Qiao menarik tangan Fu Nanli, memberi isyarat kepada pria itu agar jangan bersikap dingin. Bagaimanapun juga mereka adalah rekan kerja yang selalu menemaninya selama penerbangan, kenapa dia bersikap kejam kepada mereka?     

Xu Shen terbiasa dengan sikap dingin sang kapten dan keluarganya, dia buru-buru berkata, "Aku akan bertemu dengan pengantar makanan di lift, aku ambil makanannya ke sana dan mempersiapkan makanan di ruang makan."     

Zhao Yuan dan beberapa pramugari serta seorang pramugara juga berkata, "Ayo kita juga pergi ke sana."     

Mereka buru-buru keluar.     

Wen Qiao hendak turun dari sofa, "Aku juga pergi dengan kalian."     

Fu Nanli menahan tangannya dan langsung menjatuhkannya ke pelukannya.     

Para kru juga dengan cepat melambaikan tangan, "Tidak, tidak perlu, Xiao Wen, kamu temani kapten saja."     

Wen Qiao menoleh untuk melihat pria yang ada di sampingnya, "Jangan memarahi mereka, mereka hanya ingin berkumpul denganmu."     

Apakah Fu Nanli marah? Dia hanya tidak senang mereka datang di saat yang tidak tepat, di saat dia sedang dalam suasana romantis dengan Wen Qiao.     

Tak lama kemudian meja pun telah ditata sedemikian rupa, panci diletakkan di atas kompor, ada beberapa lauk yang diletakkan di atas meja, daging perut sapi dan kambing, berbagai bakso dan sayuran, dan masih banyak lagi. Ada juga piring berisi saus, yang membuat warna masakan terlihat cantik dan menggugah selera.     

Fu Nanli ditarik oleh Wen Qiao untuk duduk bersamanya. Setelah Fu Nanli duduk, barulah yang lain juga duduk.     

Jadi, hanya ada satu kursi yang tersisa.     

Xu Shen memandang kursi itu dan menatap Fu Nanli dengan gugup, dia berkata, "Kapten, Anda saja yang duduk disini."     

Fu Nanli mengambil sumpit dan meliriknya, "Kenapa? apakah kamu ingin duduk dengan Qiao Er?"     

Xu Shen berpegangan di meja dan tersenyum, "Saya...saya mana berani?"     

"Duduklah kalau begitu."     

Xu Shen kemudian duduk sesuai perintah.     

Kemudian dia mengambil sekaleng bir dan menatap kaptennya sambil tersenyum, "Kapten, apakah Anda mau minum?"     

Wen Qiao dengan cepat mengambil sekaleng bir dari Xu Shen, "Minum. Berikan kepadaku."     

Fu Nanli menahan tangannya, "Kamu jangan minum bir, biar aku saja yang minum bir ini."     

Xu Shen dengan cepat dan antusias membagikan bir kepada semua orang, Wen Qiao hanya bisa menonton, "Aku hanya tidak bisa minum anggur merah, tetapi aku masih bisa untuk minum bir."      

Tuan Muda Fu meliriknya, dan Wen Qiao langsung tutup mulut, "Kalau aku bilang jangan minum, maka jangan meminumnya. Kamu tidak minum pun tidak masalah kan."     

Para kru saling berbisik tentang bagaimana Kapten mereka menjaga kekasihnya yang terlihat ketat sekali.     

Xu Shen berkata dengan antusias, "Baiklah, airnya sudah mendidih, ayo kita masukan lauknya."     

Dia mengambil sumpit dan memasukkan beberapa bakso, daging, dan tahu beku ke dalam panci.     

"Daging perut sapi dan kambing ini dimasak dulu saja."     

Wen Qiao melirik kaleng bir Fu Nanli sambil cemberut.     

Fu Nanli mengambil bir itu dan menyodorkan ke mulut Wen Qiao, "Hanya boleh satu teguk."     

Wen Qiao seketika merasa bahagia. Fu Nanli memegang bagian kaleng dan menegukan bir itu ke mulut Wen Qiao.     

Semua orang bengong melihat sepasang kekasih ini.     

Tuan Muda yang sangat suka kebersihan, bahkan mau berbagi kaleng bir dengan Xiao Wen.     

Gadis ini benar-benar cinta sejatinya.     

Wen Qiao meminumnya dan berkata, "Rasanya enak."     

Xu Shen berkata, "Tidak masalah jika dia minum sedikit. Kalau dia mabuk, dia bermalam di rumah Kapten saja."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.