Dia Hanya Mengingatku

Aturan Fu Nanli



Aturan Fu Nanli

0Suara Xu Shen terdengar dari luar kamar, "Kapten, kami sudah selesai membersihkan meja dan kami juga sudah membereskan sampah untuk Anda."     

Kemudian terdengar langkah kaki yang ramai berjalan keluar dan suara pintu tertutup, sekarang suasana di luar kamar benar-benar sunyi.     

Hanya tersisa mereka berdua di sini.     

"Apakah kamu mau mandi?" Dalam cahaya kamar yang redup, suara Fu Nanli sedikit serak.     

Meskipun Wen Qiao sedikit mabuk, tapi kesadarannya masih cukup jelas. Gadis itu mengangguk.     

Fu Nanli berbalik dan pergi ke kamar mandi, lalu terdengar suara pancuran air, dan setelah beberapa saat, Fu Nanli berbalik dan berkata, "Aku sedang mengisi air, nanti kamu masuklah ke dalam."     

Wen Qiao berbaring di tempat tidurnya, dan merasa sekujur tubuhnya menjadi panas.     

Ini mungkin pengaruh dari alkohol.     

"Baiklah."     

Fu Nanli berbalik dan pergi ke lemari untuk mengambil piyamanya, dia juga menyiapkan kemeja putih sebagai baju ganti untuk gadis itu, "Nanti gantilah dengan baju ini."     

Di baju putih itu ada celana dalam.     

Wen Qiao bergumam, "Kamu tidak membelikanku piyama?"     

Ada pakaian dalam, kenapa tidak ada piyama?     

Wajah Tuan Fu tidak memerah dan terlihat tidak gugup, dia berkata dengan santai, "Aku lupa membeli, lain kali aku akan membelinya, ya?"     

"Baiklah."     

Air di bak mandi sudah terisi dan hampir penuh. waktu Fu Nanli membawanya masuk, hawa panas di kamar mandi menyengat, Wen Qiao duduk di tepi bak mandi dan menatap orang yang berdiri di depannya, "Kamu...kamu bisa keluar sekarang?"     

Fu Nanli terbatuk ringan, "Hati-hati mandinya, selesai mandi nanti langsung panggil aku."     

"Iya."     

Wen Qiao berendam sebentar, dan panasnya air serta pengaruh alkohol membuat pikirannya semakin bingung. Setelah mandi, dia mengenakan pakaiannya. Untungnya, kemejanya cukup panjang, tetapi hanya menutupi pahanya.     

Wen Qiao mengulurkan tangan dan menarik-narik sudut pakaiannya, kemudian dia berjalan keluar dari kamar mandi dengan rasa tidak nyaman. Begitu dia membuka pintu, Fu Nanli menarik gadis itu ke dalam pelukannya.     

Fu Nanli telah menunggu di dekat pintu kamar mandi.     

Dalam cahaya redup, Wen Qiao bersandar di dadanya, mendengarkan detak jantungnya, dan menginjak kakinya tanpa alas kaki.     

Keadaan sunyi, hanya ada mereka berdua di ruangan ini.     

Keesokan paginya, di luar sedang turun hujan. Ketika Wen Qiao terbangun dalam keadaan yang masih pusing, dia masih di posisi dalam pelukan Fu Nanli.     

Tadi malam, Fu Nanli menciumnya dengan ganas dan lama sekali, hingga dia sendiri lupa bagaimana dia tertidur.     

Memikirkan kejadian tadi malam, wajahnya memerah lagi.     

kenapa sekarang dia menjadi gampang sekali tersipu malu?     

Sungguh lain dari dia yang biasanya.     

Dia harus merenungkan dirinya sendiri.     

Kepalanya bersandar di lengan Fu Nanli, dan dia tidak tahu sudah berapa lama dia tertidur dengan posisi seperti ini. Lengan pria ini pasti sudah sangat sakit. Dia mengangkat kepalanya sedikit, mencoba menarik lengannya. Pria itu menekuk lengannya dan mengencangkannya.     

Tirai dibuka setengah, dan di luar masih hujan, kemudian Wen Qiao jatuh ke pelukannya lagi.     

Pria itu masih tidur, matanya sedikit tertutup, bulu matanya sangat panjang, dan dalam cahaya redup, dia bisa melihat bulu mata pria itu yang panjang.     

Mata Wen Qiao menelusuri wajah Fu Nanli, dari mata, ke batang hidung yang mancung, kemudian ke bibir tipis dengan warna yang indah.     

Lagi-lagi wajahnya menjadi merah.     

Mau tak mau dia mengangkat tangannya dan menyentuh wajah Fu Nanli, dari kelopak mata ke kemudian menyentuh jakun yang tidak boleh disentuhnya. Pria itu tiba-tiba memegang tangannya dan membuka matanya dengan cepat.     

Pria itu terlihat segar, kelihatan sekali Fu Nanli ternyata sudah bangun dari tadi.     

"Jangan sembarangan menyentuhku."     

Wen Qiao mengerutkan bibirnya, "Oh."     

Dia melarang Wen Qiao untuk menyentuhnya, tetapi pria itu boleh menyentuhnya sesuka hatinya.     

Pria itu boleh berbuat sesuka hatinya, sedangkan dia tidak diperbolehkan.     

Pria itu telah membuat aturan yang tidak adil.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.