Dia Hanya Mengingatku

Satu Panggung Dengan Zhuang Yan



Satu Panggung Dengan Zhuang Yan

0Setiap kali Zhuang Yan teringat apa yang sudah dia lakukan di masa lalu, dia merasa jika rasa sakit yang dia rasakan saat ini tidaklah sebanding dengan rasa sakit yang dirasakan Wen Qiao saat itu.     

Dia merasa layak mendapatkan ganjaran atas perbuatannya.     

"Iya, ayo kita latihan."     

Musik dari piano berkolaborasi dengan guqin, dan biola berkolaborasi dengan pipa.     

Seperti itulah kolaborasi permainan musik mereka. Ketika mereka berdua latihan di belakang panggung, rasanya waktu sedang berhenti dan dunia hanya milik mereka berdua.     

Shang Fan yang melihat dari balik tirai samping panggung saja sudah membuat Fu Nanli sedikit kesal, jadi Fu Nanli berpikir untuk pergi ke belakang panggung untuk menemukan Wen Qiao terlebih dahulu.     

Hatinya semakin panas begitu melihat pemandangan di belakang panggung.     

Qiao Er dan pria muda yang pernah disukainya, duduk berhadapan, tatapan pria muda itu begitu dalam dan Qiao Er sesekali melirik ke arah pria muda itu.     

Mereka terlihat sangat cocok, sampai-sampai membuat Fu Nanli cemas.     

Ini adalah pertunjukan yang sangat Wen Qiao nanti-nantikan. Fu Nanli adalah pria dewasa, harusnya dia mengerti pekerjaan kekasihnya, dan tidak egois meminta kekasihnya untuk membatalkan konser demi alasan yang tidak masuk akal.     

Sebagai pria dewasa, dia harus tetap tenang dan rasional, mengendalikan emosi bahkan ketika sedang merasa cemburu, dia tidak boleh membatasi gadis itu, dia juga harus lebih pengertian dan tetap menjaga sikap serta tutur katanya.     

Lu Youyou kembali dari luar, dia melihat Fu Nanli yang sedang dirundung perasaan sedih.     

Dia pun ikut merasakan kesedihan Tuan Muda Fu. Dia melihat Tuan Muda Fu sedang merokok di taman kecil yang ada di belakang ruangan konser, dia menyalakan rokok sambil memasukkan satu tangannya ke dalam saku.      

Lu Youyou merasa sangat bersalah sehingga dia tidak berani untuk melangkah maju. Pertunjukan akan segera dimulai, jadi lebih baik dia meminta maaf kepada Tuan Muda Fu pada saat pertunjukan konser ini telah usai.     

Fu Nanli berdiri di taman, pikirannya sedang kalut. Di dalam pikirannya, dia hanya membayangkan kalau penyakit 'tidak bisa berpisah dari Fu Nanli' sudah sembuh, gadis itu pasti akan meninggalkannya begitu saja.     

Dia ingin bersikap egois dan tidak ingin jika penyakit yang diderita kekasihnya itu sembuh, dia akan melakukan apapun apabila hanya itu jalan satu-satunya agar gadis itu tidak meninggalkannya.     

Ketika Wen Qiao berada di atas panggung, dia melirik tirai samping panggung dan yang terlihat hanya Shang Fan.     

Dia tidak melihat Fu Nanli. Dia melihat sekeliling, lampu di ruang konser padam satu per satu. Setelah melihat sekeliling, dia tidak melihat Fu Nanli. Wen Qiao merasa tidak nyaman.     

Di tengah pertunjukan, tirai samping sedikit bergoyang, dan dari sudut matanya menangkap sosok yang dikenalnya dengan baik, Wen Qiao akhirnya melihat Fu Nanli kembali.     

Cahaya di ruangan agak redup jadi dia tidak bisa melihat ekspresi di wajah pria itu, tetapi dia bisa merasakan bahwa dia tidak sedang bahagia.     

Pertunjukan konser hari ini berjalan dengan baik.     

Bisa dibilang, ini pertama kalinya dia bekerja sama dengan Zhuang Yan, tetapi permainan mereka terdengar saling menyatu.     

Ayah Fu Nanli juga seorang musisi, jadi dia memiliki darah musik dalam dirinya. Dia dapat mendengar bahwa kedua orang itu memainkan musik mereka dengan sangat padu, alunan musik mereka saling menyatu, mereka terlihat sangat cocok.     

Fu Nanli mengepalkan tangannya dan dari tatapan matanya terasa bahwa dia sedang marah.     

Tetapi dia tidak tahu harus marah kepada siapa.     

Dia juga mengerti bahwa kemarahan yang ia rasakan saat ini cukup susah untuk dijelaskan.     

Hubungannya dengan Wen Qiao sendiri bermula dari kebohongan, dan tidak ada dasar yang membuat cinta mereka begitu kuat, hanya dengan satu sentuhan saja, hubungan mereka bisa retak dengan mudahnya.     

Hubungan mereka masih cukup rapuh.     

Tepuk tangan meriah dari penonton menyadarkan dia dari pikirannya yang sudah lari kemana-mana, sekaligus mengingatkannya bahwa kedua orang yang sedang berdiri di atas panggung itu terlihat sangat serasi.     

Selama satu setengah jam, Fu Nanli sudah berpikir macam-macam, sampai dia tidak bisa mengingat lagu apa saja yang telah dimainkan oleh Wen Qiao tadi.     

Pikirannya masih kalut sampai tepuk tangan meriah terdengar di dalam gedung, dan sampai Wen Qiao berjalan ke arahnya dengan pipa dan memeluk pinggangnya di depan banyak orang, barulah akal sehatnya kembali.     

Zhuang Yang yang berdiri di belakang Wen Qiao memandang mereka berdua dengan iri, namun yang bisa dia lakukan adalah menghibur dirinya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.