Dia Hanya Mengingatku

Menunggu Ajal Tiba



Menunggu Ajal Tiba

0Wajah Wen Qiao tiba-tiba menjadi pucat, dia membaca tulisan pada laporan medis Fu Nanli, pemulihan trauma otak, gejala amnesia disosiatif menghilang.     

Ingatannya telah kembali…     

Ingatannya telah kembali!     

Jadi Fu Nanli sebenarnya tidak sedang melakukan sebuah perjalanan bisnis. Dia sudah mengetahui segalanya, pria itu tahu jika Wen Qiao selama ini berbohong, jadi dia sangat marah, dan memilih untuk meninggalkannya. Dia pergi tanpa sepatah kata pun, dan dia tidak akan kembali lagi.     

Selama ini Wen Qiao telah menunggu, menghubungi dan mengirimkan pesan kepadanya seperti orang gila, sebenarnya itu hanya sebuah lelucon belaka.     

Wen Qiao masih terkejut hingga kedua kakinya terasa lemas, Kapan ingatannya pulih? Pikirannya kacau dan tubuhnya lunglai, hingga dia harus menopangkan tangannya di dinding.     

Sepertinya ingatan Fu Nanli sudah pulih sejak lama. Jika dipikir-pikir sekarang, dia terlihat seperti badut dan berpikir masih bisa bersandiwara. Nyatanya, dia menunjukkan kebohongannya terang-terangan di depan pria itu.      

Fu Nanli tidak mengatakan apa-apa, dia hanya tersenyum, menertawakan semua sandiwaranya.     

Apakah pria itu menganggapnya sebagai lelucon?     

Wen Qiao sendiri menganggap dirinya konyol.     

Dia seharusnya menyadari keanehan dari Fu Nanli yang pergi meninggalkannya secara tiba-tiba, dan tidak menghubunginya lagi. Tetapi dia menepis pikiran itu, selama ini Fu Nanli masih memperlakukannya dengan baik, dan sikapnya terasa tulus.     

Pada titik ini, dia tahu bahwa Fu Nanli tidak akan kembali, dan itu setara dengan hukuman mati untuknya.     

Seakan dengan tindakannya ini, pria itu ingin memberitahunya bahwa dia sangat marah karena telah dibohongi selama ini, pria itu pergi dari hidupnya tanpa mempedulikan nasib Wen Qiao.     

Mungkin pria itu hanya tahu bahwa dia berbohong padanya, tanpa mengetahui bahwa dia tidak bisa bertahan hidup tanpa pria itu.     

Dia duduk di lantai sebentar, memikirkan banyak hal, dan akhirnya merasa bahwa tindakan Fu Nanli dapat dimengerti.     

Lagi pula, dia yang lebih dulu menipu pria itu, bukankah wajar saja jika Fu Nanli marah setelah mengetahui kebenarannya? Jika dia berada di posisi Fu Nanli, dia pun akan bersikap sama.     

Tapi sekarang, dia juga tidak bisa menghubunginya, pria itu telah menghilang dari dunianya, dan Fu Nanli tidak mungkin membiarkan Wen Qiao untuk menemukannya.     

Dia bangkit, menutup brankas, dan meletakkan laporan medis itu di atas meja sebelahnya, lalu berjalan kembali ke ruang tamu, duduk di sofa, dan berpikir sejenak dengan tenang.     

Masih ada dua hari lagi, mungkin kali ini nyawanya tidak bisa diselamatkan.     

Wen Qiao menghela nafas pelan, belum genap setahun, dia berhasil menata kehidupannya yang baru. Tetapi, setahun ini dia sudah cukup puas dengan pencapaiannya, dibandingkan dengan kehidupannya di masa lalu.     

Xiao Chi dan Xiao Mo semuanya sudah sembuh, Xiao Mo sudah mau berbicara lagi, ibunya dan Paman Ji juga berakhir bahagia, dan pernikahan mereka akan segera diadakan. Dia juga sukses dalam musik, dia juga pandai di sekolah dan mendirikan sebuah klub, jadi saat ini dia sudah tidak memiliki penyesalan lagi dalam hidupnya.     

Sebenarnya, mati sekarang pun bukanlah hal yang menakutkan.     

Tetapi dia tidak ingin membuat keluarganya dan teman-temannya khawatir, dan dia harus mengatur masalah rekening dulu. Dia harus meminta Kakak Hao untuk mentransfer biaya hak ciptanya ke akun Xiao Mo di masa depan. Ibunya berhati lembut, jadi dia tidak berani mentransfer semua uang ke rekening ibunya. Xiao Mo masih muda, tetapi dengan kehilangan kakaknya, dia pasti akan menjadi anak yang semakin tegar.     

Hal lainnya adalah uang Fu Nanli, Pria itu telah memberinya banyak uang. Kecuali untuk membeli teropong bintang dan menyumbang ke sekolah, dia tidak menyentuh sepeser pun uangnya, karena itu dia harus mengembalikan sisa uangnya, meskipun pria itu tidak memintanya.     

Dia membuat janji dengan bank dan pergi ke bank keesokan harinya untuk mentransfer semua uang yang telah diberikan oleh Fu Nanli kepadanya, dan menginstruksikan bank untuk memberikan informasi kepada rekening Fu Nanli keesokan harinya.     

Dia meluangkan waktu untuk melarikan diri dari Haicheng.     

Agar tidak membuat khawatir keluarganya, dia mencari tumpangan dan pergi jauh-jauh ke Zhongcheng.     

Tempat di mana dia dan Fu Nanli telah dua kali pernah berkunjung. Dia menyukai minimarket di seberang teras bunga, tempat dimana dia dan Fu Nanli berteduh dari hujan. Mungkin saja ingatan Fu Nanli telah pulih pada waktu itu. Meskipun itu semua kini hanya tinggal kenangan, tapi dia bersedia untuk selalu mengenangnya di kota ini sambil menunggu ajalnya tiba.     

Dengan mengenang kejadian itu, Wen Qiao merasa seakan pria itu sedang berada di sisinya dan bisa mengurangi kepanikannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.