Dia Hanya Mengingatku

Jangan Mimpi



Jangan Mimpi

0Dari posisi Su Ying berada, dia hanya bisa melihat ekspresi dari setengah wajah Fu Nanli yang sangat dingin terhadap Wen Qiao. Su Ying merasa senang melihat Wen Qiao mendapatkan respon dingin dari Fu Nanli.     

"Tidak boleh." Tuhan pun tahu bagaimana pergolakan batin yang sedang dirasakan Fu Nanli, mengingat pesan Wen Qiao bahwa dia tidak boleh melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan karakternya, sehingga dia bisa mengucapkan penolakan kepada Wen Qiao.     

Su Ying hampir saja berteriak kegirangan, dia merasa gadis itu pantas mendapatkan penolakan dari Tuan Muda Fu dan hatinya merasa tenang. Menurutnya, Wen Qiao terlihat aneh sampai menggunakan metode yang buruk ini untuk memulai percakapan dengan Tuan Muda Fu.     

Wen Qiao pikir dia bisa melakukan apapun yang dia inginkan hanya karena dia cantik, Jangan mimpi! Apakah dia tidak tahu bahwa Tuan Muda Fu berasal dari keluarga apa? Dia pikir gadis cantik yang pernah Tuan Muda Fu temui hanya dia?     

Saat Wen Qiao hendak mengatakan sesuatu, Fu Nanli mengangkat pergelangan tangannya dan melihat arlojinya, "Maaf, saya harus segera naik pesawat."     

Setelah berbicara, Fu Nanli berjalan melewatinya dan pergi meninggalkan Wen Qiao seorang diri.     

Begitu Fu Nanli menuju pintu masuk pesawat, Su Ying tidak sabar untuk melompat keluar, "Wen Qiao…Wen Qiao…aku rasa kamu sudah bermimpi terlalu tinggi jika ingin dekat dengan Tuan Muda Fu. Kenapa kamu bisa berani melakukannya?"     

Wen Qiao memasukkan tangannya ke saku, sambil menatap kakak sepupunya sekaligus musuhnya yang terlihat senang di atas penderitaannya.     

Wen Qiao awalnya tidak mau menanggapi Su Ying, namun tangannya ditahan oleh Su Ying saat hendak pergi, dan Su Ying berkata, "Aku sarankan kamu jangan terlalu bermimpi tinggi. Apakah kamu sudah tidak punya harga diri lagi?"     

Wen Qiao berkata, "Jika kamu mengatakan aku bermimpi terlalu tinggi, lihatlah kamu sendiri, si tukang ikut campur urusan orang lain."     

Su Ying menggertakkan giginya, "Aku hanya kasihan dengan keluargamu karena Tuan Muda Fu menolakmu. Tolong tunjukkan harga diri sedikit."     

Wen Qiao bertanya, "Apakah kamu tidak percaya jika aku bisa mendapatkan cintanya?"     

Su Ying mencibir, "Aku hanya percaya bahwa kamu adalah gadis jahat. Kamu kira hanya kamu yang cantik di dunia ini? Kamu kira semua pria akan mudah jatuh cinta padamu? Jangan bermimpi!"     

Wen Qiao menekan pinggiran topinya dan menatap Su Ying dengan dingin hingga membuat sepupunya itu mundur ke samping dengan ketakutan. Wen Qiao lalu pergi, dan Su Ying mengejek dalam hati, Mengapa aku harus takut dengan dia? Apa dia begitu mengerikan?     

Su Ying mulai senang lagi, saat mengingat tadi bagaimana Tuan Muda Fu menolak Wen Qiao.     

Dia akan bahagia setiap melihat Wen Qiao menderita.     

Xu Shen duduk di kokpit penerbangan D1005, kaptennya mengikuti dari belakang.     

Xu Shen menjadi kapten pada saat penerbangan menuju Munich, sedangkan pada saat penerbangan ke Helsinki, dia menjadi Co-pilot Fu Nanli.     

"Apakah Kapten tidak berbincang-bincang dulu dengan Xiao Wen? Kenapa Kapten cepat kembali ke sini?"     

Kemudian dia melihat bahwa wajah kaptennya sedikit muram, jelas sekali saat ini suasana hati sang kapten sedang tidak baik. apakah mereka berdua sedang bertengkar?     

"Turunlah dan periksa mesin pesawat." Ujar Fu Nanli.     

"Baik, Kapten."     

Xu Shen tidak berani bertanya lebih lanjut, dia hanya bisa mengikuti perintah untuk melakukan pemeriksaan mesin pesawat.      

Fu Nanli menghela nafas, dan melupakan masalahnya dengan Wen Qiao untuk sementara waktu dengan menyibukan diri dalam pekerjaannya.     

Pada tanggal 8 Mei, Su Yun dan Ji Mingyuan mengadakan pernikahan yang sederhana namun khidmat.     

Gaun pengantin ibunya dipilih oleh Wen Qiao dan Lu Youyou. Gaunnya cukup sederhana dan tidak memiliki ekor gaun, gaun itu juga bukan bentuk ikan duyung, tetapi gaunnya terlihat indah.     

Lu Youyou juga merias wajah Su Yun.     

Meskipun usia Su Yun sudah mencapai lebih dari empat puluh tahun dan mengalami hidup yang tidak mudah, namun kecantikan di wajahnya tidak berubah. Saat wajahnya dirias, kecantikannya semakin menonjol dan membuat orang-orang yang melihatnya menjadi terpesona.     

Ji Mingyuan tampak terpesona ketika memandang Su Yun. Wen Qiao dapat melihat ketulusan cinta yang dimiliki oleh Ji Mingyuan.     

Paman Ji lebih polos dari Fu Nanli.     

Fu Nanli sosok yang kuat dan mendominasi cinta, jika dia membuat Fu Nanli kesal, pria itu akan mencium dan menggigit bibirnya.     

Wajah Wen Qiao sedikit panas. Fu Nanli tidak datang hari ini, dan ibunya bertanya mengapa dia tidak datang. Wen Qiao memberi alasan Fu Nanli tidak bisa datang karena dia sedang keluar negeri untuk bekerja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.