Dia Hanya Mengingatku

Berambisi Tinggi, Kemampuan Kurang



Berambisi Tinggi, Kemampuan Kurang

0Wen Chi menggigit paha ayam dan berbisik, "Aku juga adikmu, tetapi perlakuanmu berbeda kepada kami berdua."     

Wen Qiao menatap tajam ke arah Wen Chi, dan Wen Chi hanya kesal sendiri tanpa berani berdebat lagi dengan kakaknya.     

Suasana pesta pernikahan itu penuh haru, Nenek Kakak Kai bahkan menangis. Para tetangga dengan tulus berharap jika Su Yun dan Ji Mingyuan hidup bahagia. Nenek itu sudah menganggap Su Yun sebagai putrinya, sedangkan Wen Qiao dan kedua adiknya sebagai cucunya. Nenek sangat bahagia melihat Su Yun dan Ji Mingyuan bisa bersama.     

Bibi gendut dan adik perempuannya juga hadir ke acara pernikahan. Pada awalnya dia juga mengejar Ji Mingyuan, tetapi dia tidak bisa dibandingkan dengan Su Yun. Meskipun dia kesal, tetapi Ji Mingyuan hanya mencintai Su Yun. Bibi gendut minum sampai mabuk, lalu berlari ke samping Su Yun dan mengucapkan beberapa kata yang menyentuh hati, dia mengatakan jika Su Yun beruntung bisa menikah dengan Ji Mingyuan dan berharap mereka hidup bahagia.     

Su Yun adalah wanita yang melankolis, jadi dia langsung menangis ketika bibi gendut mengatakan itu. Bibi gendut akhirnya digotong pergi karena sudah cukup mabuk, tanpa sempat mencicipi hidangan pesta.     

Su Ying berkata, "Menikah lagi...sebenarnya buat apa lagi menikah kalau tujuannya hanya untuk mendapatkan teman hidup?"     

He Mei dengan cepat menepis perkataan Su Yun, "Sudah, hentikan berbicara seperti itu."     

Wen Qiao menolak permintaan damai Wen Jianmin. Namun, gadis itu masih bersabar untuk menjalin hubungan dengan He Mei dan keluarganya.     

Su Lei kesal dengan kelakuan ibunya, "Bu, saat aku mengundang mereka di acara pernikahanku di hotel, mereka hanya memberi angpao sejumlah enam ratus yuan. Sekarang di pernikahan bibi, ibu memberinya angpao tiga ribu enam ratus yuan?"     

Su Lei kesal setiap kali dia memikirkan hal itu.     

He Mei berbisik, "Kalian berdua, jangan banyak omong."     

He Mei merasa senang karena keluarga Wen Qiao masih mau mengundang mereka di acara pernikahan ini, jadi dia memberikan uang angpao yang cukup banyak sebagai ungkapan perasaannya.     

Setelah acara pernikahan selesai, para tamu sudah banyak yang pulang. Su Ying masih kesal dan berkata kepada ibunya, "Wen Qiao adalah gadis yang berambisi tinggi tapi kemampuannya masih kurang. Ibu memberikan angpao yang banyak, mereka tidak akan membalas sebanyak yang ibu berikan."     

He Mei mendorongnya dan berkata, "Ibu sudah bilang, jangan banyak omong."     

Para tetangga sedang membantu keluarga Wen Qiao untuk membersihkan piring. Halaman rumah Ji Mingyuan tidak jauh dari rumah mereka. Setelah Su Yun menikah dengannya, dia akan tinggal bersama Ji Mingyuan.     

Ji Mingyuan ingin Wen Qiao dan adik-adiknya tinggal bersama mereka berdua, tetapi Wen Qiao menolak dengan sopan. Mereka akan tetap tinggal di rumah yang lama, lagipula, rumah mereka sangat dekat, tidak berbeda jauh dengan tinggal bersama.     

Wen Qiao dan kedua adiknya sudah bisa hidup mandiri. Walaupun Paman Ji adalah orang yang baik, tapi tidak sopan jika mereka bertiga harus tinggal bersama di rumah Paman Ji.     

Anggota klub musik tradisional Wen Qiao dan para tetangga membantu membersihkan meja. Wen Qiao meraih tangan ibunya dan berbicara kepadanya di kamar, "Bu, ibu baru memasuki usia empat puluh tahun dan Paman Ji belum memiliki anak. Apakah ibu sudah mempertimbangkan untuk hamil lagi?"     

Su Yun menjawab, "Kamu masih kecil. Buat apa kamu memikirkan hal ini?"     

Wen Qiao berkata, "Sudah kubilang, aku sudah bukan anak kecil lagi."     

Su Yun menepuk tangannya, "Ibu sudah berdiskusi dengan Paman Ji, dan Paman Ji bilang tidak ingin anak lagi. Pertama, karena usia ibu yang sudah tua dan beresiko untuk hamil lagi. Kedua, Paman Ji menyayangi kalian bertiga seperti anak kandungnya sendiri, dia pernah berkata bahwa dia sudah memiliki tiga anak, dan tidak perlu menambah anak lagi."     

Wen Qiao menatap ibunya sambil tersenyum, "Apakah ibu merasa bahagia?".     

Su Yun mengelus kepala Wen Qiao, "Terima kasih sudah mendukung ibu mengambil langkah ini dengan berani. Aku juga sangat beruntung bisa bersama Paman Ji, ibu merasa sangat bahagia, dan ibu berharap Qiaoqiao juga merasa bahagia."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.