Dia Hanya Mengingatku

Berpapasan



Berpapasan

0Wen Qiao bisa berkata dengan santai perihal kejadian di masa lalu, di mana dia dulu pernah mengejar Zhuang yan saat duduk di bangku SMA. Sampai saat ini, Zhuang Yan masih belum bisa melepaskan Wen Qiao.     

Rasa sakit di hatinya semakin lama semakin membesar. Entah apa yang membuatnya mempertahankan perasaannya kepada Wen Qiao walaupun dia harus menahan rasa sakit hatinya.     

Semakin lama, dia bisa melihat sosok Wen Qiao yang semakin murah hati dan memancarkan kecantikan hatinya, dan itu membuat Zhuang Yan semakin menyukainya.     

"Apakah kamu perlu menjaga perasaannya? Dia adalah pria yang dewasa, seharusnya dia bisa mengerti dan tidak ikut campur dalam urusan pekerjaanmu." Ujar Zhuang Yan.     

Gadis ini berkata, "Jika aku menyukai seseorang, aku harus menjaga perasaannya."     

Zhuang Yan mengulangi kalimat ini berulang kali dalam hati, dia menatap mata Wen Qiao yang jernih, dan hatinya terasa sangat sakit.     

Dirinya juga pernah menyukai gadis ini, tetapi bukannya menjaga perasaannya, dia justru menyakiti hatinya.     

"Fu Nanli benar-benar pria yang beruntung."     

Wen Qiao berkata, "Dia tidak beruntung, dia hanya memperlakukanku dengan tulus, tentu saja aku ingin membalas ketulusan cintanya itu, begitulah arti saling mencintai."     

Zhuang Yan berpikir dalam hati, Wen Qiao menjalani kehidupannya dengan serius, itu bagus, hanya saja dia bukanlah milikku. Sampai kapan pun aku tidak bisa memilikinya.     

"Baiklah, aku mengerti, aku harap Teater Hua Xu Yin bisa menjadi lebih sukses di masa depan."      

Sepulang sekolah di malam hari, Wen Qiao membawa Lu Youyou ke klub AF sambil membawa beberapa makanan dan minuman yang sudah mereka beli, karena jika tidak ada makanan, Kakak Fong bisa makan mie instan selama satu bulan penuh.     

Bagaimanapun, dia adalah seorang pelatih di klubnya, Wen Qiao harus selalu memperhatikan kebugaran fisiknya.     

Setelah keduanya turun dari kereta bawah tanah, butuh sepuluh menit berjalan kaki untuk sampai ke klub AF.     

Di daerah ini masih memiliki suasana jalan yang lama, di mana kebanyakan bangunan disini adalah bangunan Si He Yan berukuran kecil. Si He Yan adalah rumah dengan gaya tradisional Tiongkok dimana dalam satu area rumah, ada rumah-rumah kecil di dalamnya. Lu Youyou tiba-tiba menahan Wen Qiao, "Sepertinya itu Gu Xiao."     

Wen Qiao menengadahkan kepala, dia melihat Gu Xiao membantu seorang wanita tua berambut putih turun dari bus.     

Sepertinya nenek yang tidak sehat itu adalah nenek yang pernah dia ceritakan sebelumnya, dia mempercepat langkahnya dan berjalan maju bersama Lu Youyou ketika dia melihat nenek itu mengeluarkan kunci. Di depan halaman kecil dengan gambar harimau di luar tembok halaman, nenek itu membuka pintu dan masuk kedalam dengan dibantu oleh Gu Xiao.     

Ternyata neneknya tinggal di dekat klub.     

Setelah beberapa langkah berjalan ke pintu halaman kecil, halamannya tidak terlalu besar ataupun kecil dengan pohon jeruk yang tumbuh, dan ada sumur dengan kolam di bawah dinding halaman. Nenek Gu Xiao duduk di dekat pintu, mengambil napas, dan Gu Xiao menuangkan air untuknya, "Besok aku datang lagi mengantar nenek ke rumah sakit ya."     

Sang nenek itu melambaikan tangannya, "Bukankah kamu harus sekolah? Nenek sudah bilang bahwa nenek bisa pergi ke rumah sakit sendiri."     

"Tidak apa-apa, aku bisa izin tidak masuk."     

"Kamu baru saja kuliah. Bagaimana mungkin kamu langsung izin?"     

"Kalau begitu aku akan meminta ibu untuk mengantar nenek."     

Raut wajah neneknya berubah garang, "Tidak, nenek tidak membutuhkannya, nenek bisa melakukannya sendiri."     

Gu Xiao menatap Wen Qiao dan Lu Youyou yang berdiri di pintu.     

Baik Wen Qiao dan Lu Youyou merasa sedikit malu. Mereka tidak berniat mendengarkan mereka berbincang, tetapi mereka masih mendengar sedikit dengan raut wajah yang kebingungan.     

"Kenapa kalian bisa di sini?" Tanya Gu Xiao.     

Lu Youyou berkata dengan cepat, "Kami berencana pergi ke klub. ketika di jalan kami melihatmu dan ingin menyapamu. Nenek ini..."     

"Dia nenekku."     

Wen Qiao dan Lu Youyou dengan cepat memberi salam kepada nenek Gu Xiao.     

Nenek Gu Xiao bangkit berdiri dengan cepat. "Apakah kalian teman Ah Xiao? Apakah kalian teman baru Ah Xiao sekembalinya dia ke Tiongkok? Kalian gadis yang manis, ayo duduk."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.