Dia Hanya Mengingatku

Ekspresi Muram



Ekspresi Muram

0Wen Qiao mengeluarkan ponselnya, dia merekam sambil berkata, "Dialah yang meminta bantuan dari saya, dia menabrak pagar pembatas sendiri, dan itu tidak ada hubungannya dengan saya. Paman dan bibi, tolong kalian menjadi saksi saya di sini."     

Memang menyelamatkan orang yang sedang kecelakaan adalah hal yang baik, tetapi kita juga harus mempunyai bukti agar tidak dituduh macam-macam oleh banyak orang.     

Paman dan bibi yang menonton mengangguk, "Iya, benar, tidak ada hubungannya dengan gadis itu, anak itu tadi menabrak pagar pembatas sendiri."     

Setelah merekam video, Wen Qiao membawa bocah itu ke taksi yang diparkir di samping.     

Gadis ini perawakannya kurus, ternyata dia cukup kuat juga.     

Wen Qiao membawa korban kecelakaan ini ke rumah sakit terdekat dan melapor ke polisi. Setelah tiba di rumah sakit, tandu akhirnya datang. Dokter dan perawat menempatkan pria yang tidak sadarkan diri dalam kecelakaan mobil ini di atas tandu. Wen Qiao ingin pergi, tetapi dia dihadang, "Pihak Keluarga harus mendampinginya sampai selesai di luar ruang operasi".     

Wen Qiao berkata, "Saya bukan anggota keluarga, saya hanya kebetulan lewat saat kecelakaan terjadi."     

"Anda tetap harus menunggu di sini."     

Apa boleh buat, Wen Qiao hanya bisa menunggu di luar ruang operasi. Polisi segera datang dan membuat catatan sederhana untuk Wen Qiao. Segera Wen Qiao menunjukkan video itu kepada polisi, dan kemudian mengatakan kronologis kejadian tentang bagaimana dia bisa menyelamatkan korban itu.     

Beberapa saat kemudian, pintu ruang operasi terbuka, dan dokter keluar, "Pasien mengalami gegar otak ringan. Kami akan melihat perkembangannya selama seminggu ke depan, lalu kami akan periksa kembali seminggu kemudian. Sejauh ini, situasinya cukup baik."     

Wen Qiao menyentuh lehernya dan menatap polisi itu, "Pak Polisi, bolehkah saya pergi?"     

"Mari kita tunggu sampai korban bangun."     

Pria dalam kecelakaan mobil itu dipindahkan ke kamar rawat inap umum dan bangun setelah beberapa saat. Wen Qiao menghampirinya, "Hei, beritahu polisi aku tadi yang menyelamatkanmu, kan?"     

Shen Tian tertegun, lalu mengangguk, "iya, dia yang menyelamatkanku."     

Wen Qiao merasa lega, untung saja dia bukan orang jahat.     

"Kalau begitu bolehkah saya pergi, Pak Polisi?"     

Polisi memintanya untuk menandatangani surat laporan dan meninggalkan nomor ponselnya, lalu melepaskannya.     

Begitu Wen Qiao membuka pintu, dia melihat beberapa orang buru-buru datang mendekat. Orang yang berada di paling depan adalah seorang wanita yang penampilanya tegas, diikuti oleh dua orang pria di belakangnya, Fu Nanli dan satu lagi adalah sepupu Fu Nanli yang bernama Ji Xianzheng.     

Wen Qiao terdiam di depan pintu kamar.     

Wen Qiao berpikir, Sebenarnya siapa yang tadi dia selamatkan?     

Fu Nanli melihat Wen Qiao sekilas, "Kenapa kamu bisa di sini?"     

Karena ada kakak sepupunya di sini, jadi Fu Nanli tidak mencium Wen Qiao.     

Ji Xianyi adalah kakak perempuan Ji Xianzheng, dan juga sepupu Fu Nanli. Anak laki-laki yang diselamatkan Wen Qiao, Shen Tian, ​​​​adalah putra Ji Xianyi.     

Ternyata yang diselamatkannya adalah anak orang kaya yang boros dan playboy.     

Baru saja Fu Nanli sedang rapat dengan Ji Xianzheng di perusahaan, lalu dia mendengar bahwa Shen Tian mengalami kecelakaan mobil, setelah itu Fu Nanli bergegas ke rumah sakit bersama Ji Xianzheng.     

Fu Nanli tidak menyangka bisa bertemu Wen Qiao di sini.     

"Aku tadi menyelamatkannya." Kata Wen Qiao jujur.     

Ji Xianyi buru-buru mengucapkan terima kasih lalu masuk ke ruangan kamar inap. Wen Qiao melihat bahwa Ji Xianzheng dan yang lainnya telah masuk, dia berpikir untuk ikut masuk. Tetapi ketika dia mau masuk, Wen Qiao ditahan oleh seseorang.      

"Kamu tadi yang menyelamatkannya?" Suara pria itu serak dan ekspresinya tegas.     

Wen Qiao menceritakan ulang kronologis kejadian, dan Fu Nanli berpikir bahwa tidak peduli siapapun orang itu, gadis ini pasti akan menyelamatkannya.     

Wen Qiao memang gadis yang baik hati.     

"Mari kita masuk dan melihat kondisinya."     

Setelah Wen Qiao selesai berbicara, dia berbalik dan memasuki ruangan, Fu Nanli masuk dengan ekspresi sedih.     

Tangan Ji Xianyi menggantung di udara, dan dia enggan membiarkannya jatuh, kepala putranya masih terbungkus kain kasa, dan ada jarum di tangannya. .     

"Sudah berapa kali ibu katakan, jangan balapan, jangan balapan, kenapa kamu tidak mau mendengarkan nasehat ibu?"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.