Dia Hanya Mengingatku

Paman Yang Bersabuk Merah Jiu-Jitsu



Paman Yang Bersabuk Merah Jiu-Jitsu

0Shen Tian panik, dia benar-benar sangat panik.     

Dia berteriak dengan rasa bersalah, "Paman, paman sudah datang."     

Wen Qiao juga berteriak, "Kakak Nanli, kamu sudah datang."     

Wajah Fu Nanli menjadi pucat pasi, polisi sudah menjelaskan seluk beluk masalah ini kepadanya. Bajingan itu benar-benar membawa bibinya ke dalam situasi yang berbahaya, anak tengik ini sama sekali tidak mengindahkan nasehat darinya.     

Polisi meminta Fu Nanli untuk menandatangani sebuah surat, dan kemudian berkata kepada Wen Qiao dan Shen Tian, ​​​​"Baiklah, kalian berdua sudah bebas."     

Di luar kantor polisi, Shen Tian ragu-ragu untuk mengikuti mereka, tetapi Wen Qiao tidak merasa takut, dia merasa bahwa dia juga adalah seorang korban, dan dia tidak perlu merasa bersalah.     

Fu Nanli membuka pintu mobil, Wen Qiao masuk ke mobil. Lalu Fu Nanli menoleh kembali ke Shen Tian, "Masuk ke mobil."     

Shen Tian menyentuh lehernya, "Aku... aku pulang ke asrama saja."     

"Masuk ke mobil." Suara Fu Nanli dengan nada tinggi.     

Shen Tian segera membuka pintu dan masuk ke dalam mobil.     

Mobil melaju di jalan yang besar dalam kesunyian. Fu Nanli dari tadi berkendara tanpa bersuara dan terlihat sikapnya yang begitu dingin.     

Shen Tian mengedipkan mata kepada Wen Qiao dari kaca spion, seperti sedang berkata 'Bibi, masalah ini kita tanggung bersama ya, jangan biarkan aku sendiri yang menanggungnya'     

Wen Qiao mengabaikan isyarat yang diberikan oleh Shen Tian, lalu dia berkata kepada Fu Nanli, "Shen Tian yang mengajakku ke sana. Aku tidak tahu jika dia mengundang para gigolo di restoran itu."      

Wen Qiao merasa dia sudah menjadi kekasih Fu Nanli, jadi dia harus menjaga perasaan kekasihnya. Dia tidak peduli dengan masalah hidup mati orang lain.     

Shen Tian bahkan ingin melompat dari mobil itu, bahkan jika dia mati di jalan, itu akan lebih baik daripada dia harus berhadapan dengan amarah Fu Nanli.     

Shen Tian diam-diam mengirim pesan ke kakek dan neneknya untuk membantunya dari kemarahan Fu Nanli. Tiba-tiba Fu Nanli bertanya, "Kamu mengirim pesan ke siapa?"     

Shen Tian belum selesai mengetik pesan dan memandang pamannya dengan rasa bersalah, "Tidak…tidak ada."     

Shen Tian mengurungkan niatnya untuk mengirim pesan kepada kakek dan neneknya.     

Dua puluh menit kemudian, mobil diparkir di lantai bawah di apartemen, Fu Nanli membuka pintu mobil untuk Wen Qiao. Setelah Wen Qiao turun dari mobil dibantu Fu Nanli, Shen Tian masih duduk di dalam mobil karena tidak berani keluar.     

Fu Nanli membuka pintu mobil untuknya, pria itu menyeretnya keluar dari mobil dengan paksa.     

Shen Tian, anak laki-laki dengan tinggi 1,8 meter dan bermartabat, dengan kasarnya dia diseret masuk ke dalam gedung apartemen, dia diseret ke koridor, diseret masuk lift dan diseret masuk ke rumah tanpa belas kasihan oleh Fu Nanli. Kemudian Fu Nanli mendorongnya hingga terhuyung dan jatuh ke lantai.     

Fu Nanli sebenarnya adalah pria yang baik, meskipun dia memiliki jurus jiu-jitsu dengan sabuk merah, tetapi dia tidak sembarangan main pukul.     

Kali ini, dia benar-benar dibuat kesal oleh keponakan satu ini.     

"Ikut ke ruang gym bersamaku."     

Ruang gymnya ada di lantai dua.     

Shen Tian gemetar, "Bu…buat apa?"     

"Cepat ikut aku." Fu Nanli tidak ingin memukulnya di depan Qiao Er. Dia tidak ingin membuat gadis itu ketakutan.     

Shen Tian diam saja dan tidak berani bergerak. Fu Nanli kelihatan makin kesal.     

"Jangan membuatku mengulangi perkataanku." Setelah itu, Fu Nanli langsung berjalan ke lantai dua.     

Shen Tian mengikutinya dengan penuh ketakutan, Wen Qiao berdiri di lantai bawah dan mendengar teriakan pada awalnya, tetapi kemudian tidak ada suara teriakan lagi.     

Apakah Fu Nanli memukulnya? Perlu kah aku pergi ke atas untuk melerai mereka?     

Sekitar sepuluh menit, pintu gym di lantai atas terbuka. Wajah Shen Tian tampak baik-baik saja, anak itu tidak terluka. Mungkin Fu Nanli hanya memarahinya saja.     

Hanya Shen Tian yang tahu, luka pukulan ada di sekujur tubuhnya. Pamannya yang memiliki jurus jiu-jitsu sabuk merah ini mengatakan kepada kekasihnya bahwa tadi dia hanya mengajak Shen Tian berdiskusi, tetapi kenyataannya, pamannya itu sudah memukulnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.