Dia Hanya Mengingatku

Amarah Yang Belum Mereda



Amarah Yang Belum Mereda

0Fu Nanli turun dari mobil dengan suasana hati yang tidak baik, dia duduk di sofa dan Wen Qiao juga ikut duduk bersamanya.     

"Siapa yang menyuruhmu duduk?"     

Wen Qiao terkejut, "Hah? Kenapa aku tidak boleh duduk?"     

Gadis itu berkata dalam hati, Bukankah diriku merupakan korban?     

"Kamu berdiri dulu, sebentar lagi giliranmu mendapat hukuman."     

Wen Qiao cukup bingung kenapa dirinya juga ikut dihukum? Padahal Shen Tian yang sudah menjerumuskannya.     

Shen Tian berjalan ke pamannya dalam keadaan tubuh yang gemetar, dan Fu Nanli melepas dasinya dan melemparkannya ke samping, "Apa kamu sudah gila dengan mengajak bibimu pergi ke tempat yang tidak senonoh?"     

Shen Tian bergegas berlutut di depan pamannya, "Paman, ini semuanya salahku. Bibi sudah menyelamatkan nyawaku. Aku ingin mengajaknya makan untuk membalas budi atas kebaikannya, temanku salah mengerti dengan yang aku maksud, sehingga terjadi kesalah pahaman ini.     

"Siapa yang mengizinkan kamu mengajaknya untuk makan malam?"     

Shen Tian tidak tahu betapa posesif pamannya kepada Wen Qiao, Shen Tian menjawab dengan penuh rasa bersalah, "Apa masalahnya aku mengajak bibi makan?"     

Kemudian dia melihat sebuah bayangan melintas di mata pamannya, dia tahu bahwa dia telah mengatakan sesuatu yang salah lagi, jadi dia dengan cepat mengakui kesalahannya, "Paman, maafkan aku, ini salahku, tidak seharusnya aku mengajak bibi makan."     

Fu Nanli memijat dahinya, "Paman tidak ingin bibimu ketakutan, jadi paman tidak akan menghajarmu."     

Shen Tian mencibir dalam hati, Tidak akan memukulku? Barusan Paman memukul dan membantingku dengan jurus bela diri, apakah itu bukan menghajarku?     

Shen Tian takut jika bibinya akan menjawab "Aku tidak takut", lalu dia berlutut di depan Fu Nanti dengan ketakutan.     

Untungnya, Wen Qiao masih memiliki hati nurani, dia tidak akan membuat perhitungan kepada keponakan Fu Nanli ini.     

"Kalau lain kali kamu mengajak bibimu melakukan hal yang tidak senonoh seperti ini lagi, Paman tidak akan mengampunimu."     

"Iya, iya, Paman. Aku tidak akan berani mengulanginya lagi."     

"Kembalilah ke kamarmu. Dalam dua hari ke depan, selama liburan musim panas, kamu tidak boleh keluar dari sini untuk bermain. Aku akan mendatangkan guru les untuk membimbing kamu belajar."     

Shen Tian merasa dunianya runtuh dan hanya bisa mengeluh dalam hati, Paman, hukuman ini sama saja dengan memukulku.     

"Kamu masih belum juga kembali ke kamarmu?" Ujar Fu Nanli dengan nada tinggi.     

Melihat tatapan suram dari pamannya, Shen Tian benar-benar tidak berani menyampaikan keberatannya, dan segera kembali ke kamarnya.     

Fu Nanli memberi isyarat kepada Wen Qiao yang berdiri di sampingnya, "Kemarilah."     

Wen Qiao masih bisa merasakan ada sisa kemarahan dalam suara Fu Nanli yang tegas.     

Wen Qiao mendekat ke arah Fu Nanli tanpa rasa takut, dia merasa dirinya tidak bersalah, dia hanyalah korban.     

"Siapa yang mengizinkan kamu pergi makan malam dengannya?"     

Wen Qiao menjawab, "Dia bilang ingin membalas budi kepadaku setelah menyelamatkan nyawanya dengan mengajakku makan bersama. Aku merasa tidak ada yang aneh dengan ajakan itu."     

Shen Tian diam-diam melihat perdebatan yang terjadi di luar kamarnya, dia mengagumi bibinya yang berani menjawab pamannya.     

"Wen Qiao!" Fu Nanli mulai geram.     

Wen Qiao tidak mengerti alasan Fu Nanli marah kepadanya, dia menyanggah, "Tidak bolehkah aku berteman dengan siapa pun?"     

Wen Qiao tidak menyukai rasa posesif Fu Nanli yang berlebihan.     

Dia merasa bahwa dia masih sangat terukur dan masih dalam batas wajar ketika berhubungan dengan lawan jenis. Dirinya sudah paham harus sebatas mana berteman dengan teman pria.     

"Tidak boleh!"     

Fu Nanli melihat kekasihnya dipenjara karena tertangkap basah sedang bersama dengan para pria hidung belang, itu membuatnya tidak bisa mengendalikan emosinya.     

Wen Qiao mengerutkan kening, lalu berkata, "Kamu sekarang sedang emosi, aku tidak ingin melanjutkan perdebatan ini sampai emosimu sudah mereda."     

Wen Qiao berbalik dan berjalan menuju ke pintu.     

"Berhenti!"     

Pergelangan tangan Wen Qiao dicengkeram oleh pria itu. Fu Nanli menggendong tubuh Wen Qiao di bahunya, lalu membawanya ke lantai 2.     

"Fu Nanli, lepaskan aku!"     

Fu Nanli membawa Wen Qiao langsung ke kamarnya tanpa menghiraukan teriakan Wen Qiao, saat ini dia sepenuhnya dalam kendali Fu Nanli.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.