Dia Hanya Mengingatku

Menyentuh Wajah



Menyentuh Wajah

0Fu Nanli mencium Wen Qiao dengan kasar, ciuman itu membuat bibir Wen Qiao bengkak, gadis itu berkata sambil menatap Fu Nanli, "Kamu kira aku tidak berani memukulmu?"     

Fu Nanli menganggap apa yang dikatakan oleh Wen Qiao barusan adalah kata-kata yang tidak seharusnya diucapkan oleh seorang wanita, "Sebelumnya aku pernah memperingatkan Shen Tian untuk tidak mengganggumu, aku berharap peringatan itu bisa membuatmu tidak pergi bersamanya dengan alasan apa pun. Kenapa kamu masih tetap pergi bersamanya?"     

Awalnya Wen Qiao ingin melawan Fu Nanli, namun dia memutuskan untuk berbicara baik- baik kepada Fu Nanli, "Bukankah selama berpacaran denganmu aku tidak pernah berteman dengan teman pria?"     

Fu Nanli beranggapan apa yang dia lakukan ini benar. Dia menyadari apabila dirinya adalah orang yang sangat posesif, meskipun belum sampai pada titik di luar kewajaran, selain itu dia sudah berusaha untuk menahan posesifnya, tetapi itu tidak sepenuhnya berhasil.     

Perbedaan usia mereka juga cukup jauh. Fu Nanli selalu merasa cemburu saat melihat Wen Qiao bersama dengan teman pria yang seumuran kekasihnya itu.     

Termasuk bersama dengan keponakannya sendiri.     

Fu Nanli menekan tangan Wen Qiao. Kemarahan juga terpancar dari wajah Wen Qiao, Fu Nanli juga menyadari hal itu.     

"Buat apa kamu memanggil para pria hidung belang itu?"     

Wen Qiao menendang Fu Nanli, "Apa kamu gila? Apa kamu kira aku yang sudah memanggil mereka? Shen Tian yang melakukannya. Saat itu aku makan kaki kepiting, tiba-tiba keenam orang itu masuk dan duduk di sampingku, kemudian polisi datang dan menangkap kami. Sekarang aku kelaparan, karena tadi belum sempat menghabiskan makananku."     

Fu Nanli mendengus sambil menatap tajam ke arah Wen Qiao, "Mereka duduk di sebelahmu?"     

"Kalau iya, kenapa?"     

Wen Qiao masih marah.     

Fu Nanli menggertakan gigi, "Apakah mereka menyentuhmu?"     

"Kalau iya, kenapa?"     

"Wen Qiao!" Fu Nanli merasa geram mendengar jawaban Wen Qiao.     

Wen Qiao melihat amarah yang terpancar dari kedua mata Fu Nanli. Dia tahu jika dengan sedikit sentilan saja, bisa berakibat buruk buatnya, "Ada seorang pria kekar yang menyentuh wajahku."     

Fu Nanli mencium Wen Qiao lagi, kali ini berlangsung cukup lama, seakan menutupi jejak sentuhan si pria itu pada wajah kekasihnya ini.     

Para pria hidung belang itu harus membayar perbuatan mereka.     

Mereka mendapat hukuman penjara selama 3 tahun, dengan tuduhan menyentuh wajah gadis.     

Belakangan, barulah mereka mengetahui bahwa gadis yang mereka temui tempo hari adalah kekasih Tuan Muda Fu. Seketika mereka ketakutan setengah mati.     

"Lain kali jangan pergi lagi dengan Shen Tian."     

Fu Nanli tahu betul keponakannya yang bengal itu berteman dengan banyak berandalan. Bagaimana bisa dia tenang membiarkan Wen Qiao pergi bersama Shen Tian?     

Wen Qiao tidak memberikan tanggapan.     

Fu Nanli mengangkat dagu Wen Qiao dengan kasar, "Wen Qiao, apakah kamu sudah dengar perintahku?"     

Wen Qiao tidak ingin membuat Fu Nanli khawatir.     

Wen Qiao meliriknya, "Aku lapar."     

"Apakah kamu masih berniat pergi dengan Shen Tian?"     

Wen Qiao berpikir jika dia tidak berjanji untuk tidak pergi bersama dengan Shen Tian, pria ini tidak akan membiarkannya makan.     

Wen Qiao berkata, "Tadi aku hanya berniat untuk makan dengannya, aku tidak menyangka jika aku ditipu olehnya. Kamu kira aku masih bisa mempercayainya?"     

Setelah lima belas menit kemudian, Fu Nanli membawa nasi panggang seafood spanyol, "Makanlah."     

Wen Qiao menoleh ke kamar Shen Tian, "Kamu tidak mengajak Shen Tian makan juga?"     

"Dia tidak akan mati walau tidak makan."     

Shen Tian diam-diam menangis di dalam kamar setelah mendengar perkataan Fu Nanli, Paman yang kejam.     

Wen Qiao melihat ada bekas cakaran yang ada di leher Fu Nanli, sepertinya tadi dia tidak sengaja mencakar leher Fu Nanli saat dia melawan pria itu.     

Fu Nanli menuangkan segelas limun untuknya. Wen Qiao melihat emosi pria ini sudah berangsur mereda. Wen Qiao menyentuh lehernya, "Apakah sakit? Aku tidak sengaja melakukannya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.