Dia Hanya Mengingatku

Diamlah!



Diamlah!

0Fang Duo dilemparkan ke dalam sebuah ruangan kecil dengan kasar oleh para pria yang membawanya, efek dari obat bius mulai hilang, dia sekarang sudah bisa berbicara, meskipun dengan suara serak, "Siapa kalian? Lepaskan aku! Lepaskan aku!"     

Para pria itu menutup pintu dengan keras. Kedua pria kekar itu lalu berdiri di depan pintu kamar sambil mengawasi sekitar.     

Fang Duo masih terus memukul pintu dari dalam ruangan.     

Wen Qiao kembali ke tangga dari dek, dan melalui jendela kecil, samar-samar dia bisa melihat ada ruangan di lantai tiga.     

Sepertinya itu adalah kamar penumpang.     

Dia menemukan seikat tali jangkar, lalu dia mengikat simpul, dan melemparkannya ke atas hingga tergantung di pagar atas. Wen Qiao naik ke atas dengan memanjat tali itu.     

Angin laut di awal musim panas bertiup ke wajahnya, dan Wen Qiao sudah berkeringat saat dia memanjat tali.     

Dia berjuang untuk naik ke lantai atas. Dia mulai mencari tahu keberadaan Fang Duo dengan masuk melalui saluran ventilasi.     

Kapal pesiar ini adalah kapal pesiar mewah, setiap kamar memiliki kamar mandi dan saluran ventilasi.     

Wen Qiao adalah orang yang mengerti arah, dia sudah memperhitungkan setiap detail ruangan dalam benaknya, ventilasi mana yang harus dimasuki dan seberapa jauh yang dibutuhkan untuk mencapai kamar Fang Duo.     

Fang Duo memukul pintu hanya sebentar, tenaganya telah terkuras habis. Dia hanya bisa duduk di ranjang sempit sambil menangis karena putus asa.     

Siapa yang sudah dia singgung? sampai-sampai orang itu tidak hanya melukai tangannya, tetapi juga sampai menculiknya.     

Saat Wen Qiao membuka sebuah papan, samar-samar dia mendengar isak tangis dari gadis itu, dia tahu bahwa dia telah menemukan tempat yang tepat, dia melompat keluar dari ventilasi dengan mudah dan membuka kamar mandi dari dalam.      

Dia berdiri di belakang pintu, menghela nafas, menyeka keringat di dahinya, dan mengambil handuk persegi untuk menutupi mulut Fang Duo dengan gerakan cepat sebelum Fang Duo berteriak.     

Wen Qiao mengenal suara tangisan dari Fang Duo, dia meraih pegangan pintu dan membuka pintu dengan cepat lalu mendekati Fang Duo untuk segara menutupi mulutnya.     

Untungnya, kamar kapal pesiar ini berukuran sangat kecil, hanya dalam dua langkah, dia sudah berada di samping Fang Duo.     

Fang Duo terkejut melihat kedatangan Wen Qiao. Sebelum Fang Duo sempat berteriak, Wen Qiao berbisik dan berkata dengan suara terengah-engah, "Diam!"     

Mata Fang Duo melebar ketakutan, dia menatap Wen Qiao.     

Wen Qiao berbisik, "Aku lihat saat kamu diculik, jadi aku mengikutimu sepanjang jalan. Aku akan melepaskan ikatan di mulutmu. Tetapi apa kamu bisa janji kepadaku untuk tidak berteriak?"     

Fang Duo mengangguk.     

Wen Qiao melepaskan ikatan di mulutnya, Fang Duo menatapnya sambil menangis, "Aku kira kamu yang menculikku."     

Wen Qiao mengangkat tangannya, dia ingin sekali menamparnya, Fang Duo ketakutan. Wen Qiao melirik pintu, lalu menariknya ke kamar mandi, dengan gerakan lembut Wen Qiao menutup pintu kamar mandi, dan menunjuk ke arah saluran ventilasi di atas toilet, "Lakukan seperti yang aku perintahkan. Kamu masuk ke lubang ventilasi lalu belok kanan, setelah itu terus merangkak sampai ujung, dan tunggu aku di sana."     

Fang Duo memeganginya sambil menangis tersedu-sedu, "Kamu...Apakah kamu tidak ikut denganku?"     

Wen Qiao tampak serius, "Ada sesuatu yang harus aku lakukan."     

Dia ingin mencari tahu keberadaan pamannya, gambar pentagram yang dia lihat di mobil itu membuatnya tidak bisa berdiam diri untuk menyelidiki lebih lanjut.     

Air mata Fang Duo jatuh, "Aku…aku takut sendirian, aku tidak berani."     

Wen Qiao dibuat kesal oleh Fang Duo, dia menggertakkan giginya dan berkata, "Cepat! Apakah kamu tidak ingin melarikan diri dari sini?"     

Fang Duo dengan putus asa menahannya dan berkata, "Bagaimana jika aku bertemu seseorang? Mengapa kamu tidak pergi bersamaku? Apakah kamu ingin pergi sendiri?"     

Jika bukan karena alasan tidak ingin sampai bunyi tamparannya menarik perhatian para penjaga, sudah dari tadi Wen Qiao menamparnya, "Aku di sini untuk menyelamatkanmu. Apakah aku bisa melakukannya sendirian? Fang Duo…Fang Duo, tolong pintarlah sedikit di saat seperti ini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.