Dia Hanya Mengingatku

Tertikam



Tertikam

0Wen Qiao menggertakkan giginya, "Kalau begitu aku yang turun, kamu tunggu di sini."     

Fang Duo menuruni tali sambil menangis, dan orang-orang sudah mengitari dek untuk mengepung mereka.     

Wen Qiao tidak punya waktu untuk menunggu Fang Duo berlama-lama. Wen Qiao meraih tali dan meluncur ke bawah dengan cepat, dia menendang Fang Duo langsung ke lantai dua. Fang Duo berkata dengan nada kesal, "Kenapa kamu menendangku?"     

Wen Qiao merasa Fang Duo tidak paham bahwa mereka sedang berada dalam situasi genting, dia mencengkram kerah baju Fang Duo, "Ayo lari!"     

Tanpa mereka sadari dan entah sejak kapan, kapal pesiar sudah berjalan dan saat ini sudah jauh dari bibir pantai.     

Fang Duo gemetaran, "Aku…aku tidak berani, itu sangat tinggi."     

Wen Qiao menendang Fang Duo ke bawah, Fang Duo berteriak histeris. Saat Wen Qiao hendak melompat, tiba-tiba terdengar suara 'jlep' diikuti dengan rasa perih yang menjalar di tubuhnya. Seseorang telah menikamnya dari belakang, dengan kekuatan yang ada, Wen Qiao menendang dada pria yang menikamnya itu dan kemudian menceburkan dirinya ke laut.     

Padahal masih bulan Juni, tetapi Wen Qiao merasa kedinginan saat menjatuhkan dirinya ke laut.     

Tampaknya ada cahaya terang di kejauhan, ombak menerjang, air laut bergejolak dan mengalir ke mulutnya, dia ditikam di punggung bagian bawah, dan air laut meresap di lukanya. Rasa sakit membuat kesadarannya yang sebelummnya kendur berangsur-angsur jernih kembali.     

Dia mendengar peluit kapal pesiar dan tangisan dari Fang Duo.     

Fang Duo memanggilnya, "Wen Qiao! Wen Qiao!"     

Wen Qiao berpikir, dia harus berenang ke pantai, setidaknya dia harus berenang ke arah pantai, dia tidak bisa bernapas jika dia tenggelam, dia akan mati.     

Dia harus bertahan setidaknya sampai Fu Nanli datang.     

Namun darahnya mengalir begitu deras, kekuatannya seolah sudah terkuras habis, seketika tangan dan kakinya seolah terikat dengan seribu keping emas, dia terseret ke dasar laut.     

Dia tidak bisa berenang lagi, dia merasa sangat lelah.     

Ketika raungan Fu Nanli datang, kapal pesiar sudah berada jauh dari bibir pantai.     

Dia tenggelam, dan semakin tenggelam. Dengan penerangan yang ada di pantai, Wen Qiao sepertinya melihat seseorang yang sedang berenang ke arahnya, tak lama kemudian, Fu Nanli sudah berada di sampingnya.     

Fu Nanli memeluknya dan berenang menuju ke pantai, ketika mereka sudah dekat pantai, airnya sudah tidak lagi dalam.     

Dia memeluk Wen Qiao keluar dari laut, dan saat cahaya lampu menyinari mereka, Fu Nanli baru menyadari bahwa tubuh Wen Qiao sudah berlumuran darah.     

Ada puluhan pengawal berlari menghampiri mereka, Fu Nanli yang kebingungan berkata, "Cepat pergi dari sini."     

Dia masuk ke mobil dengan memeluk Wen Qiao, saat sudah di dalam mobil, Wen Qiao yang masih sadar memegangi jari Fu Nanli dan berkata dengan lemas, "Kamu datang. Kamu sudah di sini…"     

"Qiao Er, aku sudah disini dan sudah datang."     

Mobil melaju kencang, Qin Bei menoleh dan berkata, "Tuan Muda, Anda harus membantunya untuk menghentikan pendarahan yang dialaminya."     

Fu Nanli mengambil kotak obat di mobil, lalu buru-buru mengeluarkan kain kasa dan menekannya di pinggang Wen Qiao, "Wen Qiao, jangan tidur, jangan tidur, tetaplah terjaga, sebentar lagi kita sampai di rumah sakit."     

Mata Wen Qiao berkunang-kunang, wajah Fu Nanli yang kelihatan khawatir, nafas Fu Nanli menjadi berat. Lampu yang berkedip-kedip, pentagram yang misterius, itu semuanya menghilang seketika ke dalam kegelapan.     

"Qiao Er…" Fu Nanli meraung sampai perlahan-lahan dia berusaha menenangkan dirinya sendiri.     

Qin Bei belum pernah melihat tuan mudanya panik seperti ini. Fu Nanli terlihat bingung, dia ingin menyelamatkan Wen Qiao, tapi dia tidak berani menyentuhnya, dia takut akan melukai lukanya dan akan memperburuk kondisinya, dia merasa begitu banyak pertimbangan di dalam benaknya. Satu-satunya yang bisa dia lakukan adalah memanggil namanya, lagi dan lagi sampai suaranya menjadi serak.     

Qin Bei sudah menghubungi direktur rumah sakit. Saat tiba di rumah sakit, terlihat tenaga medis sudah menunggu di depan IGD.     

Lima atau enam mobil hitam diparkir di pintu masuk rumah sakit, direktur rumah sakit menyambut kedatangan mereka dan melihat Tuan Muda Fu keluar dari mobil dengan menggendong seorang gadis yang sedang berlumuran darah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.