Dia Hanya Mengingatku

Jurang Yang Dalam



Jurang Yang Dalam

0Rencana awal He Yan adalah begitu Wen Qiao naik kapal pesiar, gadis itu akan dibuat pingsan. Selama gadis itu pingsan, dia akan menyuap polisi untuk menangkapnya.     

Rencana yang begitu sempurna.     

Bagaimana Wen Qiao bisa berhasil melarikan diri?     

"Kenapa mereka gagal menangkap gadis itu padahal dia sedang terluka?" Tanya He Yan dengan heran.     

"Karena Tuan Muda Fu datang tepat waktu untuk menyelamatkannya, jadi mereka gagal untuk menangkapnya."     

Ekspresi He Yan sedikit terkejut, jadi ketika Wen Qiao melihat teman sekelasnya itu diculik, dan dia tahu bisa membahayakan nyawanya sendiri, gadis itu masih terpikir untuk memberitahu Fu Nanli melalui pesan teks? Selain itu Wen Qiao berhasil melarikan diri dari puluhan tentara yang ada di kapal itu?     

Dia meragukan penilaiannya terhadap seorang Wen Qiao sebelum kejadian ini, Apakah benar jika Wen Qiao adalah mahasiswa biasa?     

Yang lebih mengganggu pikirannya adalah kenapa pria sedingin Fu Nanli mau saja menuruti perkataan Wen Qiao untuk datang dan menyelamatkannya?     

Bukankah Fu Nanli sangat sibuk?     

He Yan yang awalnya berdiri, tiba-tiba dia merasa lemas pada sekujur kakinya, hingga akhirnya dia terduduk di sofa, dan menutupi wajah dengan tangannya, "Jangan sampai kita terlibat di dalamnya."     

"Tidak akan, Nona jangan khawatir."     

He Yan menatapnya sambil tersenyum, "Aku akan merasa tenang jika kamu yang mengurus hal ini."     

Wen Qiao merasa dia sudah tertidur dalam waktu yang lama. Mimpi yang dia ingat adalah mimpi yang mendekati saat dia sadar, sedangkan mimpi yang lain tidak diingatnya selama dia dalam keadaan koma.     

Mimpi yang dia ingat adalah saat dia berlari tanpa henti di kapal pesiar itu, menuju ke koridor dengan karpet merah, terdapat banyak kamar di sana dan dia mencari seseorang dari kamar satu ke kamar yang lain. Semua kamar memiliki dekorasi yang sama di dalamnya, ada mandala hitam yang ditempatkan di vas putih. Mandala adalah simbol spritual dalam agama Buddha yang mewakili alam semesta, di batangnya mengalirkan darah, dan ada simbol pentagram di dinding, simbol pentagram itu memancarkan cahaya hitam.     

Setiap kamar isinya sama.      

Wen Qiao terengah-engah, keringat mengucur deras dari dahinya.     

Di ujung koridor, Wen Qiao melihat seorang pria muda mengenakan kemeja putih, pria itu menatapnya sambil tersenyum.     

Pria itu memasuki sebuah ruangan dan Wen Qiao bergegas menyusulnya, lalu dia masuk ke ruangan pria itu tadi masuk.     

Wen Qiao melihat langit yang cerah, dan ada jurang yang dalam.     

Tiba-tiba… Wen Qiao membuka matanya, dan melihat pada sebelah mata Fu Nanli yang memerah.     

Wen Qiao merasakan kembali rasa sakit yang ada di punggungnya, tepat di bagian dirinya ditikam dengan pisau. Dia merasa dirinya sadar di waktu yang tidak tepat karena efek obat biusnya sudah hilang.     

Fu Nanli menghela nafas lega saat melihat Wen Qiao sudah sadar kembali.     

Meskipun Fu Nanli kesal karena tidak melihat kepanikan dan ketakutan di mata Wen Qiao, pertanyaan pertama yang Fu Nanli tanyakan adalah, "Apakah masih sakit?"     

Wen Qiao biasanya akan mengatakan dia baik-baik saja, ini hanya luka kecil yang bukan masalah baginya. Tetapi kali ini, dia berkata dengan suara serak, "Sakit."     

Dia akhirnya berteriak bahwa itu sakit, karena itu benar-benar sakit, pisau itu masuk ke dalam tubuhnya hampir tiga inci, meskipun tidak melukai bagian organ vitalnya, tetapi tetap rasa sakit akibat tusukan itu sangat parah.     

Fu Nanli mengangkat sedikit pakaiannya dan memperlihatkan ada darah merah cerah di kain kasa. Kekesalan Fu Nanli semakin memuncak dan berkata, "Kamu sudah bosan hidup ya? Sampai kamu mau mempertaruhkan nyawamu demi menyelamatkan Nona Fang."     

Wen Qiao memucat, dia bisa merasakan kemarahan Fu Nanli yang terkandung dalam nada suaranya. Wen Qiao menggerakkan sedikit tubuhnya, dan rasa perih pada lukanya tak berkurang sedikitpun, dia memejamkan matanya untuk menahan rasa sakit.     

Fu Nanli menjadi tidak tega untuk menyalahkan gadis itu dan berkata, "Apakah sakit? Apa yang ingin kamu lakukan?"     

Lukanya tidak boleh sembarangan untuk di sentuh, jadi Fu Nanli hanya bisa mengulurkan tangan dan meraih tangan Wen Qiao, "Apakah aku perlu memanggil dokter untuk mu?     

Wen Qiao menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.