Dia Hanya Mengingatku

Bibi, Selamatkan Aku!



Bibi, Selamatkan Aku!

0"Apa yang kamu lakukan?!" Suara amarah Fu Nanli membuat Shen Tian ketakutan, ​​​​tubuhnya menjadi kaku, dia seperti sedang dalam pengaruh mantra.     

"Paman, dengarkan penjelasanku."     

Wen Qiao masih tenang, dan mendorong tubuh Shen Tian menjauh darinya, sampai Shen Tian hampir jatuh.     

Wen Qiao menjelaskan, "Dia tadi terpeleset dan hampir saja menimpa tubuhku. Untung saja reflek tubuhnya bagus, dia menahan tangannya di sofa sehingga dia tidak jatuh menimpa tubuhku."     

Shen Tian berkata, "Benar apa yang dikatakan bibi."     

Wen Qiao dan Shen Tian saling bersahutan, itu semakin membuat Fu Nanli jengkel. Fu Nanli berkata, "Shen Tian, ​​​​ikuti aku ke ruang Gym."     

Shen Tian terkejut, "Hah? Buat... apa?"     

"Latihan."     

"Paman, aku...aku tidak perlu olahraga."     

Saat Shen Tian berbicara, Fu Nanli sudah mencapai tangga, "Kamu masih juga belum ke sini?"     

Shen Tian memandang Wen Qiao untuk meminta bantuan, "Bibi, selamatkan aku! Paman akan memukulku!     

Wen Qiao terlihat sungkan untuk ikut campur.      

Setelah beberapa saat, suara tangisan dan teriakan Shen Tian terdengar dari ruang Gym. Suaranya terdengar menakutkan. Kemudian Wen Qiao menoleh ke nilai jelek di rapor yang ada di atas meja, sambil menggelengkan kepala, Wen Qiao berkata dalam hati, Anak ini pantas dipukul.     

Ini adalah pertama kalinya dia melihat seseorang yang lebih malas dibandingkan Wen Chi.     

Sekitar 20 menit kemudian, Shen Tian keluar dengan hidung memar dan wajah yang bengkak, dan suara dingin Fu Nanli terdengar dari belakang, "Mulai sekarang, menjauhlah tiga meter darinya, jangan terlalu dekat dengannya, apakah kamu mengerti?"     

Shen Tian menutupi wajahnya dengan sedih, "Aku mengerti."     

Baru saat itulah Fu Nanli melambai ke Wen Qiao, "Kemarilah."     

Wen Qiao tahu apa yang ingin Fu Nanli lakukan padanya, dia dengan enggan berkata, "Tidak mau."     

Shen Tian, ​​​​anak nakal ini, tidak puas sebelumnya sudah menjebaknya, sekarang dia membuat masalah lagi yang melibatkan dirinya. Fu Nanli juga selalu menghukumnya tanpa menyelidiki dulu siapa yang salah. Memangnya salahnya apa?     

"Cepat kemari." Suara pria itu bercampur dengan amarah.     

Wen Qiao bertanya, "Buat apa?"     

Shen Tian menutupi wajahnya dan berlari ke Wen Qiao, "Paman menyuruhmu pergi, cepatlah ke sana."     

Tiba-tiba Shen Tian teringat ancaman dari pamannya, dengan cepat dia mundur beberapa langkah.     

Wen Qiao tetap tidak bergerak selangkah pun.     

Fu Nanli tidak bisa berbuat apa-apa selain turun, Shen Tian sudah melarikan diri ke dalam kamarnya.     

Wen Qiao menatap pria yang berdiri di depannya, "Apa salahku?"     

Cahaya senja di musim panas menyinari teras hijau, kulit wajah Wen Qiao berbintik-bintik seperti boneka, matanya yang kecoklatan terlihat tidak bersalah ketika mengatakan, 'apa salahku?'     

Tidak peduli seberapa besar kemarahan Fu Nanli, tiba-tiba emosinya bisa langsung mereda.     

Fu Nanli mengusap rambutnya, "Jauhi bajingan itu di lain waktu."     

"Aku sedang memikirkan bagaimana cara meningkatkan nilainya. Bagaimana pun dia juniorku."     

Meskipun Wen Qiao hanya berjarak dua tahun lebih tua, tetapi Wen Qiao menganggap dirinya adalah seniornya.     

Fu Nanli mengangkat alisnya, "Aku akan mendatangkan seorang guru les untuknya. Aku telah membeli apartemen di lantai 11. Nanti dia akan tinggal di sana."     

Si bajingan itu selalu mengganggu bibinya.     

Wen Qiao berpikir, "Sepertinya Xiao Mo bisa membantunya dalam belajar."     

Wen Qiao mengajak Shen Tian ke rumahnya. Ketika Shen Tian melihat kedua adik laki-laki bibinya, dia hanya menghela nafas, "Bibi, gen keluargamu bagus. Bibi cantik, kedua adik laki-laki bibi juga tampan."     

Wen Qiao menepuk kepalanya, "Tidak heran jika nilai ujianmu jelek, yang ada di dalam otakmu selalu hal-hal yang tidak seberapa penting."     

Lalu Wen Qiao menunjuk ke Wen Mo dan berkata, "Shen Tian, setiap akhir pekan kamu akan belajar di sini. Xiao Mo akan membantu mengajarimu pelajaran yang masih belum kamu pahami."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.