Dia Hanya Mengingatku

Foto Diam-Diam



Foto Diam-Diam

0Gu Xiao membunyikan bel panggilan yang ada di atas tempat tidurnya, tak berapa lama kemudian perawat datang. Gu Xiao berkata dengan nada dingin, "Tolong suruh ibuku pulang. Aku butuh istirahat, luka operasi ini masih terasa sakit."     

"Gu Xiao!" Gu Yunzhu menggertakkan giginya.     

Perawat berkata kepadanya dengan sopan, "Pasien meminta Anda untuk pulang, tolong kerja samanya."     

Gu Yunzhu memelototi perawat, "Saya ibunya."     

"Maaf, Anda harus keluar meskipun Anda adalah ibunya, tolong pertimbangkan juga kondisi pasien."     

Gu Yunzhu meninggalkan kamar rawat inap dengan hati yang marah.     

Gu Xiao menghela nafas pelan.     

Wen Qiao datang mengunjungi Gu Xiao di sore harinya.     

Di lantai tiga khusus kamar rawat inap pasien, Wen Qiao menanyakan kamar Gu Xiao kepada perawat. Lalu, Wen Qiao berjalan menuju ke kamar Gu Xiao sambil membawa beberapa buah-buahan. Cahaya senja menerangi kamar rawat inap Gu Xiao. Terlihat Gu Xiao sedang setengah duduk di tempat tidur dengan memakai piyama bermotif garis berwarna biru putih khas rumah sakit, dia masih diinfus dan wajahnya pucat.     

Entah kenapa Wen Qiao merasa Gu Xiao adalah orang yang kesepian. Rasa kesepian seperti ini yang bisa menjadi penyakit seperti pernah Lu Youyou katakan, yaitu penyakit kejiwaan.     

Wen Qiao mengetuk pintu dengan rasa penyesalan, Gu Xiao membuka matanya saat mendengar suara ketukan.     

Wen Qiao membuka pintu, dia meletakkan keranjang buah di meja samping tempat tidur, dan berkata dengan tulus, "Aku benar-benar minta maaf untuk tadi malam, karena kekasihku juga kebetulan sedang terluka, jadi aku buru-buru pergi setelah memanggil mobil ambulans untukmu."     

Gu Xiao tersenyum dan tampaknya baik-baik saja, "Tidak masalah, kekasihmu memang lebih penting, lagipula mobil ambulans datang tepat waktu."     

Meskipun Gu Xiao tersenyum, Wen Qiao merasa senyumannya palsu.     

Wen Qiao menatap tabung infusnya, "Apakah kamu masih harus diinfus terus?"     

"Aku masih harus diinfus selama beberapa hari, dan dalam sehari harus berganti beberapa tabung."     

"Apakah operasinya berjalan lancar?"     

"Iya, berjalan dengan baik."     

Wen Qiao mengangguk, "Baguslah, baguslah kalau begitu."     

Wen Qiao merasa lega.     

Wen Qiao berkata lagi, "Aku potongkan apel untukmu, ya?"     

"Tidak perlu. Aku masih belum bisa makan untuk sekarang."     

Wen Qiao masih merasa kikuk, "Apakah kamu belum memberi tahu keluargamu?"     

Tidak peduli operasi besar atau operasi kecil, bukankah harusnya keluarganya datang untuk menjaganya? Pikir Wen Qiao.     

Gu Xiao menjawab, "Ayahku sudah meninggal, ibuku juga tidak terlalu peduli padaku, sedangkan nenekku sudah tua."     

Wen Qiao berpikir jika Gu Xiao ini terlihat lebih menyedihkan darinya. Wen Jianmin tidak menginginkannya sebelumnya, tapi setidaknya dia masih memiliki seorang ibu, dua adik laki-laki, dan sekarang dia memiliki ayah sambung yaitu Paman Ji yang hangat dan baik hati.     

Sedangkan Gu Xiao, dia anak sebatang kara di dunia ini.     

"Aku akan menyewa seorang perawat untukmu. Kamu baru saja operasi, pasti kamu akan kesusahan untuk melakukan apapun. Kamu butuh seseorang yang ada di setiap waktu untuk membantumu."     

Ada kicau burung yang terdengar dari kejauhan di luar jendela. Mata Gu Xiao terpaku menatap Wen Qiao, sedangkan Wen Qiao tidak bisa memahami arti dari tatapan mata itu, tatapan itu sangat rumit. Wen Qiao adalah orang yang sederhana, dia susah untuk mengerti hal-hal yang rumit, kecuali soal matematika.     

"Tidak perlu, aku bisa melakukannya sendiri, Kakak Dong juga nanti akan datang."     

Wen Qiao berkata, "Jangan merasa sungkan denganku."     

Setelah Wen Qiao selesai berbicara, dia pergi ke meja perawat, dia segera mendaftar untuk mencari perawat yang akan membantu Gu Xiao, dan pihak rumah sakit menunjuk seorang paman yang kelihatan jujur dan baik untuk merawat Gu Xiao. Wen Qiao menunjukkan kamar Gu Xiao kepada perawat itu, memberinya beberapa nasehat, setelah itu hendak berpamitan dengan Gu Xiao.     

Kebetulan nenek Gu Xiao menghubungi cucunya melalui panggilan video. Sang nenek itu baru saja belajar melakukan panggilan video. Gu Xiao tiba-tiba menghentikan Wen Qiao, "Bantu aku ambilkan pakaian di lemariku, lalu kenakan di tubuhku untuk menutupi piyama Rumah Sakit."     

Wen Qiao berpikir, bukankah aku sudah menyewa seorang perawat untukmu?     

Tapi Wen Qiao tetap mau membantunya mengambilkan pakaian dari lemari dan mengenakan baju itu di tubuhnya untuk menutupi piyama rumah sakit.     

Di luar pintu kamar yang terbuka, tanpa mereka sadari ada seseorang yang lewat, orang itu mengambil foto Wen Qiao yang sedang membantu Gu Xiao mengenakan pakaian secara diam-diam, lalu dia buru-buru pergi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.