Dia Hanya Mengingatku

Fu Cheng Tidak Mengincar Nyawa Fu Nanli



Fu Cheng Tidak Mengincar Nyawa Fu Nanli

0"Setelah menyikat gigi, aku mau mencuci wajahku, lalu nanti kamu bantu aku keringkan wajahku dengan handuk."     

Wen Qiao berkata, "Oh…oh."     

"Kamu kira apa yang akan kulakukan?"     

"Tidak ada, hehehe."     

Saat dia menyikat giginya, Wen Qiao juga menyikat giginya sendiri di sampingnya. Fu Nanli bersandar pada pegangan wastafel sambil menatap wajah Wen Qiao yang hangat seperti sinar matahari pagi di bulan Juni. Wen Qiao dengan cepat meludahkan busa yang sudah bercampur dengan ludahnya, kemudian mengeringkan mulutnya dengan handuk.     

Fu Nanli juga sudah selesai menyikat giginya. Masih ada sisa pasta gigi di sudut mulutnya. Wen Qiao membantu menyeka sisa pasta gigi di sudut mulut Fu Nanli dengan handuk, seketika pegangan Fu Nanli di wastafel mengencang.     

Wen Qiao berkata, "Rendahkan tubuhmu sedikit."     

Fu Nanli bersandar di wastafel, dan Wen Qiao mencuci wajahnya dengan cermat. Wen Qiao menyeka Fu Nanli dari alis hingga ke pangkal hidungnya. Cahaya matahari pagi masuk melalui tirai, dan memantul di wajah Fu Nanli, warna bibirnya seperti mawar yang diwarnai dengan tetesan embun di pagi hari, Wen Qiao menyeka wajah Fu Nanli dengan lembut.     

Setelah mereka berdua selesai mandi, keduanya turun bersama.     

Setiap kali Shen Tian menginap di rumah pamannya, dia sudah harus selesai makan sebelum paman dan bibinya makan. Dia tidak ingin muncul di hadapan pamannya, tidak ingin membuat kesal pamannya, terlebih lagi dia tidak ingin menjadi obat nyamuk.     

Alasan utamanya adalah dia tidak bisa melawan pamannya. Sebelumnya, pamannya memukulinya hingga tidak berdaya, dia sangat takut pada pamannya.     

Ketika paman dan bibinya turun, dengan cepat dia kembali ke kamarnya.      

Setelah sarapan, Li Fang datang untuk mengganti perban Fu Nanli. Luka bekas tusukan struktur baja bisa menyebabkan tetanus jika tidak ditangani dengan baik.     

Li Fang dengan hati-hati mensterilkan luka itu, mengganti balutan perban dan memberikan infus obat, "Hari ini kamu perlu diinfus satu tabung saja."     

"Baiklah."     

Kemarin karena dia sembarangan bergerak, punggung tangan kanannya memar sampai berwarna biru keunguan, Wen Qiao merebus sebutir telur dan menekannya untuk melancarkan peredaran darah.     

Setelah dia selesai menggantung tabung infus, Wen Qiao meninggalkan apartemennya. Bagaimanapun, dia masih harus pergi ke sekolah, dan ujian akhir akan segera datang. Tugasnya semakin berat.     

Segera setelah Wen Qiao pergi, Song An sang pengawal datang.     

Song An dan Qin Bei sama-sama berusia tiga puluhan. Mereka sudah lama bekerja di keluarga Fu, dan sudah jelas apabila mereka menjadi pengawal yang setia kepada Fu Nanli.     

Selain Fu Chuan, mereka adalah orang yang paling dipercaya oleh Fu Nanli.     

"Bagaimana?"     

Song An berbisik, "Semua buktinya menunjuk langsung ke…Tuan Muda Fu Cheng."     

Fu Nanli memejamkan matanya, "Baiklah, jangan sampai ada kesalahan."     

"Iya, Tuan Muda."     

Di villa bergaya Eropa di dekat danau, Fu Cheng tidak terlihat sangat baik. Pagi-pagi dia sudah minum wiski dan menambahkan dua es batu di dalamnya, membekukan hatinya di tengah musim panas.     

Ibunya datang dengan ekspresi serius, "Apakah kamu tahu Tuan Muda terluka saat mengunjungi proyek konstruksi?"     

"Aku tahu."     

"Apakah kamu yang melakukannya?"     

Fu Cheng mengepalkan tinjunya sedikit, "Apakah menurutmu aku sama dengan si idiot Fu Jiang? Aku tidak pernah melakukan apa pun untuk menyakitinya."     

Dia juga seorang pebisnis, dia hanya akan berperang di dunia bisnis.     

He Rui mengerutkan kening, "Tapi ibu mendengar semua buktinya mengarah padamu."     

Tangan Fu Cheng yang sedang memegang gelas seketika membeku, dia merasa ini hanya permainan yang dirancang oleh kakaknya. Dia mulai tersenyum pahit.     

Dia merasa Fu Nanli bukanlah orang yang tidak paham akan bisnis. Dirinya tidak seperti Fu Jiang yang berambisi besar hingga berusaha untuk membunuh Fu Nanli.     

Sejak awal yang Fu Cheng incar bukanlah nyawa dari kakak sepupunya itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.