Dia Hanya Mengingatku

Terlambat Menyelamatkan Pasar Saham



Terlambat Menyelamatkan Pasar Saham

0"Wen Qiao!" Pertahanan He Yan akhirnya runtuh. Dia mengangkat tangan dan hendak menampar Wen Qiao.     

Wen Qiao melemparkan pisau buah ke arah He Yan, Wushh… He Yan merasakan semilir angin malam yang dingin menerpa wajahnya yang bersamaan dengan pisau buah itu melesat ke arahnya. Pisau buah tertancap di lemari kayu belakang He Yan. Seketika He Yan merasakan ada rasa perih di bagian pipinya, dia mengusap wajahnya dan mendapati ada noda darah dari wajahnya.     

Wen Qiao bertanya dengan nada dingin, "Apa? Apakah kamu marah?"     

He Yan meringis sambil menatap Wen Qiao dengan tajam.     

Wen Qiao memandangnya dengan santai, "Jika pisauku lebarnya dua sentimeter, mungkin saja akan tertancap di dahimu dan kamu akan mati saat itu juga."     

He Yan tertawa kecil, "Apakah kamu berani?"     

Wen Qiao menggigit apel dan berkata, "Aku nasehatkan kakak agar tidak memicu kebencian pada diri seseorang lagi, kalau tidak, orang itu akan datang untuk balas dendam kepadamu. Itu bisa saja terjadi kan?"     

Membunuh orang? Tentu saja Wen Qiao tidak mau, dia akan masuk penjara kalau dia sampai melakukannya.     

Tempat semacam itu lebih cocok untuk He Yan.     

Perbuatan He Yan lebih keji, dia tega mencelakai orang yang tidak bersalah, dengan menyayat pergelangan tangannya, bahkan menculik orang itu, demi bisa menjebak Wen Qiao.     

Wanita ini benar-benar gila.     

He Yan tiba-tiba tersenyum, "Apakah Fu Nanli sudah tahu semua kebohonganmu padanya?"     

Wen Qiao berkata, "Apakah aku harus melaporkan kepadamu rahasia di antara aku dengannya? Kalau kamu penasaran, tanya saja sendiri kepadanya."     

Wen Qiao percaya pada hukum tabur tuai.     

Kalau dia memperlakukan He Yan dengan baik, dia akan mendapat balasan yang baik.     

Sebaliknya, kalau dia memperlakukan He Yan dengan buruk, dia juga akan mendapatkan perlakuan yang buruk.     

Ajaran tabur tuai itu sungguh ada di dalam kehidupan ini.     

He Yan hampir kehilangan kendali lagi dan berkata dalam hati, Si gadis jalang ini tahu saja bagaimana cara memancing emosiku.     

Wen Qiao akhirnya berdiri, "Jika kamu tidak berubah, maka aku tidak segan-segan menjebloskan kamu ke dalam penjara. Kali ini aku melepaskanmu karena kakakmu, tapi tidak untuk lain kali."     

Setelah Wen Qiao selesai berbicara, dia memainkan apel sambil bersiul, lalu perlahan berjalan keluar dari ruangan apartemen He Yan.     

Setelah Wen Qiao pergi, He Yan akhirnya berteriak seperti orang gila sampai semua vas di rumah hancur karena dibanting olehnya. Dia pergi ke pintu untuk mengubah kata sandi, dan kemudian duduk di ruang tamu. Dia merasakan sekujur tubuhnya menjadi dingin.     

He Yan merasa frustasi, bisa-bisanya dia diancam oleh seorang gadis kecil.     

Bel pintu di ruangan apartemennya berbunyi, itu membuat He Yan terkejut. Dia mengintip lebih dulu, ternyata yang datang adalah sekretarisnya, barulah dia mau membukakan pintu.     

Begitu pintu terbuka, sekretaris itu berkata dengan cemas, "Nona, beberapa perusahaan atas nama Anda, mengalami krisis seperti perusahaan perhiasan Anda sebelumnya, ada sebuah perusahaan yang melakukan Short Selling, dan sekarang saham Hong Kong menjadi turun. Selain itu, juga ada yang sengaja melakukan kamuflase pada laporan keuangan."     

He Yan tiba-tiba merasa pikirannya kosong, "Minta kakakku membantu menstabilkan kondisi pasar saham, buat apa kamu menceritakan kepadaku?"     

Kakaknya ahli di bidang perdagangan, dan memanipulasi pasar saham adalah tugas yang mudah bagi kakaknya.     

"Saya sudah memberitahu Tuan He, dia sedang dalam perjalanan ke sini. Tuan He mengatakan bahwa ini sudah terlambat, pihak lain mengetahui jalur operasinya dan memblokir semua kemungkinan yang akan dilakukan Tuan He untuk menyelamatkan pasar saham."     

He Yan berpegangan pada sudut kabinet sambil berpikir, lawannya sudah mengetahui jalur operasi kakaknya. Siapa lagi yang tahu perilaku kakaknya kalau bukan sahabatnya, Fu Nanli, siapa lagi?     

"Apakah perusahaan itu adalah milik Fu Nanli?"     

"Bukan, milik orang lain, tetapi saya menemukan bahwa orang itu menginvestasikan banyak uang di klub rugby Qiao. Mungkin, dia masih memiliki hubungan yang baik dengan Tuan Fu."     

He Yan tiba-tiba merasa seperti ada gumpalan yang tersangkut di tenggorokannya. Demi Wen Qiao, Fu Nanli bahkan tidak mempedulikan perasaan kakaknya hanya untuk melawannya?     

Apakah Fu Nanli gila?     

Apakah dia gila?     

Selain kecantikan, apalagi keistimewaan Wen Qiao? Sampai dia tidak memikirkan lagi hubungan persahabatan yang sudah terjalin selama puluhan tahun?     

He Yan duduk merosot di sofa, pandangan matanya menyiratkan seorang yang sedang putus asa. Dia tidak bisa mempercayainya, tetapi dia terpaksa harus percaya.     

He Yan masih yakin bahwa ada cara yang tidak melanggar hukum untuk menyingkirkan Wen Qiao.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.