Dia Hanya Mengingatku

Kekasihku Tidak Memiliki Pemikiran Menyakiti Orang Lain



Kekasihku Tidak Memiliki Pemikiran Menyakiti Orang Lain

0He Jun menggelengkan kepalanya, perkataan Fu Nanli sama dengan apa yang pernah Wen Qiao katakan. Mereka memang pasangan yang serasi.     

Fu Nanli membawa satu botol anggur ke pintu gudang anggur, dan He Jun menghentikannya, "Apakah kamu benar-benar mengenali kekasihmu dengan baik?"     

Fu Nanli berhenti dan tidak menoleh ke belakang.     

He Jun berkata, "Dia pembohong."     

Sudut mulut Fu Nanli terangkat dan berkata, "Aku sudah mengetahuinya. Meskipun dia pembohong, perayu, atau apapun itu namanya, yang aku tahu kekasihku tidak memiliki pemikiran untuk menyakiti orang lain. Sedangkan adikmu…"     

Fu Nanli tidak menyelesaikan perkataan yang hanya akan membuat He Jun menjadi malu.     

——     

Pada awal Juli, cuaca menjadi panas, dan akhirnya telah tiba hari dimana Wen Chi, Wen Mo dan yang lainnya mengikuti ujian masuk SMA telah tiba. Wen Qiao dan yang lain merasa khawatir, kecuali 2 orang yang akan mengikuti ujian, mereka terlihat sangat tenang.     

Sehari sebelum ujian masuk SMA, Su Yun berulang kali membantu Wen Chi dan Wen Mo memeriksa tiket masuk, bolpoin, pensil 2b, penghapus, penggaris, dan alat tulis lainnya.     

Wen Chi duduk di sofa dan menonton kartun bersama Wen Mo.     

Wen Qiao berkata, sehari sebelum ujian boleh mereka pakai untuk bersantai, tidak perlu belajar.     

Wen Qiao menepuk pundak ibunya, "Bu, ibu sudah memeriksanya beberapa kali?"     

Su Yun memberi pesan kepada kedua bocah lelaki yang menonton kartun, "Pastikan untuk memeriksa dengan cermat sebelum pergi ujian besok, kalian tidak boleh lupa membawa sesuatu, apakah kalian dengar?"     

Ji Mingyuan datang dengan sepiring semangka, Su Yun berkata dengan cepat, "Kalian berdua tidak boleh memakannya, jika kamu memakannya nanti perut kalian sakit."     

Wen Qiao memegang semangka besar dan memakannya dengan rakus di depan kedua adik laki-lakinya itu.     

Wen Chi berteriak, "Kamu sengaja menggangguku!"     

"Tunggu sampai kalian selesai ujian masuk SMA, kalian boleh makan semangka sesuka hati kalian."     

Wen Chi bersenandung, Wen Mo masih memainkan kubus rubik di tangannya, mereka tampak tenang, tidak selayaknya orang yang akan mengikuti ujian masuk SMA besok.     

Sekarang ibu dan Paman Ji tinggal di rumah sebelah, Wen Chi dan Wen Mo akhirnya memiliki kamar masing-masing.     

Ketika kedua anak laki-laki ini tertidur, Wen Qiao berguling dan berbalik karena susah tidur.     

Pagi harinya, setelah sarapan, Su Yun memeriksa kartu masuk dan alat tulis kedua anak itu lagi.     

Untuk mencegah kemacetan lalu lintas, Ji Mingyuan mengantar mereka ke ruang ujian dua jam sebelum ujian.     

Ketika sampai di ruang ujian, Wen Chi dan Wen Mo sama-sama menguap, dan pintu masuk ujian belum terbuka, jadi mereka harus menunggu selama satu setengah jam.     

"Bukankah aku sudah bilang ke kalian, apakah perlu datang sepagi ini?" Kata Wen Chi menggerutu.     

Wen Qiao menepuk kepalanya, "Apa yang kamu keluhkan? Ibu takut kalian terlambat. Masih bagus datang lebih awal daripada datang terlambat."     

Jadi, kelima orang duduk di samping petak bunga di gerbang sekolah dan menunggu selama satu jam sebelum akhirnya pintu pusat ujian dibuka.     

Wen Chi sudah meminta mereka untuk tidak perlu menunggu mereka di luar. Dengan mereka menunggu juga tidak bisa mengubah nilai mereka. Namun, mereka tetap menunggu di luar.     

Wen Qiao juga kebetulan sedang senggang, jadi dia menemani ibunya dan Paman Ji menunggu ujian kedua adiknya.     

Di sore harinya, Wen Mo adalah yang pertama meninggalkan ruang ujian. Untungnya, ujian masuk SMA tidak sesulit ujian masuk Universitas. Di luar ada media yang sudah menunggu     

Begitu Wen Mo keluar, reporter wanita itu bergegas mewawancarainya, "Adik, kamu selesai begitu awal, apakah kamu sudah selesai mengerjakan?"     

Wen Qiao menggelengkan kepalanya, siapa yang dia pandang rendah? Dia berjalan mendekat, menarik Wen Mo, dan berbisik, "Bagaimana ujiannya?"     

Wen Mo mengangguk, dan Wen Qiao berkata kepada reporter, "Maaf, kami tidak menerima wawancara.".     

Matahari yang terik sangat menyengat, bahkan sampai saat menjelang malam, Wen Chi hampir merupakan kelompok siswa terakhir yang keluar ujian. Wen Qiao melangkah maju dengan gugup, "Kenapa kamu keluar belakangan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.