Dia Hanya Mengingatku

Kalau Kamu Menangis Lagi, Aku Tidak Akan Tinggal Diam



Kalau Kamu Menangis Lagi, Aku Tidak Akan Tinggal Diam

0Wen Qiao tertegun dan terkejut oleh tangisan Fang Duo, "Kenapa kamu menangis?"     

Fang Duo tidak bisa menahan air matanya.     

Fang Duo sesenggukan sambil menyeka air matanya, "Aku telah membubarkan klub musik tradisional baru, tanganku terluka, dan tidak dapat memainkan guzheng lagi sekarang, tidak ada orang di sekitarku yang tulus kepadaku, awalnya mereka menyanjungku, tapi pada akhirnya mereka meninggalkanku, dan berharap aku celaka."     

Su Yun bergumam, "Qiaoqiao, jangan bertengkar dengan teman sekelasmu, bicaralah baik-baik dengannya."     

Wen Qiao, "Kami tidak sedang bertengkar, ibu kembali memasak saja."     

Wen Qiao memandang ke Fang Duo, "Tapi apa hubungannya denganku?"     

"Aku merenung lagi, mungkin kamu adalah teman terbaik di sekolah untukku."     

Wen Qiao mengangkat tangannya, "Jangan…aku juga memperlakukanmu seperti mereka."     

Fang Duo terlalu bersikap ekstrim, dia dulu mengatakan bahwa Wen Qiao yang telah menyakitinya, tetapi tiba-tiba sekarang dia mengatakan bahwa Wen Qiao adalah teman yang terbaik untuknya.     

Wen Qiao membalikkan wajahnya lebih cepat daripada membalik buku.     

Air mata Fang Duo mengalir deras seolah-olah dia tidak menginginkan uang, "Wen Qiao, aku tidak bisa bermain guzheng lagi, tapi aku masih suka bermain guzheng. Aku telah menutup klub musik tradisional baru demi kamu. Apakah kamu tidak bisa merekrut aku untuk menjadi anggota di klubmu? Terserah kamu menunjuk aku sebagai posisi apa saja, asalkan aku masih bisa melakukan apa yang aku sukai. Huhuhu.."     

Cuacanya panas, dan Wen Qiao kesal dengan tangisannya, "Maukah kamu berhenti menangis dulu?"     

Siapa pun yang berjalan di depan rumahnya akan melihat dengan rasa ingin tahu, dan pasti berpikir bahwa Wen Qiao telah menyebabkan masalah di luar dan saat ini keluarga korban datang ke rumah untuk minta pertanggung jawaban.     

Fang Duo terisak, "Aku tidak punya teman di Universitas Pusat Musik."     

Lu Youyou mendengus, "Kamu yang menimbulkan masalahmu sendiri, dan kamu suka meremehkan kemampuan orang."     

Fang Duo berteriak lagi, "Hidupku sudah menyedihkan, kamu masih bisa berbicara buruk tentang aku."     

Lu Youyou sakit kepala, "Kalau kamu menangis lagi aku tidak akan tinggal diam."     

Wen Qiao menekan pelipisnya, "Klub kami sedang tidak membutuhkan orang. Begini saja, kami mau berteman denganmu, tetapi kami tidak bisa menerima kamu sebagai anggota klub. Bagaimana?"     

Emosi Fang Duo belum stabil. Hari ini dia mengajak berteman karena suasana hatinya yang sedang senang, dan bisa juga suasana hatinya akan berubah besok, yang akan menambah konflik baru.     

Ketika Fang Duo mendengar Wen Qiao menawarkan pertemanan, dia langsung tertawa terbahak-bahak, "Benarkah?"     

Wen Qiao menjawab, "Sungguh, sungguh."     

Fang Duo segera membuat panggilan telepon dan keluar, dan melihat sopirnya membawa tas besar dan kecil ke halaman dengan tangan kiri dan kanannya membawa tas bermerek, pakaian bermerek, sepatu, berbagai produk perawatan kulit dan kosmetik semua ditempatkan di atas meja.     

Wen Qiao mengambil satu dan melihatnya dengan cermat, "Untuk apa ini?"     

"Itu namanya Highlight, brand make up ini sangat bagus."     

Ekspresi Wen Qiao kosong, "Highlight? Dipakai di mana itu?"     

Lu Youyou menggaruk lehernya, "Qiaoqiao, anak yang tidak feminim, dia sama sekali tidak tahu bagaimana cara merias wajah, dan kamu membeli beberapa baju ini, apakah kamu tidak memperhatikan gaya berpakaiannya sehari-hari? Dia setiap hari hanya memakai T-shirts."     

Wen Qiao berkata dengan sungguh-sungguh, "Fang Duo, apakah kamu tahu mengapa kamu tidak memiliki teman sejati di sekitarmu?"     

Fang Duo sedikit bingung.     

Wen Qiao melanjutkan perkataannya, "Uang tidak bisa membeli teman sejati. Jika kamu benar-benar ingin orang lain untuk tulus kepada kamu, kamu juga harus tulus kepada orang lain terlebih dahulu. Ambil kembali semua barang-barang ini."     

Fang Duo tertegun sejenak, tetapi akhirnya dia meminta sopirnya mengambil kembali semua barangnya.     

Sejak kecil seperti itulah cara dirinya mengajak berteman orang lain. Dia merenung sejenak, sepertinya dia belajar sesuatu hari ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.