Dia Hanya Mengingatku

Batas Waktu Toleransi 13 Hari Berkurang Menjadi 1 Minggu



Batas Waktu Toleransi 13 Hari Berkurang Menjadi 1 Minggu

0Lu Youyou melihat Nona Fang mematuhi instruksi dari Qiaoqiao yang menyuruhnya akting, gadis itu langsung melakukannya. Apapun yang diperintahkan oleh Qiaoqiao, gadis itu dengan senang hati melakukannya. Akting Fang Duo juga tidak jelek.     

Wen Qiao bisa dibilang seorang pengejar calon bintang. Dia bisa menilai apakah akting seseorang itu alami atau kaku, dan menjiwai atau tidak.     

Tidak heran Tuan Muda Fu berani mengeluarkan uang dalam jumlah besar senilai 20 juta yuan untuk membiarkannya masuk berinvestasi di industri hiburan, perusahaan ini pasti akan berkembang.     

"Berhenti." Wen Qiao mengangkat tangannya, dan Fang Duo berlari ke sampingnya, "Bagaimana aktingku barusan?"     

Wen Qiao mengangkat alisnya, "Apakah kamu sudah memutuskan kontrak dengan perusahaan Yihua?"     

"Sudah, memangnya kenapa?"     

"Apakah kamu mau bergabung dengan perusahaan Filmku?"     

"Aku mau, tentu saja aku mau."     

Dulu Wen Qiao menolaknya bergabung ke klub musik tradisional miliknya. Sekarang Wen Qiao memberikan kesempatan untuk bekerja sama dengannya, tentu saja dia tidak akan berpikir panjang untuk menerima tawaran dari Wen Qiao.     

Fang Duo memang gadis yang naif, dia memerankan tokoh yang karakternya hampir sama dengannya.     

Lu Youyou dan Chun Xiao adalah fans berat dan juga penggemar novel, jadi mereka bisa membantu Wen Qiao dalam memberikan rekomendasi judul novel online populer kepada Wen Qiao. Wen Qiao menghabiskan dua hari membaca novel itu dan sangat menyukainya, jadi dia akan memulai proyek film dari adaptasi novel itu.     

Wen Qiao mengajak Lu Youyou bekerja sama dengannya. Lagi pula, dirinya hanya berbakat untuk menilai calon bintang, pemilihan naskah dan pembuatan lagu OST. Untuk hal yang lain, dia meminta Lu Youyou untuk mengurusnya.     

Tentu saja, keuntungan akhir tahun yang dia tawarkan kepada Youyou juga sangat besar.     

Pada pertengahan Juli, waktu terpanas tahun ini, setelah makan malam, Wen Qiao pergi ke Klub AF.     

Klubnya sepi, Wen Qiao mengirim pesan ke Wen Chi, dan mereka menjawab bahwa mereka sedang makan hidangan seafood di luar.     

Bibi pengurus rumah kebetulan sedang mengambil cuti selama dua hari dalam sebulan, untungnya Shen Tian mengajak mereka makan bersama seharian.     

Begitu Wen Qiao masuk ke dalam, diluar hujan mulai turun dengan deras, dia benar-benar beruntung.     

Wen Qiao naik ke atas dan pergi ke kamar Wen Chi, dia berniat menunggu mereka kembali dan melihat situasi latihan mereka.     

Komputer Wen Chi masih menyala, layar komputer masih pada halaman game, dan ID game-nya berubah dari 'Kakak Chi akan ujian masuk SMA' menjadi 'Tuan Chi telah diterima di SMA', menyiratkan sedikit kegilaan, Wen Qiao mengangkat alisnya. Dalam setahun, Wen Chi telah berubah dari seorang pemalas, menjadi murid yang pintar.     

Saat Wen Qiao teringat ingin mengambil segelas air minum, tiba-tiba dia sakit kepala, rasanya seperti sesuatu yang tajam telah menusuk tengkoraknya, dia tidak tahu apa yang sedang terjadi.     

Terakhir kali dia bertemu Fu Nanli adalah seminggu yang lalu.     

Batas waktu toleransi mereka berpisah yang dulunya tiga belas hari, sekarang telah berkurang menjadi hanya seminggu.     

Dia dan Fu Nanli sudah saling mengenal selama setahun, dan batas waktu toleransi mereka berpisah dalam satu tahun sudah berkurang setengahnya, apakah berkurangnya satu tahun sekali? Kalau batas waktu toleransinya berkurang terus menerus, apakah itu artinya dia tidak boleh berpisah dari Fu Nanli walau hanya dalam hitungan jam saja?"     

Dulu setiap batas waktunya habis, dia tidak merasakan sakit kepala, tapi yang dia rasakan hanya jantungnya berdetak sangat kencang.     

Dia mengulurkan tangan dan meraih sudut meja, rasa sakit membuat penglihatannya menjadi kabur, urat biru di punggung tangannya menonjol, rasa sakit membuat jari-jarinya gemetar tanpa sadar, ponselnya ada di sebelah mouse, padahal jarak untuk mengambil ponsel sangat dekat, tapi dia kesulitan untuk mengambilnya. Ketika dia berhasil mengambil ponselnya, tangannya tidak berhenti gemetar, keringat menetes, dan ponselnya jatuh ke celah di antara meja dan tempat tidur.     

Rasa sakit terus menyerangnya, Wen Qiao mengerang kesakitan, dan setengah berlutut di lantai. Dia berusaha mengambil ponsel di celah-celah, tetapi gagal.     

Pandangan matanya menjadi gelap, sakit di kepalanya membuat kesadarannya berkurang.     

Wen Qiao menyerah untuk mengambil ponselnya. Dia tidak boleh berdiam diri di sini, dia harus keluar. Jika dia pingsan di sini, tidak ada yang akan menolongnya. Dia juga tidak tahu kapan Wen Chi dan yang lainnya akan pulang     

Wen Qiao mengulurkan tangannya untuk berpegangan pada meja, sambil terengah-engah, pandangan matanya semakin kabur, dan rasa sakit itu terus menghujam kepalanya. Dia belum pernah mengalami perasaan ini sebelumnya.     

Dia seperti telah menghabiskan semua kekuatannya ketika berjalan ke pintu selangkah demi selangkah. Di luar masih hujan deras. Di malam pertengahan musim panas, Wen Qiao berjalan ke tangga dengan nafas yang tersengal-sengal.     

Hanya dalam dua atau tiga menit, T-shirt yang dikenakan Wen Qiao sudah basah oleh keringatnya. Saat dia sampai di ujung tangga, rasa sakitnya ribuan kali lebih kuat dari rasa sakit migrain, selain itu penglihatan Wen Qiao juga semakin kabur.     

Kakinya tiba-tiba lemas, kemudian Wen Qiao terguling ke bawah.     

Samar-samar, dia seperti melihat seseorang sedang membuka pintu. Dalam cahaya redup, dia melihat derasnya hujan di belakang pria itu. Wen Qiao meraih celananya dan berkata, "Selamatkan aku, selamatkan aku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.