Dia Hanya Mengingatku

Kakak Ipar Hanya Mencintaimu Seorang



Kakak Ipar Hanya Mencintaimu Seorang

0Di teras lantai dua kediaman keluarga Fu, Ye Minqiu dan adik perempuannya, Ye Minchun, sedang duduk dan mengobrol. Pelayan menuangkan kopi di cangkir mereka. Ye Minqiu melihat ke arah kopinya, dia mengambil sendok pengaduk berwarna emas lalu mengaduk kopinya.     

Ye Minchun menatap Ye Minqiu dan berkata, "Kamu kenapa? Apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?"     

Ye Minqiu minum kopi sambil berkata, "Aku sempat bertemu dengan Gu Yunzhu beberapa waktu yang lalu."     

Ye Minchun membanting meja, sampai kopinya tumpah, Ye Minqiu berbisik pelan, "Tenangkan dirimu."     

Ye Minchun dipenuhi perasaan emosi, "Kenapa dia masih berani kembali ke sini?"     

"Aku bertemu dengannya di luar pemakaman pribadi keluarga Fu."     

"Apa yang ingin dia lakukan?"     

Nada bicara Ye Minqiu sedih, "Dia adalah wanita yang dicintai Fu Xianyuan dulu, aku rasa tidak masalah jika dia kembali untuk mengunjungi pemakaman."     

Ye Minchun mengerutkan kening, "Sudah kubilang, kakak ipar hanya mencintaimu seorang."     

Ye Minqiu menundukkan kepalanya dan tersenyum, "Benarkah? Tapi dia telah meninggalkanku pergi ke luar negeri, tinggal berduaan dengan Gu Yunzhu, dan meninggalkan banyak kekayaan untuknya. Kamu mengatakan dia hanya mencintaiku seorang, apakah orang yang tulus dalam mencintai, akan menyakiti orang yang dicintainya?"     

"Kakak ipar adalah seorang seniman, dia memiliki pikiran yang sensitif dan halus. Aku benar-benar tidak tahu apa yang dia pikirkan, tapi dia jelas bukan hanya pernikahan politik dan bisnis denganmu. Kamu mungkin tidak menyadarinya, tetapi aku sebagai orang luar…"     

Tiba-tiba terdengar suara mobil. Ye Minqiu mengangkat wajahnya dan berkata dengan berbisik, "Nanli sudah datang, jangan katakan hal ini di depannya."     

"Aku tidak sebodoh itu."     

"Setidaknya di mata Nanli, Fu Xianyuan adalah ayah yang baik. Nanli akhir-akhir ini tidak dalam suasana bagus. Kalau dia sampai tahu seperti apa sosok ayahnya yang sebenarnya, dia akan lebih tertekan."     

"Aku mengerti, ayo turun dan sambut dia."     

Fu Huaiyong dalam suasana hati yang baik akhir-akhir ini. Cucu satu-satunya tidak hanya meringankan pekerjaan di maskapai, tetapi juga mengambil alih banyak hal ketika dia bekerja di Zhonghuan. Selain itu, dia juga tegas, cucunya memiliki keterampilan bisnis yang bagus seperti dirinya dulu. Fu Nanli menang sedang dalam proyek pengembangan dan renovasi kedua bangunan tua di Pulau Nanbin dan Zhongcheng, selain itu dia juga sukses dalam bisnis minyak mentah, dan investasi. Fu Huaiyong juga mendengar kabar bahwa Fu Nanli mulai berinvestasi di dunia hiburan.     

Memang buah jatuh tidak jauh dari pohonnya!     

Untungnya, cucunya tidak menekuni bidang seni seperti ayahnya, dan untungnya dia mewarisi bakat bisnisnya, jadi dia sangat lega.     

Di meja makan, Fu Huaiyong mengerutkan kening, "Antara bekerja dan istirahat harus seimbang. Lihat anakmu, dia sekarang kurus sekali."     

Fu Nanli berkata dengan santai, "Aku tidak terlalu kurus, hanya saja aku memang kurang beristirahat selama dua hari terakhir, aku akan mengubahnya."     

Fu Huaiyong memandang menantu perempuannya, "Tunjuk beberapa asisten untuk membantunya. Apakah kamu mengerti?"     

"Fu Chuan sudah banyak membantu meringankan pekerjaannya. Perusahaan juga telah menugaskan empat sekretaris dan dua asisten khusus untuknya, semuanya adalah orang yang sangat cakap. Ayah, jangan khawatir, cucumu tidak akan mati kelelahan."     

Fu Huaiyong dengan ragu-ragu berkata, "Bisnis penerbangan…"     

Fu Nanli mengangkat matanya, "Aku akan tetap menerbangkan pesawat pulang pergi sebulan satu kali seperti sekarang."     

Kakeknya tidak berani meneruskan setelah mendengar nada suara cucunya yang tegas.     

Fu Huaiyong berpikir, siapa yang kakek dan siapa yang cucu?     

Lupakan saja, Nanli memang menyukai pekerjaannya sebagai kapten pesawat. Biarkan saja dia melakukannya.     

Selama musim panas ini, sering turun hujan lebat, saat ini cuaca tiba-tiba bisa berubah menjadi turun hujan lebat, padahal baru saja cuaca masih cerah.     

"Menginaplah di rumah malam ini."     

Fu Nanli memandang langit di luar, "Aku akan kembali ke apartemen setelah hujan reda karena masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan."     

Setelah berbicara, Fu Nanli naik ke atas.      

Untuk menuju ke kamarnya, dia harus melewati ruang kerja ayahnya. Ketika sampai di depan ruang kerja itu, dia tidak bisa menahan diri untuk berhenti, lalu dengan ringan memegang pegangan pintu, membukanya, dan masuk ke dalam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.