Dia Hanya Mengingatku

Nenek Menang



Nenek Menang

0"Tetapi apakah besan tahu keadaan gadis itu? Dia tidak cocok untuk Nanli."     

Lin Yue menjawab serius, "Apa maksudmu dengan tidak cocok? Apakah yang kamu maksud adalah status sosial mereka yang berbeda? Jadi itu alasannya kamu mau menerima Minqiu sebagai menantumu karena status sosial keluarga Ye?"     

Fu Huaiyong tersedak tiga kali, "Mana…mana mungkin? Tentu saja, aku menyetujui pernikahan mereka karena Minqiu berinisiatif mengejar Xianyuan."     

Lin Yue tersenyum dan berkata, "Aku bukan orang yang menilai seseorang cocok atau tidak dari latar belakang dan status sosial keluarga. Kepribadian adalah hal yang paling penting, bukankah begitu, Tuan Besar Fu?"     

Fu Huaiyong benar-benar tidak mau mengalah, "Aku dengar adik-adik dari gadis itu mengalami gangguan pada kejiwaan?"     

Fu Nanli akhirnya angkat bicara, "Adiknya memang menderita autisme, dan sekarang mereka sudah sembuh."     

Lin Yue berkata, "Besan, kamu tidak boleh memandang sebelah mata penderita autisme. Tidak ada yang ingin terlahir sakit. Mereka sudah ditakdirkan demikian, jika mereka masih harus mendapat cacian orang, bagaimana mereka bisa menanggungnya?"     

Fu Huaiyong merasa wanita tua ini sudah mempersiapkan diri saat datang ke sini, apapun yang dia katakan, selalu bisa ditangkis oleh wanita ini, jadi Nanli sudah tahu jika dia datang ke sini? Jadi Nanli sudah tahu dia akan datang untuk membahas kekasihnya? Bagaimana anak itu bisa tahu?     

Lin Yue menambahkan, "Saat ini teknologi pengobatan sudah sangat maju, jadi penyakit apapun bisa disembuhkan hingga tuntas. Satu-satunya hal di dunia ini yang tidak dapat disembuhkan adalah hati yang jahat. Asalkan hati gadis itu baik, mencintai dan memperlakukan Nanli dengan baik. Aku sebagai neneknya tidak boleh ikut mencampuri kehidupannya dan perasaannya. Bukankah begitu Tuan Besar Fu?"     

Fu Huaiyong tidak bisa membalas perkataannya sepatah kata pun.     

Keluarga Ye sangat kuat di Shaocheng. Tidak peduli seberapa kaya keluarga Fu, tetap tidak bisa bersaing dengan keluarga Ye.     

Lin Yue menggiring Kakek Fu ke teras samping, "Kenapa besan terlihat bingung?"     

Fu Huaiyong sudah setua ini dan dia telah menduduki posisi tinggi untuk waktu yang lama. Siapa pun yang bertemu dengannya selalu akan menyanjungnya. Kenapa sekarang saat dia diserang sampai dirinya tidak bisa membalasnya? Wajahnya kini menjadi pucat.     

"Kenapa kamu bisa bilang aku bingung? Dia adalah cucuku satu-satunya. Aku hanya ingin menjaganya agar tidak mengambil jalan yang salah. Apakah yang aku lakukan ini bukan untuk kebaikannya?"     

Lin Yue menggelengkan kepalanya, "Nanli kehilangan ayahnya pada usia sembilan tahun. Apakah kamu tahu berapa lama waktu yang dibutuhkannya untuk keluar dari trauma masa lalunya?"     

Fu Huaiyong terdiam.     

"Kamu tidak pergi ke Inggris dengannya, jadi kamu tidak tahu bagaimana kondisinya saat itu. Pada tahun-tahun itu, aku bersama anak ini. Setiap hari aku selalu takut karena anak ini tidak mau berbicara seperti tanda-tanda menderita autisme. Selama bertahun-tahun dia tidak mau membuka suara, aku sampai ketakutan setengah mati. Aku takut dia akan terus seperti itu sampai seterusnya. Sekarang anak ini mau membuka hatinya dan berpacaran, kamu sebagai keluarganya, justru jangan meminta dia menutup hatinya lagi."     

Fu Huaiyong merespon, "Meskipun begitu..."     

Lin Yue terlihat tidak senang, "Besan, aku sudah mengatakan semuanya kepadamu. Kalau kamu masih menentang hubungan mereka, itu artinya kamu tidak manusiawi."     

Fu Huaiyong tidak bisa menahan wajahnya, "Kenapa kamu bilang aku tidak manusiawi?"     

"Kalau kamu bukan orang yang tidak manusiawi, lalu apa namanya? Kamu bilang melakukan untuk kebaikannya, aku juga melakukan demi kebaikannya, demi masa depan keturunannya kelak."     

"Kamu terlalu khawatir berlebihan. Saat dia memiliki anak nanti, belum tentu kita berdua masih hidup, jadi buat apa kamu mencemaskan hal itu. Setiap anak dan cucu memiliki keberuntungannya masing-masing, apakah Tuan Besar Fu belum pernah mendengar kalimat itu?"     

"Kamu…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.