Dia Hanya Mengingatku

Tidak Sengaja Mendengar



Tidak Sengaja Mendengar

0Setelah hujan berhenti di sore hari, masih ada tetesan air hujan dari atap ke daun pepohonan, dan kemudian jatuh ke rumput. Pada saat itu, Gu Xiao merasa seakan waktu berhenti berjalan.     

Sesaat kemudian, dia tersenyum dan berkata kepada Kakak Dong "Benarkah? Kakak Dong, mungkin saja kamu... kamu salah melihat orang. Aku pernah bertemu dengan Tuan Fu, dan aku tidak merasa aku mirip dengannya."     

Kakak Dong menyentuh bagian belakang kepalanya, "Benarkah? Aku hanya melihat sekilas fotomu. apakah masih ada? Aku ingin melihatnya lagi."     

"Foto itu hilang."     

Kakak Dong tersenyum dan berkata, "Kelihatannya aku memang salah lihat."     

Anak itu jelas sekali tidak mau membahasnya, jadi Kakak Dong juga tidak mungkin terus bertanya, selain itu dia juga bukan orang yang suka ikut campur urusan orang lain.     

Di luar pintu, Wen Qiao yang semula ingin bertanya tentang perluasan klub kepada Kakak Dong, ternyata tidak sengaja mendengar obrolan mereka berdua. Saat mendengar suara langkah kaki, dia segera berbalik dan bersembunyi di sudut dinding.     

Apa maksud perkataan Kakak Dong tadi?     

Gu Xiao mirip dengan Fu Nanli?     

Apakah Kakak Dong benar-benar salah melihatnya? Kakak Dong sepertinya bukan orang yang menanyakan hal tidak masuk akal seperti itu tanpa sebuah alasan.     

Jadi rahasia apa yang sedang disembunyikan Gu Xiao?     

Wen Qiao berusaha menenangkan dirinya, dia pergi melihat latihan Gu Xiao dan yang lainnya dulu, tidak lama kemudian, dia melihat Kakak Dong dan Gu Xiao masuk ke ruangan.     

Kakak Dong bertepuk tangan, "Pendaftaran untuk kompetisi telah dibuka. Kalian serahkan dua foto KTP dan juga formulir pendaftaran. Aku sudah meminta kepada kalian sebelumnya, apakah kalian membawanya?"     

Wen Chi mengeluarkan kantong kertas kecil dari saku celana jeansnya dan menyerahkannya kepada Kakak Dong, "Aku bawa."     

Anggota yang lainnya juga menyerahkan foto KTP mereka.     

Kakak Dong berkata dengan gembira, "Aku tidak dapat menjamin apakah klub kita dapat lolos, tetapi aku yakin permainan kalian lebih hebat dibandingkan dengan klub lainnya."     

Tiba-tiba Wen Qiao teringat sesuatu.     

Dia ingat, ketika dia memeriksa informasi Gu Xiao sebelumnya, samar-samar dia merasa ada sesuatu yang tidak beres.     

Dia ingat ada yang tidak beres.     

Dia sudah pernah memeriksa file data siswa SD, SMP dan Universitas, tetapi dia tidak menemukan fotonya di dalam file.     

Tidak ada foto kelulusan, tidak ada foto sendiri, selembar pun tidak ada.     

Ini tidak masuk akal. Gu Xiao satu tahun lebih muda darinya, teknologi juga lebih berkembang dibandingkan dengan zamannya. Sekolah pasti memiliki foto digital. Kenapa dia tidak bisa menemukan fotonya?     

Lalu dia teringat kembali obrolan Kakak Dong dengan Gu Xiao barusan, jadi apakah dia tidak berhasil menemukan fotonya, karena dia mirip dengan Fu Nanli.     

Jadi apa tujuan Gu Xiao saat mendekatinya?     

Tatapan Wen Qiao pada Gu Xiao mengandung makna.     

Malam harinya, Gu Xiao kembali ke rumah neneknya. Setelah makan malam, nenek dan cucunya itu duduk di sofa sambil menonton TV. Nenek Gu Xiao menatapnya, dan Gu Xiao tersenyum, "Mengapa nenek terus menatapku?"     

Nenek menghela nafas, "Nenek masih belum terbiasa dengan penampilanmu yang baru. Bukankah kamu terlihat lebih tampan dengan wajahmu yang sebelumnya?"     

Gu Xiao memejamkan matanya, "Apakah hal yang menyenangkan jika seorang ayah tidak mau mengakui anak haram yang wajahnya mirip dengannya?"     

Nenek Gu memegang tangannya, "Ah Xiao, Ah Xiao."     

Gu Xiao menatap neneknya, sambil berkata, "Aku tidak minta dilahirkan ke dunia ini, Nek, katakan padaku, apa salahku?"     

Nenek Gu, mengulurkan tangan untuk memeluk cucunya itu sambil menghela nafas, "Tentu saja kamu tidak salah, kamu anak baik, kamu anak baik, ibumu yang salah, kenapa dia mau hamil di luar nikah? Kenapa dia melahirkanmu? Selama ini aku tidak sudi menemuinya juga karena alasan ini."     

"Nenek, kami sama-sama anak dari pria itu, tetapi kenapa nasib kami berbeda sangat jauh?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.