Dia Hanya Mengingatku

Perbedaan Usia yang Tidak Dapat Dihindari



Perbedaan Usia yang Tidak Dapat Dihindari

0Ibunya, Gu Yunzhu selalu menanamkan rasa iri dalam dirinya ketika Gu Xiao beranjak dewasa,     

Lihatlah betapa hebatnya Fu Nanli, kamu tidak boleh kalah darinya, apakah kamu tidak iri dengan kehidupan yang dia jalani? Kalau kamu iri, maka kamu harus berusaha lebih keras.     

Dia membenci Fu Nanli.     

Kenangan masa lalu yang bagaikan mimpi buruk baginya itu selalu membayanginya.     

Nenek menepuk punggungnya dengan ringan, "Cucuku yang baik, jangan berpikir demikian. Lihatlah setiap hal dari sisi positifnya, jangan selalu berprasangka buruk."     

Gu Xiao hanya terdiam.     

Nenek Gu kasihan melihat cucunya. Gu Yunzhu telah menanamkan rasa dendam dalam diri anak ini. Dia sungguh merasa bersalah terhadap cucunya.     

Di tengah malam yang larut, Gu Xiao berbaring di tempat tidur dan berguling-guling, dia masih mengingat ibunya pernah mengajak dirinya ke villa keluarga Fu yang berada di danau dangkal tepat ditengah gunung saat masih berusia 5 tahun.     

Rumah itu sangat besar, dengan kepala pelayan, dan banyak pelayan. Rumah itu memiliki taman yang indah dan halaman rumput hijau yang luas. Di belakang rumah ada lapangan golf, dan ada danau di bagian belakang lapangan golf.     

Kemewahan itu tidak menarik perhatiannya.     

Saat itu, dia berdiri di samping villa, menatap pria tua yang berwajah serius itu, seluruh tubuhnya sedikit gemetar, dia masih ingat pria tua itu menunjuk ke arah ibunya dengan marah, "Bawa keluar anak haram ini bersamamu. Kalau kamu berani menampakan dirimu lagi di Keluarga Fu dan kalau sampai Minqiu dan Nanli melihat kalian, rasakan saja akibatnya dan kamu akan menyesal memiliki anak haram ini."     

Mereka diusir keluar dari sana, saat itu mereka merasa dipermalukan. Villa keluarga Fu terlalu besar, jalan menuruni gunung sangat jauh. Dia harus menyusuri jalanan panjang dan jauh itu dengan kaki kecilnya, rasanya sungguh melelahkan.     

Ketika itu, dia yang masih anak-anak bertanya kepada ibunya, "Siapa pria tua tadi?"     

"Dia adalah kakekmu."     

Dia saat itu bingung, "Kenapa kakek begitu galak? Aku lihat kakek teman-temanku sangat baik terhadap mereka."     

Gu Yunzhu menoleh untuk melihat rumah besar yang menjulang di sekitar pepohonan hijau yang subur, "Aku Gu Yunzhu bersumpah tidak akan ada yang bisa menghentikan aku untuk mendapatkan apa yang aku inginkan. Gu Xiao, ingatlah selalu, nama margamu adalah Fu, suatu hari nanti kamu harus merebut kembali apa yang seharusnya menjadi milikmu."     

"Bu, aku takut, aku takut pada Kakek."     

Gu Yunzhu menampar wajahnya dengan keras, "Ingat, anak pengecut, kamu tidak boleh menjadi seorang pengecut lagi. Kamu lebih hebat daripada Fu Nanli, Tuan Muda keluarga Fu itu. Kamu harus gantikan ibu merebut semua kekayaan Keluarga Fu yang seharusnya menjadi milikmu. Apa kamu mengerti?"     

Anak yang masih berusia lima tahun itu berjalan terhuyung-huyung setelah menerima tamparan di wajahnya oleh Gu Yunzhu, dan jatuh di rumput, dia ingin menangis melihat wajah ibunya yang mengerikan tepat di depannya, "Menangis, menangis, menangis, kamu hanya bisa menangis saja, jangan menangis! Harapan ibu semua ada padamu, kamu harus merebutnya, apa kamu mengerti?"     

Dia menangis sambil menjawab, "Aku mengerti."      

Masa lalu kelam yang terus membekas. Gu Xiao menarik selimut menutupi wajahnya, dia memejamkan mata, dan berhenti memikirkannya lagi.     

Keesokan harinya, hujan lebat terus turun sampai sore. Ketika Wen Qiao masuk ke apartemen Fu Nanli, dia mendengar pria itu sedang berbicara di telepon, ada seseorang yang akan membantunya memesan tiket pesawat.     

Begitu Wen Qiao masuk, Fu Nanli bertanya padanya, "Besok kita pergi ke New York. Kamu bisa pergi ke sana denganku, kan?"     

Wen Qiao terkejut dan berkata, "Hah? Kenapa kamu tiba-tiba pergi ke New York?"     

"Jika kamu tidak ada urusan penting, aku akan meminta sekretaris memesan tiket untuk kamu, kamu tinggal serahkan KTP kepadaku."     

Wen Qiao mengeluarkan KTP dari tas sekolahnya dan menyerahkannya kepada Fu Nanli. Ketika Fu Nanli melihat tanggal lahir, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menghela nafas pelan di dalam hatinya.     

Sembilan tahun, perbedaan usia yang sangat jauh. Teman-teman sekelasnya nanti pasti akan mengejeknya tentang perbedaan usia, dengan mengatakan dirinya suka dengan daun muda, dan sebagainya.     

Setelah menutup telepon, Fu Nanli mengajaknya ke atas, "Aku akan mengemasi barang-barangku dulu. Nanti malam kamu juga kemasi barang-barangmu, besok kita berangkat ke New York bersama-sama."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.