Dia Hanya Mengingatku

Kamu Mirip Dengan Tuan Muda Fu



Kamu Mirip Dengan Tuan Muda Fu

0Wen Qiao dan Wen Mo sedang duduk di sofa, sedang melihat ponsel mereka masing-masing.     

Xia Bai dan Ding Hai dengan bersemangat mendiskusikan peristiwa sengit tadi malam.     

"Kalian tahu apa yang terjadi tadi malam adalah perang sengit. Aku sampai ikut berkeringat memikirkan kesulitan kakak ipar kita."     

Tatapan Wen Qiao beralih dari layar ponsel ke Xia Bai, tetapi Xia Bai tidak mengetahuinya,      

"Semalam seorang peretas berhasil meretas semua komputer di tiga kota besar, itu menunjukan bahwa peretas itu hebat. Kami sempat mengira bahwa Perusahaan Fu pasti bangkrut karena kejadian tersebut, dan saingan bisnisnya pasti mengambil kesempatan ini untuk menarik pembeli. Di luar dugaan ada peretas yang membantu Kakak Ipar memperbaiki komputer, melawan virus dan upgrade firewall."     

Wen Qiao berdiri, mengambil minuman sprite dari kulkas, dan menawarkan kepada Wen Mo, "Kamu mau minum?"     

Wen Mo mengangguk.     

Gu Xiao juga berjalan ke kulkas dan Wen Qiao menatapnya, "Mau minum apa?"     

"Coca-Cola."     

Mereka bertiga minum dan duduk di sofa, mendengarkan Xia Bai berbicara dengan sangat keras sehingga Wen Qiao tidak tahan mendengarnya, "Apakah kamu sedang mendongeng? Apakah kamu ingin aku ambilkan kipas untukmu?"     

"Kakak Qiao, kamu tidak akan mengerti tentang ini. jangan menyela perkataanku."     

Wen Qiao bertanya kepada Gu Xiao, "Apakah kamu mengerti apa yang mereka katakan? Tentang peretas, server, dan firewall."     

Gu Xiao menjawab, "Aku juga tidak terlalu paham."     

Wen Qiao berhenti sebentar sambil memegang minuman.     

Apakah seseorang berbohong atau tidak hanya orang luar yang bisa menilainya.     

Gu Xiao berkata bahwa dia tidak mengerti firewall dan server. Menurut Wen Qiao tidak masuk akal untuk anak laki-laki yang suka bermain game tapi tidak mengetahuinya.     

"Kamu kuliah jurusan apa?"     

Gu Xiao menjawab sambil minum, "Aku belajar tentang ilmu fisika, tentang astrofisika."     

Wen Qiao mengerutkan kening, Astrofisika? Nanli juga membaca Astrofisika.     

"Astrofisika adalah jurusan yang sangat bagus. Di masa depan, kamu bisa masuk ke badan antariksa, atau masuk NASA di Amerika Serikat. Apakah kamu akan tinggal di Tiongkok atau..."     

"Aku belum memikirkannya, aku akan memikirkannya nanti."     

Kakak Dong memasuki ruang pelatihan, Xia Bai memunggungi Kakak Dong, dan masih asyik bercerita. Kakak Dong mendekat perlahan, dan memukul kepalanya, "Kamu asyik bercerita tentang apa? Bukannya rajin-rajin latihan."     

Xia Bai menoleh untuk melihat Kakak Dong sambil meringis, "Tidak bisakah aku istirahat sebentar?"     

Kakak Dong memegang cangkir teh dan berkata, "Cepat pergi latihan!"     

Gu Xiao bangkit dan berjalan keluar, "Headphone-ku masih ada di asrama, aku akan pergi mengambilnya."     

Wen Qiao masih membaca berita di internet tentang krisis dunia maya keluarga Fu saat ini.     

Di saat terjadi kekacauan, Fu Nanli mengambil keputusan untuk mengadakan undian berhadiah.     

Dia benar-benar manajer yang sangat baik, dan pintar dalam mengambil keputusan.     

Gu Xiao pergi ke asrama untuk mengambil headphone, saat hendak keluar, dia melihat Kakak Dong mengikutinya sambil memegang cangkir teh di tangannya, dan menatap Gu Xiao sambil tersenyum, "Aku sempat melihat kekasih Wen Qiao datang."     

Kelopak mata Gu Xiao sedikit bergetar, dan memandang Kakak Dong dengan tenang, "Yang kuingat saat Tuan Fu datang ke sini, Kakak Dong sedang tidak di sini."     

"Iya, aku pulang di saat mereka sudah pergi. Di tengah perjalanan pulang, aku berpapasan dengan mobilnya. Aku sempat melihat wajahnya di dalam mobil.     

Gu Xiao bertanya, "Benarkah?".     

"Aku pernah melihat fotomu sebelumnya, wajahmu sebelum mengalami kecelakaan mobil tampak sedikit mirip dengan Tuan Fu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.