Dia Hanya Mengingatku

Foto Gu Xiao



Foto Gu Xiao

0Semua penonton yang hadir di kompetisi ini adalah penggemar dari tim klub CG, dan mereka semua tercengang. Tahun lalu mereka berhasil menduduki juara kedua, tahun ini mereka bahkan tidak berhasil untuk masuk ke perempat final?     

Siapa yang mempercayainya?     

Para penonton masih tidak percaya, begitu pula anggota tim klub CG Luo Ying, dia melempar headphone-nya dan berkata dengan marah, "Ada apa dengan kalian semua?"     

Rekan setimnya berkata dengan ketakutan, "Para anggota tim AF benar-benar kuat, kami ..."     

"Diam!" Luo Ying sudah sangat marah.     

Mereka tidak berhasil masuk ke perempat final, berapa banyak sponsor yang harus menarik dana mereka, yang terpenting kali ini adalah mereka merasa telah kehilangan muka.     

Luo Ying berjalan ke tirai samping panggung, dan para penggemar pria berteriak, "Klub CG tidak berguna, kalian bahkan tidak bisa mengalahkan pendatang baru."     

Bagaimanapun, beberapa penggemar wanita masih mendukung mereka karena ketampanannya, "Luo Ying, jangan sedih, lebih berusaha keras lagi. Semangat!"     

Luo Ying meninggalkan panggung bersama rekan satu timnya dengan wajah murung, di belakang panggung, dia bertemu dengan para anggota klub AF.     

Wen Qiao melipat tangannya. Dia menatap Dewa Luo yang selalu bersikap sombong di depan Xiao Chi itu mendengus ringan.     

Shen Tian meletakkan tangannya di sakunya dan berkata dengan sangat berhutang, "Sekarang siapa yang menang dan siapa yang kalah? Atau, sekarang saja kamu pujilah kami sebagai pemenang di sini?"     

Houzi bergegas akan meninjunya, tetapi dihentikan oleh Luo Ying sambil berkata dengan suara pelan, "Apakah masih belum cukup melihatku dipermalukan?"     

Wen Chi berjalan di depan Luo Ying, dan berkata, "Hei, Dewa Luo, kali ini di depan tiga ribu orang, aku telah membuktikan bahwa aku mengalahkanmu bukan dengan berbuat curang. Aku bisa mengalahkanmu berkali-kali. Jadi lain kali jangan pernah menuduhku berbuat curang lagi."     

Dari nada suara Wen Chi, dia terlihat sangat berani, dengan sikap anak muda yang memiliki semangat yang tinggi. Luo Ying hanya bisa menggertakkan giginya dan berkata, "Ini hanya perempat final, aku mau lihat apakah kalian bisa menjadi pemenangnya."     

Shen Tian berkata, "Tidak peduli apakah kami nanti menjadi pemenang kompetisi ini atau tidak, yang terpenting adalah kalian kalah dari kami. Apapun hasilnya nanti, kami jauh lebih unggul dibandingkan dengan kalian."     

Semua anggota klub AF pergi meninggalkan klub CG dengan angkuh.     

Luo Ying bingung dan tertekan, dalam arogansinya, mereka mirip dengan tim klub AF, tetapi kenapa harus tim Klub CG yang kalah?     

Jika mau dijabarkan, kelebihan klub AF adalah Wen Chi dan anggotanya yang lain bekerja keras tetapi tidak ambisius, selain itu mereka juga disiplin dan tekun latihan.     

Tim klub AF berhasil mencapai perempat final. Babak final dijadwalkan akan diadakan di Busan pada bulan November depan.     

Ketika semua anggota AF meninggalkan gedung, seorang reporter mengambil foto. Dalam foto ini, beberapa remaja itu terlihat bersemangat. Wen Qiao menatap adiknya dengan senyum lembut, sementara Gu Xiao di sampingnya, pandangan matanya yang terus tertuju pada Wen Qiao, mengandung perasaan cinta yang rumit untuk dijelaskan dengan kata-kata.     

Fu Nanli melihat foto ini di Internet saat di luar negeri.     

Dia melihat Gu Xiao sekilas, yang sedang menatap Wen Qiao.     

Foto ini membuatnya merasa tidak nyaman.     

Mereka berusia kurang lebih sama, mereka sama-sama orang yang bersemangat, topik pembicaraan mereka juta sama. Anak laki-laki itu tidak perlu bersusah payah memahami hobi Wen Qiao, dan tidak perlu memaksa Wen Qiao memakai riasan agar gadis itu terlihat dewasa.     

Mereka terlihat serasi berjalan berdampingan.     

Fu Nanli yang bekerja sampai pukul dua pagi, dia sudah bangun lagi pukul tujuh pagi dan bergegas berangkat ke bandara, dia ingin segera kembali ke China.     

Malam harinya, Wen Qiao yang baru saja pulang dari pesta perayaan, pergi ke lemari untuk mengambil piyamanya dan pergi mandi. Selesai mandi, dia melihat guru SMA Gu Xiao mengirimkan pesan kepadanya di ponselnya. Wen Qiao menyiapkan hatinya, dia menarik nafas dalam-dalam sambil membuka pesan itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.