Dia Hanya Mengingatku

Bukan Salahmu



Bukan Salahmu

0Wen Qiao meletakkan ponselnya, memasukkan tangannya ke dalam saku, dan mendengus, "Katakan padaku, apa yang kamu sembunyikan dariku? Sampai-sampai kamu membohongi aku bahwa kamu sedang melakukan perjalanan bisnis."     

Lan Anran hanya ingin mencairkan suasana.     

Pintu kantor Fu Nanli setengah tertutup, dan dua sekretaris di luar entah kenapa merasa lega ketika mereka mendengar suara Wen Qiao.     

Fu Nanli duduk di kursi bos dan tidak bergerak sedikit pun, "Aku memang berencana akan pergi ke Pulau Nanbin nanti malam."     

Wen Qiao kemudian duduk, dia memperhatikan gaya Fu Nanli yang agak aneh, dia meletakkan tangannya di belakang. Wen Qiao meraih tangan Fu Nanli yang diperban dan merasa terkejut, "Apa yang terjadi padamu?"     

"Tidak ada apa-apa, tadi tidak sengaja terkena tumpahan kopi panas."     

Wen Qiao terlihat sangat mencemaskannya, "Kenapa kamu begitu ceroboh?"     

"Aku baik-baik saja, jangan cemas."     

"Kamu bilang ada masalah di perusahaan. Apakah masalahnya sudah beres?"     

Fu Nanli menjawab dengan ekspresi serius, "Sebenarnya bukan urusan pekerjaan yang membuat suasana hatiku memburuk. Kemarin lusa aku mengetahui masa laluku yang belum aku ketahui, dan sampai sekarang belum bisa aku lupakan."     

Wen Qiao mengangguk, "Oh, begitu."     

Fu Nanli meremas jari-jari Wen Qiao, "Masa lalu yang berhubungan dengan ayahku."     

Wen Qiao bisa merasakan pergulatan batin Fu Nanli dari pandangan matanya. Wen Qiao merasa sedih, "Jika kamu berat menceritakannya maka jangan lakukan."     

Fu Nanli orang yang sangat mementingkan harga diri. Dia pasti berat untuk menceritakan fakta ayahnya telah berselingkuh dengan wanita lain.     

Dia menggenggam tangan Wen Qiao dengan erat sambil berkata pelan, "Ayahku sepertinya memiliki wanita lain saat itu."     

Ruangan menjadi sunyi, Fu Nanli dengan berani mengungkapkan fakta itu. Wen Qiao tertegun sejenak, dan tidak tahu harus bagaimana untuk menenangkannya.     

Setelah beberapa lama, dia berkata, "Jadi kamu sudah tahu bahwa kamu memiliki adik? Sepertinya aku tidak seharusnya memanggilnya sebagai adikmu ..."     

Fu Nanli bertanya, "Jadi kamu sudah tahu Gu Xiao adalah adikku?"     

Wen Qiao berkata dengan jujur, "Kakak Dong memberitahuku sebelum operasi plastik Gu Xiao sedikit mirip denganmu, aku merasa ada yang janggal. Waktu kamu mengajak aku ke New York, bukankah kita mengunjungi sebuah sekolah? Dua hari lalu, aku menerima kiriman fotonya saat dia masih SMA, dan memang wajahnya sangat mirip denganmu. Kemarin aku mengajakmu nonton film di bioskop, rencananya aku ingin memberitahumu tentang Gu Xiao. Ternyata aku keduluan orang lain. Maafkan aku."      

Fu Nanli tidak tega melihat Wen Qiao bersedih, "Aku tidak menyalahkanmu, aku tidak menyalahkanmu."     

Wen Qiao menatapnya dengan gugup, "Apakah kamu baik-baik saja?"     

Suara Fu Nanli terdengar sedih, "Terus terang, aku tidak baik-baik saja, Qiao Er, aku tidak baik-baik saja. Pikiranku saat ini semakin kacau. Aku perlu menenangkan pikiranku."     

Wen Qiao memeluknya, "Aku akan menemanimu. Aku akan selalu menemanimu."     

Fu Nanli berkata dengan pandangan mata kesepian, "Aku hanya tidak mengerti mengapa ayahku melakukan itu. Aku selalu berpikir dia sangat mencintai ibuku dan aku. Tetapi itu ternyata hanya pikiranku semata."     

Wen Qiao merasa dirinya tidak pandai menenangkan kekasihnya, "Tidak, jangan berpikir seperti itu, ayahmu pasti mencintaimu."     

Fu Nanli mengusap kepalanya dan tersenyum, Wen Qiao justru merasa sedih karena senyuman itu.     

Fu Nanli tidak bahagia, Fu Nanli terlihat sangat tidak bahagia.     

Tujuan Gu Xiao telah tercapai.     

"Seharusnya aku tidak merekrutnya ke klubku sejak awal." Wen Qiao menatapnya dengan mata memerah, "Aku benar-benar tidak tahu dia adalah adikmu pada awalnya, aku tidak tahu dia sengaja mendekatiku, andai saja aku tahu dari awal awal, aku pasti…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.