Dia Hanya Mengingatku

Aku Mewakili Si Pembohong Itu Berterima Kasih Kepadamu



Aku Mewakili Si Pembohong Itu Berterima Kasih Kepadamu

0"Apakah kamu tidak marah pada gadis itu pada saat ingatanmu nanti sudah kembali?"     

Fu Nanli tampak serius dan berkata, "Saat ibu mengungkit hal itu lagi, aku menjadi merasa marah lagi padanya. Nanti malam aku akan menemuinya dan memukul pantatnya."     

Ye Minqiu mengangkat alisnya, "...Lalu kapan kamu menyukainya?"     

"Saat dia berada di samping ranjang rumah sakit tempat aku dirawat setelah kecelakaan itu terjadi, saat itu dia mengatakan bahwa dia adalah kekasihku."     

Ye Minqiu memegang dahinya, "Itu artinya kamu jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya. Gadis itu sudah membohongimu cukup lama, bukankah itu butuh keterampilan?"     

"Sejujurnya iya."     

"Dia berhasil membohongimu, itu artinya dia adalah gadis yang hebat."     

"Terima kasih atas pujianmu untuk si gadis pembohongku"     

Ye Minqiu sama seperti ibunya. Dulu saat ayahnya meninggal, Fu Nanli tidak mau berbicara hingga membuatnya khawatir. Mertuanya yang sedang berduka akhirnya jatuh sakit dan terpaksa dia yang harus mengambil alih pekerjaan mertuanya di perusahaan. Dia hanya bisa mengkhawatirkan Fu Nanli tanpa bisa berbuat apa-apa.     

Suami meninggal, sibuk dengan urusan pekerjaan yang menumpuk, dan perilaku putranya yang tiba-tiba berubah. Entah bagaimana dirinya bisa menghadapi situasi saat itu.     

Dia hanya berharap Fu Nanli tetap sehat dan bahagia.     

Putranya tidak pernah menjalin hubungan dengan wanita sampai dia berusia dua puluh delapan tahun, dia seolah-olah adalah sebuah mesin tanpa emosi. Dia bahkan berpikir bahwa putranya akan hidup sendiri sampai tiba masa tuanya. Sekarang dia sudah memiliki kekasih. Bagaimana mungkin dia tidak senang saat mengetahuinya?      

Ye Minqiu memang wanita yang memiliki pemikiran terbuka, namun tidak semua anggota keluarga Fu bersifat seperti ibunya.     

Fu Nanli keluar dari ruang kerja ibunya, dan kali ini dia dipanggil ke kamar kakeknya. Ketika Fu Nanli masuk, kakeknya sedang berdiri di depan sebuah lukisan cat minyak yang dilukis oleh ayahnya.     

"Apakah kamu tahu kenapa ayahmu bunuh diri?" tiba-tiba dia bertanya, suara kakeknya terdengar sedih.     

Fu Nanli tidak menunjukkan emosi di wajahnya dan hanya terdiam.     

Fu Huaiyong berbalik dan menatapnya, "Aku baru tahu belakangan. Psikiaternya mengatakan ayahmu ternyata mengalami depresi."     

Fu Nanli masih tidak berbicara, dia juga sudah mengetahui bahwa ayahnya menderita depresi.     

"Alasan aku menentang hubunganmu dengan gadis itu adalah keluarga mereka memiliki riwayat penyakit yang hampir sama. Aku tidak mau membiarkan kamu memiliki anak yang tidak sehat."     

Otot rahang Fu Nanli menegang, "Kakek, apakah kakek tahu mengapa ayahku mengalami depresi?"     

Setelah kalimat itu terucap, Fu Nanli merasa menyesal.     

Kakeknya telah menanggung rasa sakit kehilangan putranya selama bertahun-tahun. Jika seseorang mengatakan kepadanya bahwa sebagian besar depresi putranya disebabkan oleh ayahnya, apakah kakeknya sanggup mendengarnya?"     

"Aku tidak tahu kenapa dia mengalami depresi, aku hanya ingin mencegah generasimu berikutnya jatuh sakit."     

Fu Nanli berkata, "Wen Qiao sehat, kakek tidak perlu khawatir."     

Kecuali penyakit aneh itu, tapi dia percaya penyakit aneh Wen Qiao juga akan sembuh.     

Fu Huaiyong berkata dengan getir, "Kenapa kamu selalu tidak mau mendengarkan aku? Ada begitu banyak gadis di dunia ini. Selain wajah yang cantik, apalagi yang membuatmu tertarik pada gadis kecil itu?"     

Fu Nanli mengerutkan kening, "Aku tidak mau berdebat dengan kakek. Aku punya penilaianku sendiri tentang semua masalah yang aku hadapi. Kakek sudah tua, kakek harus menjaga baik-baik kesehatan kakek. Aku masih ada urusan, aku pergi dulu."     

Setelah selesai berbicara, Fu Nanli tetap pergi dari kamar kakeknya, meskipun Fu Huaiyong keberatan.     

Anak keras kepala dan susah diatur.     

Fu Nanli satu-satunya pewaris keluarga Fu, sayangnya dia tidak tertarik dengan kekayaan keluarga Fu. Fu Huaiyong juga bingung harus memakai alasan apalagi untuk mengancam cucunya.     

Dia sangat khawatir, dia tidak ingin terjadi sesuatu dalam kehidupannya lagi.     

Fu Nanli sungguh membuatnya khawatir.      

Ketika Fu Nanli turun ke bawah, dia bertemu dengan sopir ibunya dan bertanya, "Kemana tadi ibu pergi? Dia bertemu dengan siapa?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.