Dia Hanya Mengingatku

Keluar!



Keluar!

0He Yan tidak akan pernah bisa memiliki hati Fu Nanli, apalagi dia telah menantang Fu Nanli yang hanya berujung pada Fu Nanli yang marah padanya.     

"He Yan, aku berharap selama 3 tahun kamu dipenjara, kamu bisa introspeksi diri."     

Ini adalah nasihat terbaik yang bisa diberikan oleh seorang kakak kepada adiknya.      

Beberapa orang memiliki pandangan berbeda tentang kasus ini, misalnya, Fu Huaiyong, saat mendengar bahwa He Yan menikam cucunya dengan pisau, dia justru merasa dalam hal ini yang bersalah adalah Wen Qiao.     

Dia merasa bahwa Wen Qiao yang telah mendorong Nanli untuk melakukan sesuatu kepada He Yan yang selama ini baik kepadanya menjadi bereaksi lain.     

Di saat Fu Nanli melakukan penerbangan ke Helsinki, dia pergi menemui Wen Qiao.     

Ini adalah pertama kalinya bagi Wen Qiao pergi ke rumah keluarga Fu, dia duduk di mobil mewah, lalu berjalan di sepanjang jalan pesisir pantai, melewati halaman yang di belakangnya terdapat lapangan golf, lapangan baseball, dan kolam renang. Selain itu, dia harus melewati perumahan kecil, barulah akhirnya sampai di depan rumah utama.     

Di ruangan samping, Wen Qiao bertemu dengan kakek Fu Nanli yang berwajah dingin. Wen Qiao dengan sopan memberi salam.      

Kakek Fu berkata langsung pada intinya, "Kamu pikir kamu bisa menipu semua orang?"     

Wen Qiao tersenyum, "Saya tidak mengerti apa maksud Anda."     

Pembawaan Wen Qiao yang tenang dan cuek membuat Fu Huaiyong tertegun sejenak. Dia hanya gadis biasa yang baru berusia dua puluh tahun. Ketika seorang gadis berusia dua puluh tahun bertemu dengannya, biasanya mereka akan takut dan tidak berani menjawabnya. Gadis ini sungguh berani.     

Apalagi dia berani merebut hati cucunya. Bukankah nyalinya terlalu besar?     

"Apakah kamu telah membuat He Yan tersinggung? Dan itu yang mendorong dirinya untuk menyakiti Nanli?"     

Sudah jelas maksud dari perkataannya, tidak perlu berbasa-basi.     

Senyum Wen Qiao berubah dingin, "Saya tidak peduli Anda percaya atau tidak, cinta saya terhadap Fu Nanli tulus. Saya tidak mungkin melakukan hal yang mengancam jiwa Fu Nanli. Saya harap Anda tidak berburuk sangka terhadap saya."     

Fu Huaiyong membeku sejenak setelah mendengar nada suara Wen Qiao yang meninggi.     

Kemudian dia tertawa terbahak-bahak, "Kamu gadis yang enerjik. Fu Nanli banyak dikelilingi oleh perempuan yang mengaguminya, tapi aku belum pernah melihat gadis sepertimu sebelumnya. Apakah kamu yakin yang kamu rasakan itu adalah cinta?"     

Wen Qiao tersenyum dan menatap Kakek Fu yang duduk di depannya, "Apakah Anda juga paham betul apa itu cinta?"     

Fu Huaiyong menyipitkan matanya tiba-tiba, dan dia terlihat tidak senang, "Kamu gadis yang tidak tahu sopan santun."     

Wen Qiao tampak masih menghormatinya, "Itu karena Anda memiliki perasaan tidak suka kepada saya, jadi apapun yang saya katakan, Anda akan menganggap saya tidak sopan. Walaupun saya berlutut di depan Anda, tetapi Anda akan tetap menganggap saya keras kepala. Apapun yang saya lakukan, semua akan tetap salah di mata Anda."     

Fu Huaiyong dibuat tercengang sampai tidak bisa berkata-kata saat mendengar perkataan Wen Qiao.     

"Kurang ajar!"     

Wen Qiao memilih diam.     

Setelah beberapa lama, Kakek Fu berkata lagi, "Katakan padaku, apa yang kamu inginkan agar kamu mau meninggalkan Nanli?"     

Bagian ini selalu ada di setiap hubungan percintaan dengan pria kaya, di mana pihak keluarga menawarkan sejumlah uang.     

"Aku akan memberimu lima juta yuan, segera setelah kamu menerima uang itu, tinggalkan Nanli."     

"Saya menghabiskan 1 juta yuan untuk membeli teropong bintang sebagai hadiah kepada Kakak Nanli, dan kemudian saya menyumbangkan uang kepada delapan sekolah dasar, masing-masing sekolah saya menyumbang 500 ribu yuan. Jadi…"     

Wajah Kakek Fu muram, "Kamu pandai sekali memamerkan kekayaan."     

Wen Qiao tidak bisa menahan emosinya, "Saya bukan pamer tapi memang seperti itulah kenyataannya, dan perasaan saya tulus terhadap Fu Nanli."     

Fu Huaiyong tidak bisa melawannya, gadis ini memiliki nyali yang besar. Dia mengatakan satu kalimat, gadis ini membalasnya dengan beribu kalimat dan gadis ini sama sekali tidak terlihat takut padanya. dia belum pernah bertemu orang yang nyalinya sebesar gadis ini.     

"Keluar!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.