Dia Hanya Mengingatku

Sang Kakak Menemui Adiknya



Sang Kakak Menemui Adiknya

0Wen Chi berkata, "Aku sih tidak masalah. Hanya saja kompetisi akan berlangsung dalam beberapa hari. Apakah Kakak tidak merindukan Kakak Ipar?"     

Wen Qiao menyipitkan mata padanya, "Kamu ingin Kakak pukul dari ketinggian 30.000 kaki ini?"     

Wen Chi cemberut, "Sejujurnya Kakak tidak perlu memaksakan diri."     

Saat pesawat akan lepas landas, Wen Mo merasa panik. Wen Qiao langsung menenangkannya, "Jangan panik, Kakak ada di sampingmu."     

Wen Chi memegang tenggorokannya dan berkata, "Kakak, aku juga takut, kamu juga tenangkan diriku."     

Wen Qiao mencubit wajah adiknya, "Aku akan memperlihatkan kepada para pramugari bagaimana aku memukul dirimu."     

Kemudian dia berbalik untuk memegang tangan Wen Mo, dan berkata dengan lembut, "Kamu boleh tinggal di Haicheng, tidak perlu ikut."     

Wen Mo memegang tangan kakaknya, "Aku ingin bersama Kakak."     

"Jangan melihat ke luar jendela, tunggu sampai pesawat ini stabil dan tidak goyang lagi, baru tidak terasa menakutkan."     

Wen Mo memejamkan matanya, matanya terlihat bergetar. Wen Qiao terus menenangkannya.     

Wen Chi mengeluarkan PSP-nya, "Xiao Mo, ayo main saja agar kamu tidak merasa panik."     

Wen Qiao mencibir, "Memangnya dia masih mood bermain game dalam keadaan seperti ini? Kamu saja yang main."     

Setelah akhirnya pesawat sudah stabil dan tidak goyang, barulah Wen Mo bisa tenang kembali.     

Perjalanan lancar dan mereka tiba di Bandara Internasional Busan Gimhae. Wen Qiao mengirim pesan kepada Fu Nanli dan ibunya untuk mengabarkan bahwa mereka sudah sampai tujuan dengan selamat.     

Fu Nanli, yang menerima pesan itu menjawab Baiklah, lalu dia meletakkan ponselnya dan berkata, "Ayo berangkat."     

Pak Hu mengendarai mobil menuju klub AF. Ketika dia tiba di Jalan Jingnan, mobil berhenti di luar rumah.     

Qin Bei membuka pintu mobil untuk Fu Nanli, dia turun dari mobil, mengancingkan jasnya, dan masuk ke dalam.     

Ketika Nenek Gu melihat Fu Nanli, ekspresinya membeku sesaat. Gu Xiao dulu sangat mirip dengan pria ini. Tanpa bertanya juga bisa ditebak, pria ini adalah Tuan Muda Fu.     

Nenek Gu meletakkan sikat yang sedang dia pegang, dan merasa kebingungan, "Siapa yang Tuan cari?"     

"Aku mencari Gu Xiao, apakah dia ada di rumah?"     

"Iya, ada. Ah Xiao, ada orang yang mencarimu."     

Ketika Gu Xiao keluar, dia melihat Fu Nanli berdiri di halaman rumahnya. Tubuhnya tinggi, dengan satu tangan dimasukkan ke dalam saku, dia memancarkan aura yang memikat. Meskipun Fu Nanli tersenyum tipis, tetap ada aura penolakan yang terpancar dari kejauhan.     

Dia belum pernah berhadapan langsung dengan Fu Nanli sebelumnya. Pancaran matahari di Haicheng pada bulan November masih terasa hangat, dan dedaunan di tanaman merambat anggur mulai menguning. Fu Nanli berdiri tanpa mengatakan sepatah kata pun.     

"Ayo kita bicara di dalam."     

Seperti biasa, Tuan Muda Fu masih terbiasa memberi perintah, bukan menanyakan sesuatu.     

Gu Xiao mengikutinya dengan patuh.     

Nenek Gu sedikit gugup. Dia berdiri di luar. Ada dua pengawal tinggi berjaga-jaga, jika cucunya melawan, tentu saja cucunya tidak akan bisa menang.     

Ruang tamu di rumah Gu Xiao berukuran kecil, ada sofa kulit dengan bantal bunga di atasnya. Perabotannya agak kuno, bersih dan rapi, ada jam dinding yang terus terdengar suara pergerakan jarum jamnya.     

Fu Nanli duduk di sofa dengan menyilangkan kaki panjangnya, seakan dia berada di rumahnya sendiri.     

"Apakah kamu tahu kompetisi PGC akan dilaksanakan besok lusa?"     

Ekspresi Gu Xiao bergetar, "Apakah kamu datang kepadaku hanya untuk mengatakan ini?"     

Fu Nanli mengutak-atik ujung jasnya dengan elegan, "Buat apa aku menemuimu selain masalah ini?"     

Gu Xiao sangat marah, tetapi dia tidak berdaya. Tepat ketika dia akan membuka mulutnya, Fu Nanli berkata lagi, "Di luar konflik yang terjadi antara kita. Bagaimana perlakuan para anggota klub AF terhadap dirimu selama ini?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.