Dia Hanya Mengingatku

Terima Kasih Kamu Bersedia Menemuinya



Terima Kasih Kamu Bersedia Menemuinya

0Memang benar ada kata pepatah yang bilang bahwa 'Orang-orang baru dengan kemampuan lebih hebat, bisa menggeser posisi orang-orang lama'.     

Di Stadion Busan, Wen Qiao dan yang lainnya buru-buru berjalan ke belakang panggung. Ada banyak orang di atas panggung, dari pemain pengganti dan pelatih dari kedua tim semuanya sedang berada di sana.     

Ketika Wen Chi dan yang lainnya turun dari panggung, Wen Qiao tidak melihat sosok Gu Xiao lagi.     

Wen Chi melihat sekeliling, "Ke mana Gu Xiao pergi?"     

Shen Tian menjawab, "Apa mungkin dia pergi ke kamar mandi?"     

Wen Chi sedikit bersemangat, "Kemenangan kali ini benar-benar berkat Gu Xiao, tanpa ada dia, kita akan sulit untuk menang. Dia seorang pahlawan, malam ini kita harus mentraktir dia makan hotpot."     

Wen Qiao mengusap kepalanya, "Kamu juga bermain dengan baik." Lalu dia berkata kepada Shen Tian dan Yu Zhan, "Kalian semua bermain dengan baik dan sangat stabil."     

Mereka melewati penonton yang masih menyoraki mereka untuk meninggalkan gedung stadion.     

Wen Qiao membawa Wen Mo dan Fu Nanli naik ke melalui pintu keluar lain, Fu Nanli juga enggan diwawancarai oleh media.     

Sedangkan Wen Chi dan anggota lainnya dihadang oleh reporter dan ditanyai banyak pertanyaan.     

Ketika kembali ke hotel, Fu Nanli mengurungkan niatnya untuk mengobrol dengan Wen Qiao, karena Wen Mo terus mengekor di belakang Wen Qiao.     

Wen Qiao masih mengobrol tentang kompetisi dengan Wen Mo, dan Fu Nanli tidak bisa menyela mereka.     

Ketika hendak menyingkirkan adik kekasihnya ini, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dan masuklah para pengganggu lainnya.     

Wen Chi dan yang lainnya sangat bersemangat. Mereka awalnya hanya bisa sampai di perempat final, tidak disangka-sangka, mereka bisa masuk ke semifinal. Bagaimana mungkin mereka tidak merasa senang?     

Wen Qiao menarik Wen Chi ke balkon dan berbisik, "Apakah kamu menghubungi Gu Xiao untuk datang?"     

Wen Chi menggelengkan kepalanya, "Aku tidak melakukannya. Sebelum pertandingan, Kakak Dong pergi menemuinya beberapa kali, tetapi Gu Xiao tetap tidak mau datang ke Klub. Aku sendiri heran kenapa dia tiba-tiba berubah pikiran."     

Wen Qiao melirik ke pria yang duduk di sofa dekat jendela.     

Apakah Fu Nanli?     

Apakah Fu Nanli yang membujuk Gu Xiao?     

Suasana di dalam kamar hotel sangat ramai. Wen Chi dan anggota lainnya sedang video call dengan Kakak Dong. Mereka bisa melihat Kakak Dong sedang menonton orang-orang bermain Mahjong di depan mall sambil memegang cangkir termosnya.     

Ini adalah hobi Kakak Dong yang tidak bisa berhenti.     

Wen Qiao berpikir, nanti meskipun Wen Chi dan anggota lainnya berdiri di podium kejuaraan, Kakak Dong pasti sedang menonton orang-orang bermain kartu.     

Pembawaan Kakak Dong memang selalu tenang dan stabil.     

Malam harinya, Fu Nanli mengundang semua orang untuk makan daging wagyu di tengah cuaca dingin di akhir bulan November di Busan.     

Sesampainya di hotel, Wen Qiao mengikuti Fu Nanli kembali ke kamarnya.     

Kamar sebelah ditempati oleh Wen Chi dan Shen Tian. Wen Chi bertanya kepada kakaknya, "Kamu tinggal sekamar dengan Kakak Ipar?"     

Wen Qiao menyipitkan mata, "Masih ada urusan yang ingin aku obrolkan dengan Fu Nanli. Setelah itu, aku akan kembali ke kamarku sendiri."     

Wen Chi berkata, "Meskipun Kakak Ipar kaya, kita juga jangan terlalu boros, kan?"     

Wen Qiao mengepalkan tinjunya, "Apa kamu tahu apa ini?"     

Wen Chi buru-buru menarik Shen Tian ke dalam kamar.     

Fu Nanli memegang tangan Wen Qiao, menggesek kartu akses kamar ke gagang pintu dan masuk ke dalam ruangan. Demi bisa tinggal satu lantai dengan anggota klub AF yang lain, Tuan Muda Fu rela memilih kamar biasa dibandingkan di kamar VIP. Apakah Tuan Muda seperti dia bisa betah tinggal di kamar sekecil ini?     

Wen Qiao bersandar ke dinding, dan Fu Nanli melingkarkan lengannya di pinggang kekasihnya, "Apakah ada yang ingin kamu tanyakan?"     

Wen Qiao bertanya, "Apakah kamu yang pergi menemui Gu Xiao?     

"Kenapa kamu menduga seperti itu?"     

"Feeling saja, aku selalu merasa Gu Xiao menunggu kamu atau aku yang datang untuk menemuinya. Khususnya dia lebih menunggu kamu yang datang, baru dia mau datang berkompetisi. Kalau bukan kamu yang menemuinya, dia tidak mungkin datang. Apakah benar dugaanku?"     

Fu Nanli berkata dengan santai, "Aku hanya mengobrol singkat dengannya."     

Wen Qiao menarik ujung baju Fu Nanli, "Kamu tidak perlu menemuinya demi diriku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.