Dia Hanya Mengingatku

Membutuhkan Waktu Berpikir



Membutuhkan Waktu Berpikir

0"Menurutku kemampuan anggota klub VG sangat hebat. Kakak Dong, kenapa dulu kamu meninggalkan klub VG?" Tanya Wen Qiao.     

Pertanyaan Wen Qiao membuka kembali tabir masa lalu Kakak Dong.     

Kakak Dong tidak berencana untuk menyembunyikannya lagi, "Visi kami yang sudah tidak sama lagi. Beberapa kali aku bertengkar dengan pemilik klub VG, itu yang membuatku untuk mundur dari klub itu. Saat aku liburan, aku melihat berita adanya klub yang baru saja buka. Saat kulihat fotomu yang mirip dengan penolongku dulu, jadi aku memutuskan datang ke klub ini."     

Wen Qiao mengangguk, "Terima kasih, Kakak Dong. Tanpa bimbinganmu, klub ini pasti tidak bisa berprestasi seperti sekarang."     

Kaka Dong minum teh Wolfberry, "Kompetisi sudah berakhir, namun Gu Xiao belum juga kembali ke klub. Apa yang akan kamu lakukan?"     

Wen Qiao ragu-ragu sejenak dan berkata, "Kita tetap menganggap dia sebagai anggota klub. Bagaimanapun juga, berkat dia klub AF berhasil menduduki juara ketiga. Terserah dia kalau memang dia tidak ingin latihan. Apakah kita sudah merekrut peserta dari gelombang kedua menjadi anggota klub?"     

"Dalam dua hari terakhir, banyak yang mendaftar dan banyak potensi yang bagus. Tenang saja, kita pasti bisa mendapatkan anggota baru yang berbakat."     

Di sebuah rumah kecil di jalan Jingnan, Nenek Gu secara khusus membuat sup Rusia, iga babi asam manis, udang rebus, dan sayuran.     

Gu Xiao duduk di depan meja kecil, Nenek Gu mengambilkan nasi dengan hati gembira, "Nenek melihat penampilanmu di TV. Pada hari kompetisimu, Nenek memanggil banyak tetangga untuk menonton. Nenek benar-benar tidak menyangka, jaman sekarang bermain game bisa disiarkan secara langsung. Sebenarnya kami tidak paham tentang kompetisi yang kamu ikuti. Beruntungnya cucu Kakek Li tetangga kita paham permainan itu, jadi dia yang menjelaskan kepada kami. Pokoknya sekarang semua tetangga tahu kamu ahli dalam bermain game."     

Gu Xiao tersenyum melihat neneknya bahagia. Rasanya sudah lama neneknya tidak sebahagia ini.     

Saat mereka berdua makan, cucu Kakek Li yang berusia dua belas tahun yang sedang kelas persiapan untuk masuk SMP datang untuk foto bersama dengan Gu Xiao dan meminta Gu Xiao untuk tanda tangan.     

"Banyak teman-teman di sekolah menyukai klub AF kakak. Kakak Gu Xiao, bolehkah kirimkan aku rekaman permainan kalian?"     

Gu Xiao merasa puas. Anak kecil yang bertubuh gemuk ini pergi dengan senang sambil memegang buku tanda tangan dan fotonya dengan Gu Xiao.     

Nenek menatapnya dengan hati-hati, "Apakah kamu tidak ingin kembali ke klub?"     

Gu Xiao menjawab, "Aku tidak akan kembali ke sana untuk sementara waktu."     

Nenek menghela nafas, "Apakah tidak sebaiknya kamu kembali. Anak-anak di klub itu, Nenek lihat mereka tulus padamu. Xiao Qiao orang yang baik, termasuk…termasuk…Tuan Muda Fu. Dia pria yang masuk akal. Gu Xiao, nanti kalau kamu sudah setua Nenek, kamu akan sadar bahwa dengan bersikap lapang dada terhadap orang lain, itu sama dengan kamu berlapang dada dengan dirimu sendiri. Lagipula, Tuan Muda Fu juga tidak bersalah apa-apa terhadap dirimu. Coba pikirkan apakah yang Nenek katakan ini benar?"     

Gu Xiao menjawab, "Nenek, kita bicarakan masalah ini lain kali saja."     

Saat ini Gu Xiao membutuhkan sedikit waktu lagi. Saat pikirannya mulai terbuka, dia pasti akan kembali ke klub.     

Nenek menatapnya, "Ah Xiao, jangan keraskan dirimu, yang akan terluka adalah dirimu sendiri. Apakah kamu mengerti?"     

"Aku mengerti."     

Sebentar lagi hari thanksgiving, Wen Qiao dan teman-temannya akan tampil di gedung konser Turandot.     

Saat Wen Qiao telah menjadi mahasiswa tahun kedua, sekolah akan mengadakan pemilihan siswi tercantik, dan Wen Qiao terpilih sebagai siswi tercantik di sekolah.     

Untuk alasan ini, klub musik tradisional mengadakan pesta perayaan besar untuknya, yang tidak kalah mengesankan dari kontes kecantikan mana pun.     

Di situs web forum Universitas Pusat Musik juga menggunakan foto Wen Qiao sebagai spanduk, Xu Lu sangat sedih ketika melihatnya.     

Saat Xu Lu masih SMA dulu, dia adalah siswi tercantik di sekolah dan tidak ada yang menyukai Wen Qiao, tapi sebaliknya sekarang…     

Apa yang membuat Xu Lu semakin tertekan adalah rencana Wen Qiao untuk memadukan musik tradisional dengan musik modern. Wen Qiao dan Lu Youyou perlahan-lahan melobi siswa-siswi unggulan di jurusan musik modern untuk bergabung dengannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.