Dia Hanya Mengingatku

Akhirnya Berhasil Bertemu Dengan Paman



Akhirnya Berhasil Bertemu Dengan Paman

0Wen Chi melompat, "Apakah kamu sudah tidak waras?"     

"Kakak Dong berkata bahwa kamu terlalu lama berdiam di dalam ruang pelatihan, kamu perlu berjemur di bawah sinar matahari, bertemu dengan orang sekitar. Ayo kita cepat pergi." Ujar Wen Mo.     

Pada akhirnya, kedua anak kecil ini diajak ke taman bermain oleh Wen Qiao.     

Taman bermainnya tidak besar. Di pintu masuk ada yang penjual permen kapas dan berbagai macam mainan. Ada sebuah bianglala besar yang sedang berputar. Di depan bangunan istana, berdiri pekerja di taman bermain yang memakai kostum beruang sedang membawa balon.     

Wen Qiao memakai kacamata khusus yang memiliki sistem pemantauan mikro di lensanya. Dia takut melewatkan keberadaan pamannya. Dengan kacamata ini dia bisa mendeteksi sosok pamannya secara akurat.     

Wen Chi mengenakan topi dan masker, tubuhnya juga tinggi. Orang-orang mengira dia adalah artis, mereka mengikutinya dari belakang sambil berbisik.     

Wen Qiao menunjuk ke arah bianglala, "Xiao Mo, apakah kamu mau naik bianglala?"     

Wen Mo mengangguk, "Iya."     

Wen Qiao membeli tiga gula kapas dan memberikan kepada Wen Mo. Wen Chi memasukan tangan ke saku celana sambil mengejek kakaknya, "ini mainan yang cocok untuk anak usia tiga tahun. Lain kali aku akan memanggilmu Wen Sansui (bocah berusia tiga tahun)."     

Wen Qiao mengajak kedua adik laki-lakinya ke bianglala. Wen Qiao terus melihat ke bawah, dia menekan tombol pada bingkai kacamata, mendeteksi semua orang yang sedang berlalu lalang di taman bermain.     

Hari sudah larut malam, pamannya masih berada di area taman bermain, apakah itu berarti dia tinggal di dekat sini?     

Mereka berada di atas bianglala selama satu putaran yang berdurasi dua puluh menit.     

Sudah dua puluh menit berlalu, Wen Qiao belum juga menemukan jejak pamannya.      

Jadi, Wen Chi dan Wen Mo diajak bermain lagi.     

"Hah? Bermain satu putaran lagi? " Wen Chi tidak tahan.     

"Permainan ini menyenangkan, ayo satu putaran lagi."     

Wen Mo berkata, "Baiklah, kalau begitu aku akan menemani Kakak bermain bianglala lagi."     

Wen Chi menggerutu, "Apanya yang menyenangkan? Permainan ini membosankan dan lamban. Aku tidak mengerti jalan pikiran perempuan."     

Mereka sudah bermain satu putaran lagi, Wen Qiao tetap tidak berhasil menemukan pamannya.     

Wen Qiao merasa putus asa. Dia turun dari bianglala dan berjalan menuju ke kastil tua. Pekerja taman bermain yang mengenakan kostum boneka beruang menyerahkan balon padanya. Wen Qiao mengulurkan tangan dan meraih tali balon sambil berkata, "Terima kasih."     

Pekerja itu melepas kostum kepala beruang di kepalanya sambil tersenyum, "Sama-sama."     

Wen Qiao tercengang melihat kedua mata pekerja itu yang sangat mirip dengan matanya.     

Postur tubuhnya juga mirip dirinya, Wen Chi dan Wen Mo.     

Pria itu tinggi dan mengenakan sweater abu-abu. mungkin karena setelan beruang itu terlalu pengap, ada butiran keringat tipis yang menggantung di dahinya, pria itu tersenyum.     

Awak kapal Yu Shu mengatakan bahwa sosok pamannya awet muda dan ternyata memang benar, kedua mata pria ini sangat jernih dan bersih.     

Tidak perlu mengatakan apa-apa, Wen Qiao tahu bahwa orang yang sedang ada di depannya saat ini adalah paman yang menghilang, Su Ce.     

"Paman..."     

Gula kapas yang dipegang Wen Chi terjatuh ke tanah, "Wen Qiao, siapa yang kamu panggil?"     

Wen Chi dan Wen Mo tidak tahu bahwa mereka masih memiliki paman satu lagi di dunia ini.     

Meskipun Wen Chi merasa bahwa perawakan pria di depannya agak mirip dengan mereka, tetapi dia menganggap Wen Qiao sudah gila dengan memanggil pria ini 'Paman'.     

Su Ce menatapnya sambil tersenyum, "Apakah kamu Ah Qiao?"     

Wen Qiao mengambil kostum kepala beruang yang berat dari tangan pamannya, dan menyuruh Wen Chi membawanya, kemudian dia menoleh ke pamannya kembali dan berkata, "Benar, aku adalah Ah Qiao. Paman, aku adalah Wen Qiao."     

Wen Chi bingung. Mereka pergi ke taman bermain dan tiba-tiba mengetahui kenyataan mereka masih memiliki paman yang lain. Selain itu, pamannya masih muda, seperti masih sebaya dengan kakak iparnya. Bagaimana caranya dia memanggil pria ini 'Paman'?     

Wen Chi memilih tidak memanggilnya.     

Su Ce mengusap kepala Wen Qiao, "Ah Qiao, kamu sudah tumbuh dewasa sekarang."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.