Dia Hanya Mengingatku

Aroma Lezat



Aroma Lezat

0Tuan Muda Fu akhirnya mau mencicipi makanan lezat yang belum pernah dia coba dalam seumur hidupnya, dan ujungnya dia ketagihan dengan masakan yang dibuat oleh keluarga Wen Qiao.     

Rasa dari gulungan daging kambing, bakso ikan, udang, babat yang dimasak menjadi satu dalam pot, merupakan rasa baru bagi Fu Nanli.     

Dia menyukai kehidupan yang seperti ini.     

Di meja hanya tersisa satu sate udang. Wen Chi bersemangat melihat kuah panci yang bergemuruh, Wen Qiao dan Wen Chi mengulurkan tangan mereka ke sate udang pada saat yang sama, kemudian Wen Qiao meliriknya, "Nanli suka sate udang ini."     

Wen Chi menggerutu melihat Wen Qiao lebih sayang kepada kekasihnya dibandingkan adiknya.     

Fu Nanli hanya berpikir bahwa Wen Qiao bersikap kekanak-kanakan. Apakah dirinya sampai hati untuk berebut makanan dengan seorang bocah berusia 16 tahun?     

Bisa jadi memang seperti itu.     

Wen Qiao mengupas udang dan memasukkannya ke dalam mangkok Fu Nanli. Fu Nanli tidak menolak. Di depan mata adik iparnya yang iri, Fu Nanli menjepit ekor udang, mencelupkannya ke dalam saus, dan memasukkan hidangan itu ke dalam mulutnya .     

Rasa lezatnya melonjak di ujung lidah, dan Tuan Muda Fu merasa sangat puas.     

Tuan Muda Fu yang rewel dalam urusan makanan, ternyata suka makan hotpot.     

Wen Qiao sedikit terkejut. Biasanya mereka pergi ke Xiao Tang Shan untuk makan malam. Wen Qiao mendengar semua koki yang memasak untuknya adalah koki yang memenangkan penghargaan Michelin Star (penghargaan untuk masakan koki yang luar biasa enak), dan Fu Nanli selalu meletakkan pisau serta garpunya setelah makan dua suap.     

Ji Mingyuan senang dan bangga karena masakannya disukai oleh Tuan Muda Fu. Dia dengan senang hati berkata, "Dua hari lagi aku akan membuat barbekyu di rumah, Tuan Muda Fu silakan datang lagi."     

Fu Nanli menyeka sudut mulutnya dengan tisu. Wen Qiao memberinya segelas cola, Fu Nanli meminum cola itu. Dia puas dengan makan malam hari ini. Makan hotpot dan Minum cola, sungguh kenikmatan luar biasa.     

"Baiklah, aku akan datang lagi, masakan Paman enak sekali." Jawab Fu Nanli.     

Ji Mingyuan tidak berhenti tersenyum setelah mendengar pujian Fu Nanli.     

Setelah makan malam selesai, Wen Qiao mengantar Fu Nanli ke dalam mobil. Ketika kembali masuk ke rumah, Su Ce memanggil Wen Qiao ke kamarnya.     

Dia membuka buku di meja. Buku itu bersih, tidak ada coretan sama sekali, karena Su Ce sudah hafal dengan sekali baca saja.     

"Ah Qiao, apakah kamu memberitahu kekasihmu semua hal?"     

Wen Qiao sedikit khawatir, "Apakah tindakanku salah? Apakah seharusnya aku tidak memberitahu kekasihku?"     

Dia hanya berbicara dengan Fu Nanli, bukan dengan orang lain, apakah juga tidak boleh?     

Su Ce buru-buru berkata, "Bukannya tidak boleh menceritakan, hanya saja aku merasa hubungan kalian sudah pada tahap tidak ada rahasia satu sama lain, benar kan?"     

Wen Qiao sedikit bingung, berbicara tentang hubungannya dengan Fu Nanli kepada pamannya membuatnya sedikit tidak nyaman, "Perasaanku kepadanya sangat dalam."     

Su Ce ragu-ragu, "Apakah ini kamu ingin menikah?"     

Wen Qiao tersenyum dan menyentuh lehernya. "Aku berencana menikah dengannya setelah lulus kuliah."     

Pembuluh darah biru di dahi Su Ce sedikit menonjol, "Benarkah?"     

Wen Qiao bertanya, "Iya. Kenapa, Paman? Paman tidak menyukainya?"     

Su Ce dengan enggan tersenyum, "Bagaimana mungkin Paman tidak suka dengan pria yang Ah Qiao cintai?"     

"Dia sangat baik padaku, dan aku sangat menyukainya."     

Tangan Su Ce yang memegang ujung meja sedikit mengencang, dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Baiklah, Paman mengerti. Lain kali jangan ceritakan apapun tentang Paman kepadanya. Paman ingin kamu menjaga privasi Paman."     

Wen Qiao merasa sedikit bersalah, "Maafkan aku, Paman, aku tidak akan mengulanginya lagi."     

Su Ce mengusapkepalanya, "Tidak apa-apa. Baiklah, kamu bisa balik ke kamarmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.