Dia Hanya Mengingatku

Memilih Untuk Menyerah



Memilih Untuk Menyerah

Zhou Tao berkata, "Maaf membuatmu khawatir."     

Wen Qiao tersenyum dan berkata, "Lain kali diskusilah dulu dengan Kakak Man mengenai ajakan makan dengan anggota kru film. Di perusahaan kita, tidak mewajibkan artisnya untuk makan atau minum bersama anggota kru selain perjamuan selesainya pembuatan film."     

Zhou Tao menatapnya, "Tetapi itu sudah menjadi gaya hidup di dunia hiburan."     

"Kalau begitu perusahaan kita jangan mengikuti gaya hidup yang biasanya lumrah di dunia hiburan."     

Pada awalnya Zhou Tao memilih bekerja sama dengan Wen Qiao hanya untuk membuat marah Lu Wenzhou, tetapi sekarang dia semakin merasa bahwa dia berada di jalur yang benar, mungkin dia telah memilih arah karir yang tepat.     

Sikap suaminya yang cuek bukanlah masalah yang besar, yang terpenting saat ini adalah karirnya sendiri.     

Lu Youyou masuk ke ruangan dengan terburu-buru, dan melemparkan dokumen ke meja Wen Qiao, "Kebetulan Zhou Tao ada di sini, kita ada tawaran iklan, iklan itu dari produk perawatan kulit dari negara H yang sangat cocok dengan Zhou Tao, mereka juga sudah menunjuk model laki-lakinya."     

"Siapa model laki-lakinya?"     

"Jun Ling, aktor yang juga akan berperan bersama Zhou Tao di film terbaru. Apakah kamu mengetahui tentangnya?"     

Wen Qiao menundukkan kepalanya, "Iya, aku tahu. Zhou Tao, kamu syuting iklan dulu baru setelah itu syuting film silat."     

Natal telah berlalu, tetapi pohon Natal dan lentera di jalan belum disingkirkan. Tidak lama lagi tahun baru tiba, suasana meriahnya sudah terasa sangat kuat.     

Lu Wenzhou duduk di mobil mewah dengan kaki disilangkan dan ponsel tablet yang diletakkan di lututnya. Mobilnya diparkir di depan pintu masuk pusat perbelanjaan. Zhong Lina sedang memotong pita pembukaan toko perhiasan bermerek, dia mengundang Lu Wenzhou untuk datang.     

Lu Wenzhou keluar dari mobil, lalu melihat ada sosok yang familiar baginya sedang berdiri di depan pohon Natal. Di tengah musim dingin, Zhou Tao mengenakan rok putih tipis, di sampingnya ada kipas angin yang mengarah pada dirinya, roknya bergoyang karena tiupan kipas angin itu.     

Dia juga mengenal laki-laki yang ada di hadapan Zhou Tao, namanya Jun Ling, laki-laki pembohong yang dua hari lalu datang menawarkan investasi.     

Jun Ling dan Zhou Tao saling memandang dan tersenyum, tak lama kemudian, terdengar suara arahan dari sutradara, "Kalian berdua sangat serasi, pengambilan gambarnya bagus. Kerja kalian bagus…"     

Pengambilan gambar dari arah mana pun tetap terlihat sangat bagus.     

Tangan Lu Wenzhou yang ada di dalam saku celana sedikit mengepal, perempuan ini rela melakukan apa saja demi membuatku marah.     

Sekarang dia justru bergaul dengan seorang laki-laki pembohong.     

Dasar perempuan bodoh.     

Zhong Lina keluar dari pintu dengan sepatu hak setinggi sepuluh sentimeter, dia memanggil Lu Wenzhou dengan suara centil, "Kak Wenzhou, kamu sudah datang."     

Zhou Tao mendengar suara Zhong Lina, dia menoleh, dan melihat Lu Wenzhou. Dikarenakan Zhou Tao memiliki rabun dekat, sehingga sosok Lu Wenzhou tidak terlihat begitu jelas. Dengan bantuan lighting lampu, dia bisa melihat sosok dingin Lu Wenzhou yang bergaya seperti seorang bangsawan kuno.     

Sutradara berteriak, "Cut!"     

"Gambarnya jelek. Zhou Tao, ayo fokus, jangan melihat ke arah lain, tatap Jun Ling sambil tersenyum."     

Ada salah satu kru yang secara tidak sengaja menginjak kabel, dan pohon Natal di belakang Zhou Tao tiba-tiba jatuh.     

Mereka semua menjadi panik.     

Zhou Tao menghitung jarak, Lu Wenzhou sebenarnya berjarak lebih dekat dengannya daripada Zhong Lina.     

Lu Wenzhou semestinya bisa lebih cepat untuk menolongnya.     

Ketika pohon Natal itu tumbang, dia melihat Zhong Lina berada di pelukan Lu Wenzhou, sementara Jun Ling memeluknya dan posisi mereka berdua jatuh ke tanah. Jeritan orang-orang dan suara pohon Natal yang jatuh ke tanah bercampur menjadi satu.     

Zhou Tao berpakaian tipis, dinginnya tiupan angin menembus hingga ke telinganya, dia juga bisa merasakan betapa hancurnya hatinya saat ini.     

Zhou Tao semakin yakin apa pun yang terjadi, Lu Wenzhou tidak akan menyukainya, meskipun dirinya mati di depannya, suaminya tidak akan pernah memilih untuk menyelamatkannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.