Dia Hanya Mengingatku

Pencemaran Nama Baik



Pencemaran Nama Baik

0Keluarga Fu sudah siap berperang, mereka mengumumkan kepada khalayak ramai bahwa mereka tidak sedang bercanda pada saat ini.     

Media-media yang dituntut oleh Keluarga Fu seketika menjadi panik.     

Ditambah lagi media-media itu telah 'menggoreng' berita tentang keluarga Fu.     

Keluarga Fu tidak segan-segan untuk menuntut mereka atas tuduhan pencemaran nama baik.     

Tidak ada yang bisa melarikan diri.     

Seketika para awak media berada dalam posisi berbahaya.     

Fu Nanli memanggil Qin Bei masuk ke ruangan kantor Li Fang, "Selidiki apakah benar Gu Yunzhu adalah dalang dari berita yang terekspos keluar tentang identitas Gu Xiao. Mengenai wartawan yang menyebarkan berita dan melarikan diri ke negara M, kamu hubungi rekan-rekanku di negara M untuk segera memulangkan wartawan itu kembali ke Tiongkok."     

"Baik, Tuan Muda."     

Tuan Muda Fu sudah menurunkan perintah, itu artinya tamatlah riwayat si wartawan itu.     

Wen Qiao dan Fu Nanli pergi ke kamar perawatan intensif. Melalui kaca pelindung, mereka bisa melihat Gu Xiao yang mengenakan masker oksigen di wajahnya dan berbagai klip jari untuk mengukur tanda-tanda vital dan detak jantungnya.     

Gu Xiao terlihat seperti tidak bernyawa, di dalam ada dokter dan perawat profesional yang memantau kondisinya selama 24 jam.     

Wen Qiao menghela nafas pelan di dalam hatinya.     

Jika benar pelakunya adalah ibu dari Gu Xiao, maka wanita itu telah berbuat hal keterlaluan dan pantas untuk dihukum mati.     

Ponsel Wen Qiao berbunyi, Wen Qiao bergegas keluar. Orang yang menghubunginya adalah Nenek Gu Xiao. Suara sang nenek terdengar bergetar, "Kenapa ponsel Ah Xiao tidak aktif? Kan sudah tidak ada masalah lagi. Xiao Wen, apakah kamu bisa menyuruh Ah Xiao segera pulang?"     

Wen Qiao membasahi bibirnya yang kering dan dengan berat hati mengatakan, "Dia... suasana hatinya sedang tidak baik saat ini. Dia bilang dalam sementara waktu ke depan dia tidak bisa pulang. Nenek izinkan dia sendiri dulu. Tunggu sampai kondisinya pulih, aku akan memintanya untuk segera pulang."     

Suara nenek Gu Xiao bergetar, "Xiao Wen, kamu... katakan padaku sejujurnya, apakah terjadi sesuatu pada Ah Xiao? Apakah dia terluka?"     

Wen Qiao langsung tersedak, Nenek Gu Xiao menangis, "Pasti terjadi sesuatu, kan? Anak itu keluar dengan pistol, aku tidak tahu dari mana dia mendapat pistol itu. Apakah dia melukai orang? Atau dia yang terluka? Xiao Wen…"     

Wen Qiao dengan cepat menenangkan Nenek Gu Xiao, "Tidak kok, Nek. Dia hanya sedikit terluka, dia baru selesai dioperasi. Jangan cemas ya, Nek."     

Nenek Gu sudah sampai di rumah, dia kehilangan keseimbangan dan terjatuh di sofa. Pikirannya menjadi kosong untuk sementara waktu, "Dia dirawat di rumah sakit mana? Aku mau melihat kondisinya."     

"Nenek Gu..."     

"Xiao Wen, beritahu aku dia dirawat di rumah sakit mana."     

Tangisan Nenek Gu Xiao terdengar sangat putus asa. Wen Qiao tahu apabila Gu Xiao dan neneknya hanya memiliki satu sama lain, mereka tidak memiliki siapa-siapa lagi dan itu menjadi motivasi satu sama lain untuk terus bertahan hidup.     

Wen Qiao berkata, "Aku akan mengirim mobil untuk menjemput Nenek."     

Empat puluh menit kemudian, Nenek Gu bergegas ke kamar perawatan intensif, ketika dia melihat nama area Gu Xiao dirawat, dia hampir saja pingsan.     

Jika cucunya dirawat di kamar perawatan intensif, itu artinya cucunya telah terluka parah.     

Wen Qiao memapah nenek Gu Xiao, mengantarnya sampai di luar jendela kaca pelindung, dan menunjuk ke orang yang terbaring di ranjang rumah sakit di dalam, "Lihat, Gu Xiao sudah selesai dioperasi, saat ini kondisinya masih sedikit lemah dan tidak bisa berbicara dengan Nenek untuk sementara waktu."     

Nenek Gu Xiao memegang saputangan di tangannya dan menyeka air mata di sudut matanya, "Aku lihat di sini adalah area kamar perawatan intensif, apakah Ah Xiao terluka parah?"     

"Meskipun cederanya tidak termasuk ringan, tetapi tidak mengancam jiwanya. Nenek tidak perlu khawatir. Dokter di sini sangat handal dan juga profesional. Nenek tidak perlu cemas."     

"Aku mau menunggunya di sini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.