Dia Hanya Mengingatku

Kamu Tetap Satu-Satunya Penyelamatku



Kamu Tetap Satu-Satunya Penyelamatku

0Wen Qiao sedikit bingung, "Ternyata benar itu karena kalian berdua bersaudara, dan memiliki darah yang sama, jadi Gu Xiao juga bisa menyelamatkanku juga?"     

Garis rahang Fu Nanli mengencang, "Iya"     

Wen Qiao mencondongkan tubuh lebih dekat kepada Fu Nanli, "Kalau begitu kamu telah berbohong padaku?"     

Fu Nanli memegang tangannya, "Iya."     

Wen Qiao merasa khawatir melihat ekspresi wajah Fu Nanli yang kalut.     

Apa yang kamu khawatirkan? Apakah kamu khawatir kalau aku akan meninggalkanmu apabila aku sampai mengetahui kebenarannya?     

"Kalau begitu kita berdua seri." Ujar Wen Qiao.     

"Apa?"     

"Bukankah aku dulu juga berbohong padamu? Dulu kamu tidak meninggalkanku setelah mengetahui kebenarannya. Sekarang aku pun begitu."     

Fu Nanli tersentuh, dia mengira Wen Qiao akan menyalahkannya, atau akan menginterogasi dirinya, atau paling tidak, dia akan marah padanya.     

"Kamu tidak menyalahkan aku?"     

Wen Qiao menatapnya dengan dagu terangkat, "Kamu berbohong padaku bukan untuk menyakitiku, melainkan kamu khawatir aku akan lebih memilih bersandar ke pria lain dibandingkan dirimu, kan? Kenapa kamu tega menilaiku sebagai perempuan seperti itu? Apakah seharusnya aku marah padamu?"     

Fu Nanli diam seribu bahasa.     

"Apakah kamu mengira aku mau berpacaran denganmu karena kamu yang bisa menyelamatkan nyawaku? Awalnya memang aku berpikir begitu, namun seiring berjalannya waktu, aku menjadi tulus mencintaimu. Apakah kamu masih tidak percaya pada kata-kataku?"     

Fu Nanli menyentuh wajahnya, "Gara-gara keegoisanku yang menginginkan bisa menjadi satu-satunya orang yang menyelamatkanmu. Padahal ini berita bagus untukmu. Jika ada satu orang lagi yang bisa menyelamatkanmu, maka keselamatanmu bisa terjamin. Aku pun bisa lebih tenang jika suatu hari nanti akan terjadi sesuatu padaku."     

Wen Qiao mengerutkan kening dan menutup mulut Fu Nanli dengan tangannya, "Jangan bicara omong kosong, tidak akan terjadi sesuatu padamu. Walaupun masih ada orang lain yang bisa menyelamatkan nyawaku nanti, bagiku kamu satu-satunya yang bisa menyelamatkanku."     

Fu Nanli memeluk Wen Qiao dan berkata, "Aku telah meminta Zhou Jin untuk meneliti lebih dalam tentang penyakit darah. Meskipun Gu Xiao dan aku bisa menyelamatkanmu, pasti ada penyebabnya."     

Wen Qiao menatapnya sambil tersenyum, "Penyakitku sudah lama tidak kambuh, aku sampai lupa kalau aku memiliki penyakit ini."     

Mereka selalu bersama setiap saat, kalau pun terpisah, tidak sampai lebih dari tujuh hari, sehingga dia mulai mengurangi kewaspadaannya.     

Fu Nanli mengerutkan kening dalam-dalam, "Aku berharap Zhou Jin dapat menemukan pengobatan untuk penyakitmu dalam waktu sesegera mungkin."     

Wen Qiao berkata, "Pasti bisa. Dokter Zhou mengatakan dia sangat hebat. Aku percaya padanya."     

Fu Nanli terkekeh, "Iya, aku juga berharap dia bisa menemukannya. Semoga musim panas tahun depan kita akan mendapat kabar gembira."     

Wen Qiao menghitung waktu, masih ada setengah tahun yang tersisa sampai musim panas mendatang. Waktu terasa berlalu sangat cepat.     

Tidak disangka pesan singkat yang sengaja dikirim dengan tujuan memisahkan Fu Nanli dan Wen Qiao ternyata gagal.     

Si pelaku terpaksa mengakui dirinya gagal.     

Hanya saja Tuan Muda Fu kini telah menjadi budak cinta. Dulu dia masih berani memberi pelajaran terhadap kekasihnya, karena saat itu dia merasa Wen Qiao hidup bergantung padanya sehingga Wen Qiao tidak bisa meninggalkannya. Sekarang dia justru takut Wen Qiao akan meninggalkannya, setelah tahu masih ada laki-laki lain yang bisa menyelamatkan Wen Qiao.     

——     

Nenek Gu Xiao sangat cemas setelah mendengar berita cucunya menghilang.     

Meski Fu Nanli sudah tahu He Xihuai yang membawanya pergi, Fu Nanli tetap mengirim orang ke negara M untuk mencari keberadaan He Xihuai dan Gu Xiao.     

Tapi sampai saat ini belum ada kabar.     

Wen Qiao hanya bisa menghibur Nenek Gu Xiao, "Gu Xiao sendiri yang meminta untuk pergi ke negara M setelah dia tersadar dari koma, dia tidak ingin bertemu ibunya, dia ingin pergi ke negara M untuk menenangkan diri. Aku yakin setelah Gu Xiao berhasil berdamai dengan keadaan, dia pasti akan pulang kembali. Nenek jangan cemas ya."     

Mata Nenek Gu merah dan meraih tangan Wen Qiao, "Xiao Wen, aku benar-benar bersalah padamu dan juga Tuan Fu."     

Hati Wen Qiao ikut sedih, dia paling tidak tega melihat nenek Gu Xiao meminta maaf padanya. Dia menenangkan sang nenek, "Jangan merasa bersalah, Nek. Nanli juga tidak marah. Meskipun Nanli tidak mengatakan secara langsung, tetapi aku tahu dari dalam dasar hatinya, dia juga ingin hidup berdamai dengan Gu Xiao."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.