Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

BAB 79: In Your Dream!



BAB 79: In Your Dream!

0"Akhirnya?" Calista sungguh tidak mengerti maksud Darren. Bukankah mereka bertiga adalah teman akrab sejak kecil?     

"Mereka hanya ingin mengganggu saja." Jawab Darren.     

"Sudahlah, ayo habiskan makananmu. Kita akan pergi ke suatu tempat lagi. Tapi kali ini aku yang akan mengendarai." Ujar Darren lagi.     

"Mau kemana lagi?" Calista penasaran dengan kejutan apa lagi yang akan Darren tunjukkan kali ini.     

"Apa? Naik motor? Kamu yakin bisa mengendarainya?" Calista menatap ngeri motor besar keluaran pabrikan ternama dari Jepang dengan logo huruf H tersebut. Motor yang ditaksir senilai 1 milyar lebih ini, ada diluar menunggu Darren dan Calista untuk ditunggangi.     

"Ya. Aku memilih motor yang membuatmu nyaman untuk bersandar jika lelah. Sekarang ganti rokmu dengan celana panjang ini di dalam kamar mandi di restoran ini. Setelah itu, pakai semua perlengkapan berkendaranya." Darren mendorong pelan Calista untuk segera mengganti roknya dengan celana yang akan membuatnya nyaman berkendara.     

Setelah beberapa menit, Calista sudah keluar dengan memakai celana panjang bahan tebal dengan jaket sebagai penutup di bagian atasnya.     

"Kemarilah. Pakai helm mu." Darren mengambil helm model wanita dan dipasangkan diatas kepala Calista. Perempuan cantik itu menurut saja apa yang dilakukan sang suami. Darren yang sudah lengkap memakai perlengkapan berkendaranya, tampak sangat gagah dan tampan dengan jaket yang pas di badan.     

"Sudah siap, Nyonya Anderson?" Calista yang masih was-was, memegang pinggang Darren erat-erat sambil memeluknya.     

"Hati-hati ya jangan ngebut. Ingat, aku sedang hamil!" Calista mengingatkan Darren yang dikhawatirkan akan menggila dijalanan jika tidak diberitahu.     

"Jangan khawatir, tujuanku naik motor bukan untuk ngebut. Tapi untuk menikmati Bali dengan udaranya yang sejuk. Ibu hamil perlu itu bukan?" Jawab Darren terkekeh. Matanya melihat jalinan tangan Calista di perutnya yang berpegang erat. Sekilas pria bermata hijau tersenyum dan beberapa detik kemudian, motor besar itu pun mulai berjalan membelah kota Seminyak.     

Touring di Seminyak memberikan kesan modern, formal, serta mewah. Untuk Calista dan Darren yang menyukai tempat sepi dan tenang, Seminyak tempat yang sangat cocok. Disini banyak tempat shoping, fine dining, SPA dan night life. Karena Seminyak sudah menjadi pusatnya high end butik, restoran kelas atas dan SPA.     

Calista sangat menikmati sore harinya dengan berkendara. Darren mengendarai motor dengan hati-hati. Tidak disangka, pria yang tampak selalu rapih dengan jas dan dasinya ini, bisa tampak berbeda dengan pakaian bermotornya.     

"Kamu suka?" Darren melihat wajah Calista dari sebelah kiri.     

"Suka. Aku suka sekali. Tapi Darren, aku baca di internet kalau aku tidak boleh banyak naik motor di awal-awal kehamilan. Nanti kalau janin sudah berupa bayi yang lengkap, barulah aku bebas untuk naik apa saja." Calista berbisik sambil meletakkan hidungnya di punggung Darren.     

"Begitukah? Ya sudah, kita kembali saja ke hotel kalau begitu." Darren memutar motornya kembali ke tempat awal dimana mereka naik. Motor yang Darren kendarai merupakan motor yang baru dibelinya dan akan dibawa pulang dengan menggunakan jasa pengantaran khusus.     

"Kita mampir drive thru ya beli cemilan buat di kamar. Aku mudah lapar kalau tengah malam." Jawab Calista.     

"Okay." Sahut Darren.     

"Andaikan kemesraan ini tidak dibayang-bayangi sebuah kertas kontrak, Calista bersedia untuk hamil dan melahirkan anak Darren sebanyak mungkin, tidak Cuma tiga anak. Karena Calista pun menyukai anak-anak kecil." Batin Calista.     

Darren masuk kedalam sebuah portal masuk restoran Jepang yang menyediakan drive thru. Calista memilih paket nasi plus lauk ikan dan ayam juga salad. Darren mengernyitkan dahinya. Katanya cemilan, kenapa ada nasinya? Pikirnya. Mungkin cemilan bagi wanita hamil harus ada nasi, pikirnya lagi.     

Touring mereka yang hanya berlangsung setengah jam itu harus berakhir terpaksa juga karena tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Beruntung motor yang Darren kendarai sudah sampai lobi hotel. Darren pun melanjutkan motornya menuju basemen parkiran khusus VVIP. Calista ikut serta menuju basemen.     

Alangkah bagusnya kalau aku punya motor sendiri. Jadi aku bisa kemana-mana tanpa menunggu supir mengantarkan. Tapi mana boleh sama Darren. Batin Calista sambil menatap motor biru besar yang mereka tunggangi hanya setengah jam itu.     

"Aku akan membelikanmu motor nanti." Ujar Darren.     

"Oya, kapan?" Spontan kedua mata Calista berbinar-binar dan tangannya menarik ujung jaket Darren.     

"Tergantung …"     

"Tergantung apanya?"     

"Tergantung apakah aku puas malam ini." Jawab Darren sambil berjalan lebih cepat dengan langkah panjangnya.     

"KAMU! Dasar Mesum!" Calista mengejar Darren dan hendak memukul punggung dan lengannya namun Darren berhasil menghindar dan berlari menjauh dari amukan wanita hamil. Beberapa orang yang melihat tersenyum melihat adegan tersebut.     

-----     

"Lewis, apa kamu yakin kamu tidak tahu kalau Darren sudah menikah?" Grace menghempaskan bokongnya ke atas sofa empuk yang ada didalam hotel Lewis.     

"Apa aku harus tahu semua kegiatannya? I'm not his babysitter." Jawab Lewis, sambil membuka kemejanya dan membuangnya ke keranjang pakaian kotor.     

"Kamu tahu kan, aku menyukai Darren sejak kecil. Saat Britney meninggalkannya, aku sangat gembira dan merasa menang. Tapi, ternyata kini ada perempuan lain diluar dugaanku. Siapa perempuan itu? Anak pengusaha mana dan siapa nama orangtuanya?" Grace sangat gusar dan meletakkan kedua tangannya diatas lutut sambil menggigit kuku jarinya.     

"Entahlah, aku tidak tahu dan tidak mau tahu." Jawab Lewis sambil menuju kamar mandi dan menyiram sekujur tubuhnya dibawah kucuran air hujan buatan.     

"Kamu yakin tidak tahu atau tidak mau memberitahuku?" Grace berteriak ke Lewis yang tampaknya sudah tidak mendengarkan ucapannya lagi.     

"SIALAN! Aku kalah cepat dari perempuan itu! Dengan bercerainya Britney, kupikir aku ada harapan besar. Ternyata, Darren menikah sebelum Britney bercerai. Sial sial sial! Tahu begitu sejak lama aku kembali ke Indonesia." Pikir Grace.     

Sambil menunggu Lewis keluar dari kamar mandi, Grace mengambil minuman anggur yang ada di dalam rak minibar Lewis. Cukup lengkap minuman yang ada didalam kamar ini. Bahkan kalau didalam kamar saja, penghuni kamar tidak akan merasa kesepian jika ditemani semua minuman ini dan musik yang berasal dari radio di ruang tamu.     

Grace membuka portal online berita infotainment. Terdapat sebuah berita tentang dirinya yang memberitakan kepulangannya. Ya, dia adalah seorang selebritis inetrnasional yang mengadu nasib dengan menjadi model busana ternama dan bermerk di negara paman Sam. Kepulanganya tentu saja akan menjadi rebutan para desainer yang ingin mensponsori dirinya untuk memperkenalkan karya seni mereka.     

Grace tiba-tiba teringat dengan Sara, maminya Darren. Dia juga seorang perancang dan memiliki butik langganan para artis.     

"Aku harus mendekati maminya Darren. Darren anak yang sangat berbakti jadi pasti semua keinginan orangtuanya tidak akan ditolaknya. Cih! Mau menolak pesona seorang Grace? In your dream, Darren!" gumam Grace.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.