Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

BAB 71: Kaki Terbuka



BAB 71: Kaki Terbuka

0Calista kaget mendengar suara Darren yang berhembus di telinganya.     

"Kamu! Sejak kapan ada dibelakangku?" Calista ingin berdiri menjauh namun tangan Darren menahan bahunya untuk tetap duduk ditempat.     

"Kamu benar-benar perempuan ceroboh, tidak mawas diri, dan terlalu fokus sama satu hal sehingga mengabaikan hal lainnya. Kenapa tidak pernah belajar dari kejadian sebelum-sebelumnya?" Darren duduk di sebelah sofa yang Calista duduki.     

"Disini cuma ada kamu. Apa yang harus aku waspadai? Memangnya kamu ingin memakanku?" Calista tidak percaya dengan apa yang dikatakannya. Matanya membelalak lebar menyadari kesalahan dari cerobohnya ucapan.     

"Hehehe, apa kamu sedang memancingku? Bagaimana kalau aku memberikan pemanasan terlebih dahulu?" Darren menyentuh rambut tercepol diatas kepala sang istri namun tidak melepaskannya. Jarinya turun perlahan hingga ke leher jenjang Calista membuat perempuan tersebut memejamkan matanya menahan rasa geli yang menjalar di sekujur tubuhnya.     

"Darren, aku sedang bekerja. Kamu juga dengar kan apa kata dokter? Kita tidak boleh terlalu sering berhubungan di trimester pertama ku." Calista berusaha mencari cara agar Darren tidak selalu menuntut haknya setiap saat.     

"Yang aku dengar, dokter bilang agar aku berhati-hati untuk tidak terlalu semangat bercinta dengan istriku." Jawab Darren mengelak.     

"Huft, terserahlah. Tapi please Darren, malam ini aku harus menuntaskan tugasku. Aku sudah menundanya lumayan lama. Aku tidak enak sama mami." Jawab Calista menatap Darren dengan pandangan memohon.     

"Begini saja. Bagaimana kalau aku yang mengerjakan tugas dari mami, dan kamu mengerjakan tugas yang sebenarnya harus kamu lakukan? Hmm?" Darren mengambil laptop dari pangkuan Calista ke sebelahnya dan mengangkat tubuh Calista yang masih ringan diatas pangkuannya.     

Kini posisi Calista sudah berada di atas pangkuan Darren dengan kaki terbuka menjepit paha sang suami bermata hijau. Kedua tangan Calista memegang lengan kekar sang suami.     

Darren Meraba lengan mulus sang istri dan membuka bulatan kecil yang terbuat dari plastic yang berjajar rapih di bagian depan daster yang dikenakan Calista.     

"Kenapa kamu suka sekali memakai daster untuk tidur? Bukankah lingerie lebih seksi? Hmm?" tampak bra berwarna hitam sudah terlihat dihadapan Darren.     

"Aku tidak nyaman memakai pakaian kurang bahan seperti itu." Jawab Calista polos.     

"Hahahaha … aku baru dengar ada perempuan yang menyebut lingerie adalah pakaian kurang bahan. Dan, itu adalah dari istriku sendiri." Darren tertawa mendengar jawaban polos sang istri.     

"Lalu kamu menyebutnya apa, pakaian yang hanya terbuat dari bahan kurang dari setenga meter dan banyak ventilasi di antaranya. Hanya mereka yang berdompet tebal dan tidak memikirkan hari ini harus makan apa, yang bisa membelinya." Jawab Calista tertunduk malu.     

"Ya, segmen pasarnya berbeda. Orang-orang yang berpendapat seperti kamu, akan memilih daster yang satu model pakaian bisa dipakai untuk disetiap situasi." Jawab Darren sambil perlahan tali pengait bra sang istri pun terlepas dari ikatannya.     

"Darren, mengenai kontrak kita. Aku ingin kamu berjanji padaku, kelak kamu harus mendapatkan ibu yang baik dan sayang pada anak-anak kita. Aku tidak ingin mereka tumbuh kurnag kasih sayang dan …ummppphh." Darren menarik tubuh Calista dan menyesap leher jenjang yang diincarnya sejak tadi. Bibir Calista pun tidak luput dari pagutan ganasnya. Darren ingin membekap mulut perempuan diatasnya ini yang berbicara sembarangan dan tidak enak didengar.     

"Kita pikirkan itu nanti. Sekarang, yang harus kita pikirkan adalah bagaimana memanfaatkan momen-momen ini sebelum perutmu semakin membesar dan kamu tidak bisa melayaniku dengan maksimal." Darren melepaskan piyama kemejanya. Kini sepasang suami istri itu pun bergumul memadu asmara dengan penuh kegairahan membuncah.     

-----     

"Akhirnya aku bebas. Aku bisa mendekati Darren lagi tanpa halangan dan tuntutan harus memenuhi kebutuhan gila si Donni. Tapi, kemana Darren? Telponny aktif tapi telpon dariku tidak pernah diangkat. Apa mungkin dia mulai mengabaikan aku? Huhh, jangan harap kamu bisa menjauhkanku Darren!" Britney bergumam sendirian didalam kamar. Kamar yang besok bukan lagi miliknya.     

Besok dia akan menjadi janda dari Donni Rickman. Pria yang menganggapnya hanya mainan dan pemuas nafsu. Besok Britney akan memiliki kehidupan baru sebagai seorang janda cantik, pikirnya. Dave! Ya Dave adalah batu loncatan selanjutnya. Aku akan mendekati pria itu. Tampaknya dia pria mapan yang bisa di andalkan untuk saat ini.     

Britney memencet beberapa nomer dan melakukan panggilan kepada seseorang yang dia temui tadi pagi hingga menjelang siang hari.     

"Dave, kamu ada waktu bertemu denganku besok?"     

"Besok? Apa ada sesuatu yang harus dirayakan?" Jawab Dave sambil berteriak demi menjawab pertanyaan diujung seberang.     

"Kamu … dimana sekarang? Lagi di diskotik ya?" Britney mendengar music menghentak yang menyusup ke indera pendengarannya.     

"Ya, kemarilah. Aku ada berikan alamatnya di pesan tertulis. Kutunggu kamu disini untuk menghabiskan malam dengan penuh suka cita." Dave mengangkat gelas berisi wine tinggi-tinggi. Wanita, minuman, dan musik adalah kombinasi yang sangat pas untuk pria seperti Dave, yang mengagungkan gaya hidup hedonism.     

"Okay, aku tunggu sekarang." Sambil menunggu, Britney menuju lemari baju dan memilih pakaian yang akan dipakainya untuk clubbing. Setelah mendapatkan baju yang dikehendaki, Britney mematut dirinya dan bersiap-siap untuk pergi ke pesta yang lama tidak di hadirinya.     

"STAR CLUB! Baiklah aku dataaaang." Britney melonjak kegirangan setelah mengetahui diskotik yang akan didatanginya adalah diskotik yang menjadi langganan dia dan temannya dulu.     

-----     

"Maaf, nona mau kemana sudah malam begini?" Seorang penjaga mansion menghadang jalan Britney yang akan segera masuk kedalam mobil.     

"Aku mau kemana, itu bukan urusanmu! Oya, malam ini adalah terakhir aku menjadi nyonyamu. Jadi, antarkan aku ke tempat aku ingin menghabiskan malam terakhirku sebagai nyonya Donni Rickman." Britney melempar kunci mobil ke arah penjaga yang menghadang tadi dan dengan cekatan ditangkap oleh pria berseragam safari tersebut.     

-----     

Mobil silver terbaru keluaran Eropa yang dihibahkan kepada Britney sebagai kompensasi perceraian dini, menemani Britney membelah malam menuju tempat dimana kenikmatan semalam banyak terjadi.     

Perasaan lega dan euforia kegembiraan mendapat surat cerai dari Donni membuat Britney tersenyum lebar sepanjang jalan. Banyak yang ingin dilakukan selepas menjadi janda Rickman.     

Sesampainya didalam diskotik, mata dan telinga Britney langsung disegarkan dengan suguhan kehidupan malam yang liar dan panas.     

Sebuah alunan musik menghentak, minuman keras, dan orang-orang yang berlenggak-lenggok mengikuti alunan musik seperti merasakan hidup hanyalah sekali dan harus dinikmati sesuka hati tanpa batasan.     

"Kamu … dimana sekarang? Aku sudah sampai dan ada didepan meja bar." Britney menelpon Dave dengan berteriak karena hingar bingar musik tidak memungkinkan untuk bicara dengan suara pelan.     

"Aku segera kesana." Dave menutup telponnya .     

"Kamu mau kemana sayang?" Seorang perempuan penghibur dengan pakaian kurang bahan dan bergincu tebal memegang lengan Dave yang akan beranjak berdiri.     

"Tunggu aku, jangan kemana-mana. Kamu milikku malam ini." Dave mencium bibir perempuan itu dengan liar dan ganas lalu pergi meninggalkannya keluar ruangan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.